Edukasi dan Promosi Kesehatan Shigellosis
Edukasi dan promosi kesehatan pada kasus shigellosis berfokus pada pencegahan infeksi dan transmisi Shigella sp. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi dan higienitas, pemberian suplemen, pemberian ASI, dan vaksinasi.[1,2]
Edukasi Pasien
Pasien dan pengasuh perlu diedukasi untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik, terutama setelah buang air. Pasien dengan kultur feses yang masih positif tidak diperbolehkan mengelola bahan pangan maupun memasak makanan. Konversi kultur feses menjadi negatif biasanya terjadi 2 hari setelah inisiasi terapi antibiotik.
Sarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual (baik vaginal, anal, maupun oral) selama minimal 2 minggu setelah diare sembuh. Hindari pula berenang di kolam renang umum untuk mencegah transmisi lebih lanjut.
Selama sakit, pasien sebaiknya tidak menjalani aktivitas sekolah atau bekerja hingga 48 jam setelah sembuh.
Penggantian popok pada bayi yang terinfeksi perlu dilakukan dengan kewaspadaan transmisi penyakit, yaitu dengan segera memasukkan popok ke dalam kantong yang tertutup rapat dan membuangnya, serta membersihkan jika ada tumpahan feses. Selanjutnya, orang tua perlu mencuci tangan serta tangan bayi dengan sabun dan air mengalir.[1,2]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit shigellosis dapat dilakukan dengan meminum air yang matang atau terjaga kebersihannya, serta menghindari makan makanan mentah atau setengah matang, terutama saat mengunjungi daerah di negara berkembang.
Pencegahan juga bisa dilakukan dengan klorinasi sumber air kotor, serta menghindari menelan air saat beraktivitas di kolam renang atau danau.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah dengan sanitasi rendah, jika tidak tersedia sabun dan air mengalir, gunakan hand-sanitizer yang mengandung minimal 60% alkohol. Hindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.[2,5]
Cuci Tangan
Mencuci tangan merupakan tindakan sederhana yang dapat dilakukan untuk pencegahan. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik, yaitu pada saat:
- Anak-anak: setelah bermain di luar rumah, sebelum makan, saat datang dan meninggalkan tempat penitipan anak
- Dewasa: sebelum, selama, dan sesudah menyiapkan makanan/memasak, sebelum makan, sebelum dan sesudah merawat penderita, setelah menggunakan toilet, setelah mengganti popok, dan setelah membantu anak buang air di toilet[2,5]
Vaksinasi
Vaksinasi untuk Shigella sp sudah mulai dikembangkan. Imunitas yang diberikan oleh vaksin ini spesifik untuk masing-masing serotipe Shigella sp. Saat ini pengembangan vaksin difokuskan pada Shigella dysenteriae tipe 1 dan Shigella flexneri karena memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi.
Salah satu vaksin yang telah dilakukan uji klinis adalah vaksin polisakarida spesifik-O terkonjugasi yang dinilai dapat menurunkan infeksi Shigella sonnei pada anak berusia 3–4 tahun.[1,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani