Patofisiologi Shigellosis
Patofisiologi shigellosis diawali dengan masuknya bakteri Shigella ke dalam mulut manusia. Setelah ditelan, bakteri masuk ke usus halus dan bermultiplikasi, kemudian masuk ke usus besar. Di usus besar, bakteri melakukan invasi dengan transitosis dan transpor melalui epitel basolateral menggunakan sel M yang bertanggung jawab untuk aktivasi imun jaringan limfoid usus oleh pengenalan antigen.
Mekanisme tersebut memicu pelepasan sitokin inflamasi seperti interleukin-1 (IL-1) dan IL-18 yang menyebabkan terjadinya inflamasi intestinal dan aktivasi lanjutan dari sistem imun bawaan. Bakteri lepas dari makrofag setelah terjadi apoptosis dan inflamasi.
Bakteri kemudian menginvasi epitel sekitar dan sistem imun dengan polimerisasi aktin interseluler. Bakteri akan mengaktifkan faktor nuklear (kappa B) di dalam sel dan menyebabkan produksi IL-8 yang menstimulasi perekrutan neutrofil di lokasi sehingga menyebabkan kerusakan epitel dan inflamasi lebih lanjut.[1,5]
Virulensi Shigella
Invasi bakteri ke dalam epitel kolon bergantung pada faktor virulensi yang dimediasi plasmid, yaitu enterotoksin 1 dan 2 yang memainkan peran dalam mengganggu absorbsi nutrien dan cairan sehingga menyebabkan diare. Hal lain yang mempengaruhi adalah toksin Shiga (Stx) yang bersifat sitotoksik, neurotoksik, enterotoksik; serta adanya type III secretion system (T3SS) and cognate effector proteins yang menyebabkan keparahan penyakit.[1,3]
Hanya dibutuhkan 10-200 organisme patogen untuk dapat menimbulkan penyakit shigellosis. Hal ini dikarenakan rendahnya sensitivitas bakteri Shigella terhadap asam lambung dan adanya pengurangan protein antibakteri host oleh bakteri.[1,2]
Penularan Penyakit
Shigellosis ditransmisikan melalui rute fekal-oral secara langsung antar-manusia, termasuk hubungan seksual. Shigellosis juga bisa ditransmisikan secara tidak langsung, yakni melalui paparan lingkungan, melalui serangga, makanan (food-borne), atau air (water-borne) yang terkontaminasi). Seseorang dapat tertular shigellosis jika Shigella sp tertelan, yaitu melalui:
- Menyentuh mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi Shigella, mengganti popok bayi yang terinfeksi Shigella, atau merawat penderita shigellosis
- Mengonsumsi makanan yang diolah, dimasak, atau disiapkan oleh penderita shigellosis
- Menelan air yang telah terkontaminasi Shigella saat berenang
- Meminum air minum yang terkontaminasi Shigella
- Melakukan hubungan seksual dengan penderita shigellosis yang sedang terinfeksi aktif atau baru saja sembuh[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani