Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Amphetamine and Cocaine Use Disorder general_alomedika 2024-08-15T11:28:34+07:00 2024-08-15T11:28:34+07:00
Amphetamine and Cocaine Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Amphetamine and Cocaine Use Disorder

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Etiologi amphetamine and cocaine use disorder adalah zat kokain dan amfetamin, yang termasuk dalam golongan psikostimulan. Turunan amfetamin seperti metamphetamine dan ekstasi juga dapat menyebabkan penyakit ini.

Kokain

Kokain adalah senyawa alkaloid alami yang didapatkan dari tanaman koka atau Erythroxyloncoca. Tanaman ini banyak ditemukan di Amerika Selatan. Kokain tersedia dalam bentuk asam (berbentuk garam) dan bentuk basa. Bentuk sediaan kokain memiliki rerata kemurnian sekitar 50-60%. Sisanya diisi dengan gula halus, tepung, bahkan bedak. Umumnya kokain tidak dikonsumsi sendiri, tetapi bersamaan dengan tembakau, marijuana dan alkohol. Kokain memiliki waktu paruh 0,5-2 jam.[1,2]

Kokain Bentuk Asam

Kokain hidroklorida merupakan bentuk sediaan kokain dalam bentuk bubuk yang larut dalam air dengan titik leleh yang tinggi. Bioavaibilitas substansi ini cukup tinggi melalui bila dihirup atau diberikan dalam injeksi intravena. Bentuk ini tidak dibakar (dibentuk seperti rokok) karena pembakaran akan menghancurkan bahan aktifnya. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai efek puncak adalah 3,1 menit setelah pemberian intravena dan 14,6 menit setelah dihirup karena penyerapan via nasal dipengaruhi oleh vasokonstriksi pembuluh darah.[1,2]

Kokain Bentuk Basa

Kokain basa dikenal juga sebagai “crack” atau “rock”. Kokain jenis ini biasanya dilarutkan kemudian diuapkan serta diinhalasi. Titik leleh kokain jenis ini lebih rendah. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai efek bila kokain ini dibuat dalam rokok adalah 1,4 menit, lebih cepat dibanding pemberian intravena atau dihirup.[1,2]

Amfetamin

Amfetamin memiliki bentuk yang terkenal yakni metamfetamin (metamphetamine). Metamfetamin dapat dibuat dari obat dekongestan hidung yang mengandung efedrin dan pseudoefedrin yang dapat ditemukan dijual secara bebas. Metamfetamin memiliki waktu paruh 10-12 jam. Metamfetamin memiliki dua bentuk isomer yakni l-metamfetamin dan d-amfetamin. L-metamfetamin memiliki aktivitas alfa-adrenergik perifer dan dulu digunakan dalam dekongestan hidung. Sedangkan d-amfetamin adalah golongan psikostimulan kuat dengan afinitas terhadap SSP 3-5 kali lebih kuat dibanding isomer l-.[1,2]

Metamfetamin dapat dikonsumsi dengan dihirup, dihisap seperti rokok, disuntikkan atau pemberian per anal. Bentuk metamfetamin biasanya bubuk atau kristal yang biasanya berwarna putih.

Selain metamfetamin, amfetamin tersedia dalam bentuk psikostimulan sintesis lain yakni amfetamin dan metilfenidat. Obat-obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, cairan, dan koyo. Pemberian amfetamin diindikasikan pada anak dengan ADHD, narkolepsi, dan untuk kontrol berat badan.[1,2]

Faktor Risiko

Amphetamine and cocaine use disorder dapat terjadi pada semua kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial. Faktor risiko amphetamine and cocaine use disorder di antaranya adalah:

  • Riwayat kecanduan dalam keluarga. Dihipotesiskan bahwa terdapat predisposisi genetik pada kecanduan
  • Gangguan psikiatri lainnya seperti depresi, attention deficit and hyperactivity disorders (ADHD) atau PTSD (post-traumatic stress disorder)
  • Tekanan lingkungan, terutama pada usia muda, termasuk pembulian, pelecehan seksual, dan kelompok-kelompok (geng)
  • Kurangnya dukungan keluarga atau tidak adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga
  • Pajanan psikostimulan pada usia muda
  • Penggunaan obat-obat yang bersifat sangat adiktif atau penggunaan obat-obat psikostimulan lain[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Ciccarone D. Stimulant Abuse: Pharmacology, Cocaine, Methamphetamine, Treatment, Attempts at Pharmacotherapy. Prim Care. 2011;38(1):41–58. DOI:10.1016/j.pop.2010.11.004.
2. Preda A. Stimulants. 2018. Dapat diakses pada: https://emedicine.medscape.com/article/289007-overview#a1
3. Whitesell M, Bachand A, Peel J, Brown M. Familial, Social, and Individual Factors Contributing to Risk for Adolescent Substance Use. J Addict. 2013;2013:579310

Patofisiologi Amphetamine and Co...
Epidemiologi Amphetamine and Coc...

Artikel Terkait

  • Mengenali Neonatal Abstinence Syndrome: Morbiditas dan Mortalitas
    Mengenali Neonatal Abstinence Syndrome: Morbiditas dan Mortalitas
  • Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
    Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
  • Telekonsultasi pada Rehabilitasi Adiksi
    Telekonsultasi pada Rehabilitasi Adiksi
  • Positif dan Negatif Palsu pada Tes Urine Narkoba untuk Deteksi Penyalahgunaan Zat
    Positif dan Negatif Palsu pada Tes Urine Narkoba untuk Deteksi Penyalahgunaan Zat
  • Penanganan Intoksikasi Magic Mushroom
    Penanganan Intoksikasi Magic Mushroom

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 17 Mei 2023, 18:57
Obat ARV yang memengaruhi hasi dari Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN)
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin konsul pasien konsumsi ARV TLD, dan sempat membaca jika ARV sejenis Evapiren bs terdeteksi positif pada SKBN, untuk kandungan Tenofovir Lamivudine...
dr. Nurul Falah
Dibalas 28 Oktober 2021, 09:54
Sakau dan overdosis obat bagaimana membedakannya
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dokter, mohon pencerahannya.Bagaimana membedakan antara gejala sakau dengan overdosis obat?Terimakasih sebelumnya dokter.
dr.Roshni Manwani
Dibalas 14 Oktober 2021, 09:16
Tindakan Medis Tes Narkoba - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Roshni Manwani
1 Balasan
ALO Dokter!Tes narkoba atau drug abuse screening test adalah pemeriksaan terhadap obat, bahan kimia, atau produk tumbuhan yang bisa disalahgunakan untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.