Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Hepatitis D general_alomedika 2022-07-12T14:28:36+07:00 2022-07-12T14:28:36+07:00
Hepatitis D
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Hepatitis D

Oleh :
dr. Devina Sagitania
Share To Social Media:

Hepatitis D adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D atau HDV. Virus ini merupakan virus RNA rantai tunggal yang hanya mengkode 2 protein, yaitu antigen besar dan kecil, sehingga membutuhkan bantuan virus hepatitis B untuk bereplikasi dan menginfeksi hepatosit. Infeksi hepatitis D tidak dapat terjadi tanpa adanya virus hepatitis B.[1,2]

Virus hepatitis D (HDV) merupakan patogen yang defek, sehingga infeksinya muncul dalam bentuk koinfeksi dengan virus hepatitis B (HBV), yaitu infeksi kedua virus selama paparan yang sama, atau dapat berkembang sebagai superinfeksi, yaiitu seseorang yang sudah terinfeksi hepatitis B kronis kemudian terinfeksi HDV.[3]

Hepatitis D-min

Diagnosis hepatitis D dapat ditegakkan berdasarkan adanya bukti infeksi HDV pemeriksaan serologi (antibodi HDV, HDV RNA) dan ditemukannya antigen permukaan HBV (HBsAg). Gold standard untuk pemeriksaan infeksi hepatitis D adalah tes HDV RNA, untuk mengkonfirmasi viraemia yang sedang berlangsung.[4,5]

Tata laksana definitif untuk hepatitis D sampai saat ini belum ada yang disetujui oleh FDA, namun beberapa ahli saat ini melakukan terapi menggunakan IFN-a dan peginterferon alfa (pegylated IFN/peg-IFN)-alpha 2a maupun peg-IFN-alfa 2b untuk hepatitis D kronik. Untuk infeksi akut hepatitis D, terapi antivirus tidak diindikasikan. Perawatan suportif dan transplantasi hati pada kasus gagal hati akut direkomendasikan.[3]

Prognosis hepatitis D ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu dari derajat keparahan penyakit pada serangan akut maupun kronisitas penyakit, serta faktor komorbid, seperti koinfeksi dengan HIV, kondisi imunosupresi, serta perilaku seksual berisiko tinggi seperti bergonta-ganti pasangan seksual, maupun homoseksual.[6,7]

Referensi

1. WHO. Hepatitis D. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-d
2. Stockdale et al. The global prevalence of hepatitis D virus infection: systematic review and metaanalysis. Journal of Hepatology. 2020.
3. Koh et al. Pathogenesis of and New Therapies for Hepatitis D. Department of health & human services USA. 2019.
4. Lee AU and Lee C. Hepatitis D Review: Challenges for the Resource-Poor Setting. MDPI. 2021.
5. Saleem, et al. Delta hepatitis: Toward improved diagnostics. Hepatology. 2017.
6. Buti M, Stepanova M, Palom A, Riveiro-Barciela M, Nader F, et al. Chronic hepatitis D associated with worse patient-reported outcomes than chronic hepatitis B. JHEP Reports. Vol. 3, Issue 3, 2021. 100280. ISSN 2589-5559. https://doi.org/10.1016/j.jhepr.2021.100280.
7. Pan American Health Organization (PAHO), Regional Office of the World Health Organization (WHO). Hepatitis D. 2012.

Patofisiologi Hepatitis D

Artikel Terkait

  • Manajemen Hepatitis B pada Populasi Khusus
    Manajemen Hepatitis B pada Populasi Khusus
  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
    Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C
    Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 April 2025, 06:44
Apakah pasien hepatitis B harus diterapi seumur hidup?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya. Apakah terapi pd pasien hepatitis b harus diberikan seumur hidup?Jika tidak, kapan kita bisa stop untuk terapi hepatitis b...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 17:10
Tatalaksana mual pada Pasien post HD dengan HbSAg positif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter..Izin bertanya, saya ada pasien perempuan usia 65th, datang dengan keluhan sesak nafas, perut rasa begah, mual dan demam. Pasien post HD 1 hari...
Anonymous
Dibalas 13 Juni 2024, 08:56
Terapi Hepatitis B apakah harus seumur hidup?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Untuk terapi hepatitis biasanya berlangsung berapa lama? Apakah penderita harus minum obat seumur hidup? Kemudian kapan kita bisa cek...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.