Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Hepatitis D general_alomedika 2022-07-12T14:34:22+07:00 2022-07-12T14:34:22+07:00
Hepatitis D
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Hepatitis D

Oleh :
dr. Devina Sagitania
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan terkait infeksi virus hepatitis D atau HDV dilakukan berkaitan dengan terapi suportif untuk pasien dengan infeksi HDV serta vaksinasi hepatitis B bagi kelompok berisiko. Kelompok berisiko yang dimaksud, antara lain adalah tenaga kesehatan, mereka yang aktif secara seksual, serta pengguna jarum suntik.

Edukasi Pasien

Edukasi pasien yang mengalami infeksi HDV meliputi perjalanan penyakit yang dapat menjadi kronik.

Selain itu, pasien juga harus diedukasi untuk tidak mengkonsumsi obat yang sifatnya hepatotoksik, seperti paracetamol. Apabila pasien memiliki penyakit kronis atau infeksi yang memerlukan terapi rutin dengan obat tertentu dengan jangka panjang yang sifatnya hepatotoksik, seperti aspirin dan isoniazid, maka pasien harus dikonsulkan kembali untuk kontrol atau mengganti pengobatan.[25]

Diet dan Cara Makan

Pasien perlu diinformasikan mengenai diet dan cara makan, mengingat keluhan mual dan muntah yang mungkin akan mengganggu intake makanan pasien. Pada infeksi HDV pasien disarankan untuk diet tinggi kalori untuk mencegah terjadinya katabolisme, protein 1,25 sampai 1,5 g/kgBB/hari, dan diet lemak yang tidak jenuh (unsaturated) yang cukup sesuai kebutuhan.[25]

Pasien harus diedukasi mengenai cara makan yang dapat meningkatkan asupan pada keadaan mual dan muntah, misalnya dengan makan dengan porsi sedikit tapi sering. Selain itu, pasien juga perlu diedukasi kemungkinan mendapatkan terapi NGT dan diet parenteral apabila kebutuhan nutrisi tidak tercapai.[25]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Masyarakat perlu mendapat edukasi mengenai pencegahan penularan hepatitis D yang koinfeksi atau superinfeksi dengan virus Hepatitis B dan penapisan pada individu berisiko tinggi. Berikut upaya pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan:

  • Penggunaan jarum suntik yang aman dan alat pelindung kesehatan di lingkungan pelayanan kesehatan
  • Perilaku seksual yang sehat; tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan kondom saat berhubungan seksual
  • Tidak menggunakan tato atau tindik yang tidak diketahui sterilitas peralatannya[1]

Vaksinasi terhadap HBV

Vaksinasi terhadap Hepatitis B virus (HBV) dapat mencegah koinfeksi dan superinfeksi HDV, saat bayi baru lahir, usia 2, 3 dan 4 bulan, booster usia 18 bulan, serta anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang belum vaksinasi hepatitis B. Imunisasi hepatitis B mengurangi risiko infeksi HDV akibat infeksi HBV dan tidak memberikan perlindungan terhadap HDV bagi mereka yang sudah terinfeksi HBV.

Referensi

1. WHO. Hepatitis D. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-d
25. Heiner Wedemeyer and Michael P. Manns. Epidemiology, pathogenesis and management of hepatitis D: update and challenges ahead. Nat. Rev. Gastroenterol. Hepatol. 2010.

Prognosis Hepatitis D

Artikel Terkait

  • Manajemen Hepatitis B pada Populasi Khusus
    Manajemen Hepatitis B pada Populasi Khusus
  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
    Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C
    Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 April 2025, 06:44
Apakah pasien hepatitis B harus diterapi seumur hidup?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya. Apakah terapi pd pasien hepatitis b harus diberikan seumur hidup?Jika tidak, kapan kita bisa stop untuk terapi hepatitis b...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 17:10
Tatalaksana mual pada Pasien post HD dengan HbSAg positif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter..Izin bertanya, saya ada pasien perempuan usia 65th, datang dengan keluhan sesak nafas, perut rasa begah, mual dan demam. Pasien post HD 1 hari...
Anonymous
Dibalas 13 Juni 2024, 08:56
Terapi Hepatitis B apakah harus seumur hidup?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Untuk terapi hepatitis biasanya berlangsung berapa lama? Apakah penderita harus minum obat seumur hidup? Kemudian kapan kita bisa cek...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.