Prognosis Agorafobia
Prognosis dari agorafobia kurang baik, sebab penyakit ini bersifat persisten dan kronis. Remisi total jarang terjadi, kecuali jika dilakukan pengobatan atau intervensi yang tepat. Prognosis dapat diperburuk karena adanya komorbiditas, seperti gangguan ansietas lain atau depresi.
Komplikasi
Komplikasi dari agorafobia berkaitan dengan kehidupan sosial pasien. Penderita menjadi tidak bisa beraktivitas selayaknya orang normal, dikarenakan rasa cemas dan takut dalam menghadapi dunia luar. Bahkan pada kasus agorafobia berat, pasien benar-benar tidak berani meninggalkan rumah dan bergantung sepenuhnya pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.[1,3]
Penderita juga cenderung memiliki emosi yang kurang stabil, yang dapat mengakibatkan terjadinya depresi, gangguan makan, gangguan mood, hingga berakibat fatal, seperti bunuh diri.[1]
Prognosis
Prognosis dari agorafobia kurang baik. Agorafobia didefinisikan sebagai suatu gangguan yang bersifat persisten dan kronik. Remisi total dari agorafobia jarang didapatkan, kecuali pada pengobatan dan intervensi yang rutin dan sesuai dengan kondisi penderita, terutama pada gejala ringan.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) menyatakan bahwa tanpa pengobatan, tingkat remisi agorafobia sangat rendah, yaitu 10%. Pasien agorafobia berisiko untuk melakukan pengobatan sendiri (self-medication) dengan obat-obatan tanpa resep dokter, sebab rasa takut membuat mereka tidak dapat meninggalkan rumah untuk berobat.
Prognosis juga semakin memburuk apabila didapatkan adanya komorbiditas, seperti gangguan cemas lainnya, depresi, gangguan kepribadian, ataupun penyalahgunaan obat dan zat.[1,3]