Etiologi Amphetamine and Cocaine Use Disorder
Etiologi amphetamine and cocaine use disorder adalah zat kokain dan amfetamin, yang termasuk dalam golongan psikostimulan. Turunan amfetamin seperti metamphetamine dan ekstasi juga dapat menyebabkan penyakit ini.
Kokain
Kokain adalah senyawa alkaloid alami yang didapatkan dari tanaman koka atau Erythroxyloncoca. Tanaman ini banyak ditemukan di Amerika Selatan. Kokain tersedia dalam bentuk asam (berbentuk garam) dan bentuk basa. Bentuk sediaan kokain memiliki rerata kemurnian sekitar 50-60%. Sisanya diisi dengan gula halus, tepung, bahkan bedak. Umumnya kokain tidak dikonsumsi sendiri, tetapi bersamaan dengan tembakau, marijuana dan alkohol. Kokain memiliki waktu paruh 0,5-2 jam.[1,2]
Kokain Bentuk Asam
Kokain hidroklorida merupakan bentuk sediaan kokain dalam bentuk bubuk yang larut dalam air dengan titik leleh yang tinggi. Bioavaibilitas substansi ini cukup tinggi melalui bila dihirup atau diberikan dalam injeksi intravena. Bentuk ini tidak dibakar (dibentuk seperti rokok) karena pembakaran akan menghancurkan bahan aktifnya. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai efek puncak adalah 3,1 menit setelah pemberian intravena dan 14,6 menit setelah dihirup karena penyerapan via nasal dipengaruhi oleh vasokonstriksi pembuluh darah.[1,2]
Kokain Bentuk Basa
Kokain basa dikenal juga sebagai “crack” atau “rock”. Kokain jenis ini biasanya dilarutkan kemudian diuapkan serta diinhalasi. Titik leleh kokain jenis ini lebih rendah. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai efek bila kokain ini dibuat dalam rokok adalah 1,4 menit, lebih cepat dibanding pemberian intravena atau dihirup.[1,2]
Amfetamin
Amfetamin memiliki bentuk yang terkenal yakni metamfetamin (metamphetamine). Metamfetamin dapat dibuat dari obat dekongestan hidung yang mengandung efedrin dan pseudoefedrin yang dapat ditemukan dijual secara bebas. Metamfetamin memiliki waktu paruh 10-12 jam. Metamfetamin memiliki dua bentuk isomer yakni l-metamfetamin dan d-amfetamin. L-metamfetamin memiliki aktivitas alfa-adrenergik perifer dan dulu digunakan dalam dekongestan hidung. Sedangkan d-amfetamin adalah golongan psikostimulan kuat dengan afinitas terhadap SSP 3-5 kali lebih kuat dibanding isomer l-.[1,2]
Metamfetamin dapat dikonsumsi dengan dihirup, dihisap seperti rokok, disuntikkan atau pemberian per anal. Bentuk metamfetamin biasanya bubuk atau kristal yang biasanya berwarna putih.
Selain metamfetamin, amfetamin tersedia dalam bentuk psikostimulan sintesis lain yakni amfetamin dan metilfenidat. Obat-obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, cairan, dan koyo. Pemberian amfetamin diindikasikan pada anak dengan ADHD, narkolepsi, dan untuk kontrol berat badan.[1,2]
Faktor Risiko
Amphetamine and cocaine use disorder dapat terjadi pada semua kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial. Faktor risiko amphetamine and cocaine use disorder di antaranya adalah:
- Riwayat kecanduan dalam keluarga. Dihipotesiskan bahwa terdapat predisposisi genetik pada kecanduan
- Gangguan psikiatri lainnya seperti depresi, attention deficit and hyperactivity disorders (ADHD) atau PTSD (post-traumatic stress disorder)
- Tekanan lingkungan, terutama pada usia muda, termasuk pembulian, pelecehan seksual, dan kelompok-kelompok (geng)
- Kurangnya dukungan keluarga atau tidak adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga
- Pajanan psikostimulan pada usia muda
- Penggunaan obat-obat yang bersifat sangat adiktif atau penggunaan obat-obat psikostimulan lain[3]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri