Panduan E-Prescription Shigellosis
Panduan e-prescription shigellosis ini dapat digunakan dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Shigellosis merupakan infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Shigella sp., yang ditularkan melalui jalur fekal-oral. Shigellosis akan menimbulkan gejala disentri yang disertai nyeri perut dan tenesmus.[1,2,5]
Tanda dan Gejala
Gejala tipikal shigellosis antara lain diare akut cair, mukoid, atau berdarah, dengan atau tanpa demam, mual, muntah, anoreksia, letargi, tenesmus, dan nyeri abdomen. Gejala dehidrasi perlu diawasi.
Pada anamnesis, harus ditanyakan faktor risiko yang berkaitan untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit. Oleh karena transmisi oral-fekal, maka beberapa faktor risiko shigellosis adalah sanitasi dan higienitas buruk, termasuk pemukiman padat, sumber air tidak bersih, makanan atau minuman yang terkontaminasi, serta seks oral. Kondisi malnutrisi pada anak juga dapat meningkatkan morbiditas.
Tentukan derajat dehidrasi, apakah ringan, sedang, atau berat. Tanyakan tanda dan gejala demam, mata cekung, mukosa mulut kering, pernapasan cepat, perfusi jaringan turun, dan turgor kulit kembali lambat. Pada dehidrasi berat dapat terjadi gangguan tingkat kesadaran,[1,5]
Peringatan
Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan apabila pasien shigellosis mengalami red flag berikut:
- Diare lebih sering, muntah berulang, dan tidak nafsu makan/minum
- Feses berdarah
- Tanda dehidrasi berat: mata cekung, mukosa mulut kering, pernapasan cepat, perfusi jaringan turun, dan turgor kulit kembali lambat
- Penurunan kesadaran
- Tidak membaik dalam 3 hari[3,4]
Perhatian pada pemberian medikamentosa:
- Tidak direkomendasikan pemberian obat-obatan antimotilitas, seperti loperamide, karena hanya akan memperlama infeksi dan meningkatkan ketahanan kuman
- Probiotik dapat diberikan, walaupun beberapa studi menyebutkan hal ini tidak bermanfaat
- Pemberian antibiotik empiris pada pasien dewasa dapat dipertimbangkan berdasarkan demografi dan insidensi resistensi
- Beberapa antibiotik sudah tidak direkomendasikan lagi penggunaannya pada shigellosis karena dinilai telah terdapat resistensi, yaitu aminoglikosida oral, ampisilin, cotrimoxazole, chloramphenicol, amoxicillin, asam nalidiksat, nitrofuran, dan tetrasiklin[1,2,5,6]
Medikamentosa
Terapi antibiotik empirik dapat segera diberikan sebelum ada hasil uji kepekaan antibiotik. Pemilihan antibiotik didasarkan pada resistensi regional dan demografi wilayah.[1,6]
Selain antibiotik, pasien perlu diminta untuk menjaga hidrasi. Sarankan penggunaan oralit per oral sesuai toleransi anak. Jika anak muntah atau diare sangat banyak, pasien sebaiknya dirujuk ke layanan kesehatan.[1,2,5,8]
Dewasa
Terapi lini pertama adalah:
Ciprofloxacin 15 mg/kg diberikan per oral 2 kali sehari dengan dosis maksimal 500 mg
Norfloxacin 10 mg/kg diberikan per oral 2 kali sehari dengan dosis maksimal 400 mg.
- Terapi diberikan selama 3 hari[1,6]
Terapi lini kedua adalah ceftriaxone 50-100 mg/kg diinjeksikan secara intramuskuler sekali sehari selama 2-5 hari tergantung keparahan penyakit. Pada pasien yang memerlukan obat ini, pasien perlu dianjurkan untuk datang ke layanan kesehatan.[1,6]
Anak
Terapi lini pertama adalah azithromycin diberikan dengan dosis 6-20 mg/kg per oral sekali sehari selama 4 hari.[1,6]
Pada anak dengan infeksi berat, pasien memerlukan rehidrasi cairan intravena dan antibiotik injeksi, sehingga sebaiknya dirujuk ke pusat kesehatan. Antibiotik yang diberikan adalah ceftriaxone 50-100 mg/kg intramuskuler sekali sehari selama 2-5 hari tergantung keparahan penyakit.[1,6]
Pemberian pada Ibu Hamil
Azithromycin dan ceftriaxone termasuk kategori B berdasarkan Food and Drug Administration (FDA). Sementara itu, ciprofloxacin termasuk kategori C berdasarkan FDA sehingga tidak diberikan pada ibu hamil.[9-11]