Etiologi Agorafobia
Etiologi agorafobia terutama terkait pengalaman masa kanak-anak, misalnya adanya riwayat ketakutan masa kanak-kanak (childhood fear) atau teror malam, pengalaman kesedihan atau kehilangan di awal kehidupan, masa kanak-kanak yang tidak bahagia atau traumatis, serta kecenderungan genetik. Tipe kepribadian tertentu, seperti ketergantungan, obsesif-kompulsif, neurotik, juga dapat menjadi komorbid pada agorafobia.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya agorafobia, antara lain temperamen, misalnya inhibisi perilaku dan afek negatif, pengaruh lingkungan, yaitu pengalaman traumatik pada masa kanak-kanak atau orang tua yang overprotective, serta faktor genetik dan psikososial.
Faktor Temperamen
Inhibisi perilaku, disertai dengan disposisi neurotik, seperti afek negatif, berhubungan erat dengan agorafobia, juga gangguan cemas lainnya, misalnya fobia spesifik, gangguan panik, dan gangguan cemas menyeluruh. Sensitivitas terhadap ansietas, yaitu suatu keyakinan bahwa ansietas membahayakan, juga sering dijumpai pada pasien agorafobia.[3]
Faktor Lingkungan
Adanya pengalaman buruk pada masa kanak-kanak, seperti perpisahan atau kematian orang tua, maupun kejadian traumatik lainnya, seperti mimpi buruk, diserang atau dilecehkan, juga berhubungan dengan terjadinya agorafobia. Riwayat orang tua yang overprotective juga bisa menyebabkan berkurangnya kesempatan anak belajar menghadapi dan mengatasi situasi yang ditakuti.[3,5]
Faktor Genetik dan Psikososial
Faktor herediter juga berperan pada terjadinya agorafobia, yaitu sebesar 61%. Agorafobia merupakan gangguan fobia yang memiliki hubungan paling erat dengan faktor genetik yang mengatur kerentanan seseorang terhadap fobia.[3]