Patofisiologi Amphetamine and Cocaine Use Disorder
Patofisiologi kecanduan psikostimulan akibat amphetamine and cocaine use disorder berhubungan dengan aktivitas zat tersebut pada sistem saraf pusat. Golongan psikostimulan ini merangsang aktivitas neurotransmiter monoamin seperti dopamin, norepinephrine dan serotonin baik di sistem saraf pusat maupun sistem saraf perifer.
Kokain dan amfetamin bekerja pada transpor presinaps yang berhubungan dengan ambilan neurotransmiter. Kokain bekerja sebagai inhibitor reuptake yang bekerja memblokade reuptake oleh transporter sehingga menyebabkan lebih banyak neurotransmiter yang bertahan di sinaps. Amfetamin bekerja dengan cara melepaskan kembali neurotransmiter yang sudah di-reuptake melalui transporter. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi neurotransmiter seperti dopamin, serotonin, dan norepinephrine.[1,2]
Peningkatan Dopamin
Dopamin bekerja pada ventral tegmental sentral (ventral tegmental area/VTA) hingga ke korteks prefrontal dan daerah limbik, nucleus accumbens serta ventral pallidum. Penelitian pada hewan coba menemukan bahwa pemberian kokain dan amfetamin meningkatkan konsentrasi dopamin ekstraseluler secara temporer. Manifestasi klinis berupa perubahan perilaku pada hewan coba dipengaruhi oleh afinitas substansi pada transporter dopamin.[1,2]
Pada percobaan yang dilakukan pada hewan coba yang dilakukan rekayasa genetik sehingga terjadi perubahan transporter dopamin, ditemukan bahwa pemberian kokain tidak menunjukkan gejala klinis. Pemberian kokain juga tidak ditemukan memberikan gejala pada tikus tanpa reseptor dopamin D1. Studi pencitraan pada manusia dengan PET Scan menemukan bahwa pada pemberian psikostimulan akut terjadi peningkatan dopamin pada striatum dorsal.[1,2]
Peningkatan Neurotransmiter Lainnya
Substansi golongan psikostimulan juga meningkatkan aktivitas serotonin dan norepinephrine. Peningkatan serotonin dapat mempengaruhi perubahan perilaku, namun tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku.
Glutamat mungkin berperan penting dalam relaps penyalahgunaan kokain dan amfetamin. Kokain dan amfetamin juga meningkatkan asetilkolin di otak.[1]
Efek Akut Amphetamine and Cocaine Use Disorder
Pada kondisi akut, penggunaan stimulan akan menyebabkan pelepasan neurotransmiter secara cepat. Kondisi ini akan menyebabkan euforia, peningkatan energi dan libido, menurunkan rasa lelah dan nafsu makan. Kondisi ini juga akan menyebabkan peningkatan kepercayaan diri dan kewaspadaan. Pada pasien juga dapat ditemukan takikardia dan peningkatan tekanan darah sebagai akibat dari efek adrenergik.[1]
Efek Kronis Amphetamine and Cocaine Use Disorder
Pada penggunaan fase kronis terdapat siklus yang dikenal sebagai siklus binge-abstinence (menggunakan-berpantang) yang bergantung pada pemakaian oleh pengguna. Siklus penggunaan ini menyebabkan desensitisasi sehingga menyebabkan kebutuhan dosis yang lebih tinggi. Penggunaan dosis yang meningkat dapat menyebabkan gejala psikotik berupa paranoia, delusi dan halusinasi.[1]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri