Edukasi dan Promosi Kesehatan Norovirus
Edukasi gastroenteritis akibat norovirus adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Promosi kesehatan Norovirus adalah memberikan edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat serta dengan menunda masuk sekolah atau kerja selama sakit.[4,6]
Edukasi Pasien
Pasien diberikan edukasi terkait gejala, cara penularan, terapi di rumah (home management), dan tanda bahaya. Terdapat banyak tipe Norovirus, sehingga pasien bisa saja reinfeksi.[2,6]
Untuk mencegah penyebaran norovirus, pasien disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun, melakukan desinfeksi, mencuci pakaian yang terkontaminasi, dan menunggu sekitar 2 hari pasca gejala membaik sebelum berkontak dengan orang lain.[6]
Mencuci Tangan
Pasien disarankan untuk mencuci tangan dan menjaga kebersihan tangan dengan cara menggunakan sabun serta air mengalir selama minimal 20 detik pasca kontak dengan pasien suspek atau terkonfirmasi Norovirus. Sanitizer berbasis alkohol boleh digunakan, namun desinfeksi paling efektif dengan sabun dan air.[2,6]
Desinfeksi
Desinfeksi seluruh permukaan yang terkontaminasi dengan desinfeksi berbahan dasar pemutih (bleaching), terutama pada area persiapan makanan. Selain itu, mencuci sayur dan buah serta memasak makanan laut dengan matang sebelum dikonsumsi.[2,6]
Mencuci Pakaian
Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi, cuci pakaian yang terkontaminasi dengan deterjen dan air panas, lalu keringkan dengan suhu tinggi (mesin pengering).[6]
Isolasi Diri
Jika gejala sudah membaik, sebaiknya tunggu 2 hari sebelum melakukan kontak atau bertemu dengan orang lain. Selain itu tunda hingga benar-benar pulih sebelum menyiapkan makan atau merawat orang lain.[6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pada beberapa studi, dengan berbagai kualitas bukti ilmiah, pencegahan dan pengendalian penyakit Norovirus pada setting klinis sudah banyak dilakukan. Salah satunya terangkum pada Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC), yaitu sebuah panduan yang dipublikasi pada tahun 2011. Strategi yang digunakan adalah pengembangan kebijakan staf dan pasien, cuci tangan (hand hygiene), dan desinfeksi lingkungan yang adekuat.[2]
Wabah norovirus meningkat di musim dingin. Pencegahan dan pengendalian penyakit ini dapat dilakukan oleh Public Health, yaitu dengan cara mengidentifikasi wabah, mengontrol wabah, menentukan sumber dan mode transmisi, dan merekomendasikan penundaan kerja, sekolah, ataupun pertemuan pada orang sakit.[10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini