Prognosis Shigellosis
Prognosis shigellosis umumnya baik pada sebagian besar kasus pada individu imunokompeten karena dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 5–10 hari. Meski begitu, shigellosis akibat infeksi Shigella dysenteriae biasanya menimbulkan gejala dan komplikasi yang lebih berat.[1,2]
Komplikasi
Komplikasi shigellosis meliputi komplikasi intestinal dan komplikasi sistemik sebagai berikut.[1,2,5]
Komplikasi Intestinal
Perforasi kolon merupakan komplikasi yang sangat jarang terjadi. Komplikasi ini umumnya hanya terjadi pada bayi dan pasien malnutrisi, dan umumnya terjadi pada shigellosis yang disebabkan oleh S. flexneri atau S. dysenteriae.
Obstruksi intestinal dapat terjadi pada penyakit berat, dan umumnya terjadi pada shigellosis yang disebabkan oleh S. dysenteriae.
Megakolon toksik umumnya terjadi pada shigellosis yang disebabkan oleh S. dysenteriae.
Proktitis atau prolaps rektal dapat terjadi pada bayi dan anak-anak yang mengalami tenesmus berat.[1,2,5]
Komplikasi Sistemik
Komplikasi sistemik mencakup syok hipovolemik, bakteremia, dan sindrom uremik hemolitik.[1,2,5]
Bakteremia:
Bakteremia dapat terjadi pada shigellosis yang disebabkan oleh S. flexneri dan S. dysenteriae, dan berkaitan dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Pasien yang berisiko mengalami bakteremia yaitu balita, lansia dengan penyakit komorbid, dan pasien immunocompromised. Bakteremia dapat menyebabkan gagal ginjal, hemolisis, trombositopenia, perdarahan gastrointestinal, hingga syok.
Sindrom Uremik Hemolitik:
Sindrom uremik hemolitik atau hemolytic uremic syndrome (HUS) dapat terjadi pada bayi dan anak-anak dengan kerusakan ginjal akut, namun jarang.
Hiponatremia:
Hiponatremia dapat terjadi akibat sindrom gangguan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan umumnya terjadi pada shigellosis yang disebabkan oleh S. dysenteriae.
Reaksi Leukemoid:
Reaksi leukemoid dengan hitung leukosit > 50.000/mm3 dapat terjadi pada anak usia 2-10 tahun.
Gangguan Neurologi:
Kejang umum berkaitan dengan mortalitas yang tinggi, terutama pada anak usia <15 tahun.
Ensefalopati dengan letargi, confusion, dan nyeri kepala dapat terjadi pada pasien anak yang dirawat inap.
Artritis Reaktif:
Artritis reaktif atau sindrom Reiter: dapat terjadi pada shigellosis yang disebabkan oleh S. flexneri, namun jarang.
Vulvovaginitis:
Vulvovaginitis dengan atau tanpa diare dapat terjadi pada perempuan muda dengan gejala discharge vagina yang tidak nyeri.
Keratitis
Keratitis jarang terjadi, namun perlu dipertimbangkan pada pasien anak yang datang dengan gangguan penglihatan dan riwayat diare beberapa hari terakhir.
Miokarditis Akut:
Miokarditis akut dapat terjadi pada pasien anak, dan umumnya terjadi pada shigellosis yang disebabkan oleh S. Sonnei.[1,2,5]
Prognosis
Shigellosis dengan diagnosis dan terapi yang dini memiliki prognosis yang baik, dimana pasien dapat sembuh tanpa sekuel. Resolusi penyakit terjadi dalam 5-7 hari setelah onset gejala.
Komplikasi hingga kematian dapat terjadi terutama pada kelompok risiko tinggi seperti bayi, anak, lansia, dan individu immunocompromised. Pada pasien dengan gejala berat seperti delirium, kejang, dan koma dengan sedikit atau tanpa diare, kematian dapat terjadi dalam 12-24 jam.
Beberapa faktor yang memperburuk prognosis yaitu terapi yang tertunda, status immunocompromised, durasi penyakit >7 hari, bayi, anak, dan lansia.[1,2]
Setelah infeksi, pasien akan bersifat karier (infeksius) selama 3-4 minggu, tetapi shedding bakteri dapat berlangsung hingga 6 minggu, bahkan setelah resolusi gejala. Imunitas terhadap shigellosis dapat terbentuk sesuai serotipe yang menginfeksi (bersifat serotype-specific).[1,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani