Patofisiologi Norovirus
Patofisiologi norovirus adalah transmisi virus melalui rute fekal-oral, aerosol, dan kontaminasi, yang kemudian dapat menyebabkan gastroenteritis dengan manifestasi berupa diare, mual, dan muntah. Masa inkubasi 1‒2 hari dan gejala berlangsung 1‒3 hari. Norovirus mencetuskan kerusakan pada vili usus halus yang menyebabkan malabsorbsi.[2,4]
Norovirus sangat menular. Norovirus dapat menginfeksi hanya dengan 10 virion, yang menyebabkan penyakit pada 50% individu yang terinokulasi. Virus ini sangat stabil di lingkungan. Selain itu, Norovirus juga tahan pada suhu dingin, panas (hingga 60 derajat Celcius), desinfeksi dengan klorin, kondisi asam, cuka, alkohol, cairan antiseptic, dan konsentrasi gula tinggi.[3]
Patogenesis Norovirus
Mode transmisi norovirus utamanya adalah melalui rute fekal-oral, seperti halnya gastroenteritis, selain itu beberapa mode lain yang terlaporkan adalah melalui aerosol partikel virus pada vomitus, melalui kontaminasi (makanan, air, dan lingkungan).
Dalam beberapa penelitian, masing-masing genotipe Norovirus dikaitkan dengan mode transmisi tertentu. Masa inkubasi adalah sekitar 1–2 hari, dan gejala berlangsung 1 – 3 hari (lebih lama pada individu imunokompromais misalnya pada pasien HIV). Peluruhan virus (viral shedding) terjadi hingga 3 minggu setelah infeksi.[2,4]
Infeksi Norovirus mempunyai ciri khas adanya kerusakan pada microvilli usus halus. Pada pemeriksaan mikroskopis, vili menjadi lemah, meskipun mukosa dan epitel tetap utuh. Diare diinduksi oleh malabsorpsi D-xylose dan lemak, dengan disfungsi enzim pada brush border, disertai leak flux dan sekresi anion.[4]
Gejala muntah berkaitan dengan perubahan yang dimediasi virus pada motilitas gaster dan pengosongan lambung tertunda. Tidak ada lesi histopatologi pada mukosa gaster pasien yang terinfeksi. Norovirus tidak menginvasi kolon, sehingga leukosit fekal biasanya tidak ada, dan jarang menyebabkan hematochezia.[4]
Virus Norovirus
Norovirus adalah virus RNA dari family Caliciviridae, yaitu nonenveloped virus. Virus jenis ini sel terinfeksi (host) yang lisis untuk dapat melepaskan virion baru. Namun, belum diketahui secara pasti mekanisme penyebab sel host mati dan lisis.
Suatu studi mengidentifikasi mekanisme molekuler kematian sel yang disebabkan oleh norovirus. Norovirus NTPase NS3 yang dikodekan norovirus berisi domain bundel empat heliks N-terminal yang homolog dengan domain gangguan membran dari pseudokinase mixed lineage kinase domain-like (MLKL).[5]
Temuan ini menunjukkan bahwa norovirus memiliki domain pembentuk MLKL-like pore-forming untuk memfasilitasi keluarnya virus dengan menginduksi disfungsi mitokondria.[5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini