Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Intoksikasi Zat Psikoaktif annisa-meidina 2023-07-11T10:14:32+07:00 2023-07-11T10:14:32+07:00
Intoksikasi Zat Psikoaktif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Intoksikasi Zat Psikoaktif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Diagnosis intoksikasi zat psikoaktif perlu dicurigai pada pasien yang tampak mengalami perubahan perilaku dan kesadaran setelah konsumsi zat, misalnya alkohol, opioid, ekstasi, atau ganja. Pada pemeriksaan fisik, pasien bisa ditemukan mengalami takikardia, diaforesis, hipotensi, dan pupil miosis. Gejala dan tanda klinis spesifik akan berbeda tergantung pada zat psikoaktif yang menyebabkan intoksikasi.[1]

Anamnesis

Keluhan utama pasien datang ke unit gawat darurat dengan kecurigaan intoksikasi zat biasanya adalah adanya penurunan kesadaran, disertai dengan muntah, kejang, atau gejala kegawatan lainnya.

Anamnesis yang paling penting untuk dilakukan pada pasien dengan kecurigaan intoksikasi zat adalah identifikasi jenis zat yang menimbulkan intoksikasi. Namun, klinisi perlu waspada karena seringkali keterangan yang diberikan oleh pasien atau pengantar pada kasus intoksikasi zat kurang bisa dipercaya.

Pada anamnesis, penting untuk digali riwayat penggunaan zat saat ini, mencakup jumlah, frekuensi, dan durasi penggunaan. Tanyakan pula jenis zat apa saja yang digunakan, riwayat intoksikasi sebelumnya, serta riwayat kecelakaan atau trauma ketika mengalami intoksikasi.[1,2]

Intoksikasi Alkohol

Gejala intoksikasi alkohol bisa berupa gait yang tidak stabil, slurred speech, dan penurunan tingkat kesadaran. Pasien bisa terlihat argumentatif, agresif, inatentif, dan ada gangguan judgment dan fungsi.[1,2]

Intoksikasi Kanabis

Gejala intoksikasi kanabis bisa mencakup peningkatan nafsu makan, bibir kering, euforia, mudah curiga, cemas, merasa waktu melambat, banyak ide dan cepat, inatensi, waktu reaksi yang lambat, halusinasi, dan ilusi.[1,2]

Intoksikasi Opioid

Pada intoksikasi opioid, gejala bisa berupa slurred speech, mengantuk, penurunan tingkat kesadaran, retardasi psikomotor, inatensi, serta gangguan judgment dan fungsi.[1,2]

Intoksikasi Benzodiazepine

Gejala intoksikasi benzodiazepine bisa berupa gait tidak stabil, slurred speech, nistagmus, dan wajah memerah. Pasien juga bisa datang dengan lesi kulit eritematosa, merasa kedinginan, mood yang labil, agresi, inatensi, ataupun amnesia anterograde.[1,2]

Intoksikasi Stimulan

Gejala bisa mencakup berkeringat dan menggigil, mual, muntah, agitasi psikomotor, nyeri dada, kelemahan otot, kejang, euforia, peningkatan energi, waspada berlebihan, ide kebesaran, agresi, mood yang labil, mudah curiga, serta halusinasi dan ilusi.[1,2]

Intoksikasi Halusinogen

Gejala mungkin mencakup berkeringat dan menggigil, palpitasi, tremor, pandangan kabur, inkoordinasi, kecemasan, ketakutan, ilusi dan halusinasi, mudah curiga, mood yang labil, hiperaktivitas, impulsivitas, dan inatensi.[1,2]

Intoksikasi Inhalan

Gejala bisa mencakup gait yang tidak stabil, slurred speech, penurunan tingkat kesadaran, kelemahan otot, pandangan kabur, diplopia, letargi, agresi, mood yang labil, gangguan atensi dan memori, serta retardasi psikomotor.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Selain pemeriksaan tanda vital (termasuk tingkat kesadaran), penting untuk mencari tanda-tanda penyalahgunaan zat pada pasien, misalnya adanya tanda penggunaan jarum suntik berulang di lengan pasien. Selain itu, juga perlu dilakukan pemeriksaan head to toe untuk mencari tanda trauma karena seringkali terjadi trauma fisik pada pasien yang mengalami intoksikasi.[1]

Tabel 1. Tanda dan Gejala Intoksikasi Zat Psikoaktif Berdasarkan Zat yang Terlibat

Zat Tanda Perilaku disfungsional
Alkohol Gait yang tidak stabil, slurred speech, nistagmus, injeksi konjungtiva, penurunan tingkat kesadaran Disinhibisi, argumentative, agresif, inatentif, mood yang labil, dan gangguan judgment dan fungsi
Kanabis Peningkatan nafsu makan (selalu mengunyah), bibir kering, takikardi, injeksi konjungtiva Euforia, disinhibisi, mudah curiga, cemas, agitasi, merasa waktu melambat, banyak ide dan cepat, inatensi, waktu reaksi yang lambat, halusinasi dan ilusi, gangguan judgement

Opioid

Slurred speech, mengantuk, pupil miosis, penurunan tingkat kesadaran

Sedasi, apati, disinhibisi, retardasi psikomotor, inatensi, gangguan judgment dan fungsi
Benzodiazepine Gait tidak stabil, slurred speech, nistagmus, wajah memerah, injeksi konjungtiva, lesi kulit eritematosus atau blister, hipotermia, hipotensi, penurunan refleks muntah Euforia, apati, disinhibisi, sedasi, mood yang labil, agresi, inatensi, amnesia anterograde, gangguan fungsi psikomotor
Stimulan (termasuk kokain) Takikardi, aritmia, hipertensi, berkeringat dan menggigil, mual, muntah, agitasi psikomotor, pupil dilatasi, nyeri dada, kelemahan otot, kejang Euforia, peningkatan energi, waspada berlebihan, ide kebesaran, agresi, mood yang labil, mudah curiga, halusinasi, dan ilusi
Halusinogen Takikardi, berkeringat dan menggigil, palpitasi, tremor, pandangan kabur, dilatasi pupil, inkoordinasi Kecemasan, ketakutan, ilusi dan halusinasi, mudah curiga, mood yang labil, hiperaktivitas, impulsivitas, inatensi
Inhalan Gait yang tidak stabil, nistagmus, slurred speech, penurunan tingkat kesadaran, kelemahan otot, pandangan kabur, diplopia Apatis, letargi, agresi, mood yang labil, gangguan atensi dan memori, retardasi psikomotor

Sumber: dr. Irwan Supriyanto, Ph.D, SpKJ, Alomedika, 2023.[1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk intoksikasi zat psikoaktif perlu mencakup gangguan metabolik dan trauma kepala.[1-3]

Gangguan Metabolik

Beberapa gangguan metabolik bisa menyebabkan gejala gangguan kesadaran dan kognisi yang mirip dengan intoksikasi zat psikoaktif. Gangguan metabolik yang perlu dipikirkan adalah hipoglikemia, gangguan keseimbangan elektrolit, kondisi hiperosmolar hiperglikemia, dan asidosis metabolik. Pemeriksaan laboratorium bisa membedakan gejala yang disebabkan gangguan metabolik dengan intoksikasi.[1-3]

Trauma Kepala

Pasien dengan cedera otak traumatik juga bisa mengalami gejala yang mirip dengan intoksikasi zat psikoaktif. Adanya riwayat trauma dan bukti kelainan pada CT Scan kepala bisa membantu membedakan keduanya.[1-3]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang laboratorium bisa bermanfaat memastikan zat psikoaktif yang menyebabkan intoksikasi secara objektif, sehingga tidak mengandalkan keterangan pasien saja. Pemeriksaan laboratorium lainnya dan pencitraan juga mungkin bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis banding.[1,9,10]

Pemeriksaan Laboratorium

Sebagian besar pasien dengan intoksikasi zat menggunakan zat multipel sehingga perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk semua zat yang mungkin disalahgunakan, bukan hanya yang disampaikan oleh pasien dan pengantarnya. Selain itu, pemeriksaan gula darah, kadar elektrolit, dan kimia darah bisa bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis banding.[1,9]

Pencitraan

Pencitraan, misalnya CT Scan dan MRI, dapat bermanfaat pada kasus dimana terdapat keraguan apakah gejala disebabkan oleh intoksikasi zat atau akibat trauma kepala. Pencitraan juga bisa mengidentifikasi adanya kelainan muskuloskeletal, misalnya fraktur, karena pasien intoksikasi sering mengalami trauma akibat gangguan gait, keseimbangan, konsentrasi, maupun kesadaran.[1,10]

Kriteria Diagnosis Berdasarkan ICD-11

Berdasarkan kriteria dalam ICD-11, intoksikasi akibat satu atau lebih zat psikoaktif patut dicurigai bila ditemukan tanda-tanda berikut:

  1. Gangguan yang bersifat transien namun signifikan secara klinis dalam hal kesadaran, koordinasi, persepsi, kognisi, afek, atau perilaku yang berkembang segera setelah atau selama administrasi zat psikoaktif
  2. Gejala-gejala yang timbul sesuai dengan efek farmakologis zat yang dicurigai telah disalahgunakan. Intensitas gejala yang timbul berkaitan erat dengan jumlah zat yang dikonsumsi
  3. Gejala-gejala yang timbul terbatas waktu atau berkurang seiring waktu dan akhirnya menghilang setelah zat yang digunakan telah keluar dari dalam tubuh
  4. Gejala-gejala yang timbul tidak bisa dijelaskan oleh adanya kondisi medis lain atau gangguan psikiatri lainnya[11]

Kriteria Diagnosis Berdasarkan DSM-V

Menurut DSM-V, diagnosis intoksikasi zat psikoaktif berbeda tergantung pada zat yang terlibat.

Intoksikasi Alkohol

Kriteria intoksikasi alkohol adalah:

  1. Konsumsi alkohol baru-baru ini
  2. Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, perilaku seksual atau agresif yang tidak pantas, labilitas suasana hati, gangguan penilaian) yang berkembang selama, atau segera setelah konsumsi alkohol
  3. Satu (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan alkohol, yaitu bicara cadel, inkoordinasi, cara berjalan yang tidak stabil, nistagmus, gangguan perhatian atau ingatan, serta stupor atau koma
  4. Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]

Intoksikasi Kafein

Kriteria diagnosis intoksikasi kafein antara lain:

  1. Konsumsi kafein baru-baru ini (biasanya dosis tinggi melebihi 250 mg)
  2. Lima (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan kafein, yaitu gelisah, gugup, semangat, susah tidur, wajah memerah, diuresis, gangguan pencernaan, otot berkedut, aliran pikiran dan ucapan yang bertele-tele, takikardia atau aritmia jantung, periode tidak habis-habisnya, dan agitasi psikomotor
  3. Tanda atau gejala dalam Kriteria B menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya
  4. Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]

Intoksikasi Kanabis

Kriteria diagnosis intoksikasi kanabis adalah:

  1. Penggunaan kanabis baru-baru ini
  2. Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, gangguan koordinasi motorik, euforia, kecemasan, sensasi waktu yang lambat, gangguan penilaian, penarikan sosial) yang berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan kanabis
  3. Dua (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut yang berkembang dalam 2 jam penggunaan kanabis, yaitu injeksi konjungtiva, nafsu makan meningkat, mulut kering, dan takikardia
  4. Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]

Intoksikasi Halusinogen

Kriteria diagnosis intoksikasi halusinogen adalah:

  1. Penggunaan halusinogen baru-baru ini
  2. Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, kecemasan atau depresi yang nyata, ideasi referensi, ketakutan akan "kehilangan akal", ideasi paranoid, gangguan penilaian) yang berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan halusinogen
  3. Perubahan persepsi yang terjadi dalam keadaan terjaga penuh dan kewaspadaan (misalnya, intensifikasi persepsi subjektif, depersonalisasi, derealisasi, ilusi, halusinasi, sinestesia) yang berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan halusinogen
  4. Dua (atau lebih) dari tanda-tanda berikut berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan halusinogen, yaitu pelebaran pupil, takikardia, berkeringat, palpitasi, penglihatan kabur, tremor, dan inkoordinasi
  5. Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi dengan zat lain[21]

Intoksikasi Inhalan

Kriteria diagnosis intoksikasi inhalan adalah:

  1. Paparan jangka pendek, dosis tinggi yang baru-baru ini disengaja atau tidak disengaja terhadap zat inhalan, termasuk hidrokarbon yang mudah menguap seperti toluena atau bensin
  2. Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, agresif, menyerang, apatis, gangguan penilaian) yang berkembang selama atau segera setelah paparan zat inhalan
  3. Dua (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut berkembang selama atau segera setelah penggunaan atau paparan zat inhalan, yaitu pusing, nistagmus, inkoordinasi, bicara cadel, gait yang tidak stabil, kelesuan, depresi refleks, retardasi psikomotor, gemetar, kelemahan otot secara umum, penglihatan kabur atau diplopia, stupor atau koma, dan euforia
  4. Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]

Intoksikasi Opioid

Kriteria diagnosis intoksikasi opioid adalah:

  1. Penggunaan opioid baru-baru ini
  2. Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, euforia diikuti dengan sikap apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan penilaian) yang berkembang selama atau segera setelah penggunaan opioid
  3. Konstriksi pupil atau dilatasi pupil (disebabkan anoksia pada overdosis berat) dan 1 atau lebih dari tanda atau gejala berikut yang berkembang selama atau segera setelah penggunaan opioid, yaitu mengantuk atau koma, bicara cadel, serta gangguan perhatian atau ingatan
  4. Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]

Intoksikasi Sedatif, Hipnotik, atau Ansiolitik

Kriteria diagnosis intoksikasi sedatif, hipnotik, atau ansiolitik adalah:

  1. Penggunaan obat sedatif, hipnotik, atau ansiolitik baru-baru ini
  2. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, perilaku seksual atau agresif yang tidak pantas, labilitas mood, gangguan penilaian) yang berkembang selama atau segera setelah penggunaan sedatif, hipnotik, atau ansiolitik
  3. Satu (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut berkembang selama atau segera setelah penggunaan sedatif, hipnotik, atau ansiolitik, yaitu bicara cadel, inkoordinasi, gait yang tidak stabil, nistagmus, gangguan kognisi (misalnya, perhatian, memori), dan tupor atau koma
  4. Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]

Intoksikasi Stimulan

Kriteria diagnosis intoksikasi stimulan adalah:

  1. Penggunaan zat jenis amfetamin, kokain, atau stimulan lainnya baru-baru ini
  2. Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, euforia atau penumpulan afek; perubahan dalam kemampuan bersosialisasi; kewaspadaan berlebihan; sensitivitas interpersonal; kecemasan, ketegangan, atau kemarahan; perilaku stereotip; gangguan penilaian) yang berkembang selama atau segera setelah penggunaan stimulan
  3. Dua (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut, berkembang selama atau segera setelah penggunaan stimulan , yaitu bakikardia, bradikardia, atau aritmia jantung; pelebaran pupil; tekanan darah meningkat atau menurun; berkeringat atau menggigil; mual atau muntah; bukti penurunan berat badan; agitasi atau keterbelakangan psikomotor; kelemahan otot, depresi pernapasan, atau nyeri dada; dan kebingungan, kejang, diskinesia, distonia, atau koma
  4. Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]

Referensi

1. Sarkar S, Bhatia G, Dhawan A. Clinical practice guidelines for assessment and management of patients with substance intoxication presenting to the emergency department. Indian J Psychiatry 2023;65:196.
2. Piccioni A, Cicchinelli S, Saviano L, Gilardi E, Zanza C, Brigida M, et al. Risk Management in First Aid for Acute Drug Intoxication. IJERPH 2020;17:8021.
3. Compton WM, Wargo EM, Volkow ND. Neuropsychiatric Model of Addiction Simplified. Psychiatric Clinics of North America 2022;45:321–34.
9. Gurbanov A, Çelik NA, Gurbanova L, Gün E, Botan E, Balaban B, et al. Clinical and Laboratory Features and Factors Determining the Outcome in Poisoning Children in a Tertiary Pediatric Intensive Care Unit: Eleven Years of Experience. Turk Arch Pediatr 2023;58:189–96.
10. Esmaeilian S, Hoseinyazdi M, Teimouri A, Jahankhah R, Ansari G, Ardeshiri M, et al. Brain CT-Scan Features in Methanol Toxicity and Their Association with Clinical Manifestations and Outcome; a Cross-Sectional Study. Neuro Research 2023;5:1–9. https://www.jneuro.org/abstract/brain-ct-scan-features-in-methanol-toxicity-and-their-association-with-clinical-manifestations-and-outcome-a-cross-sectional-study
11. WHO. International Classification of Disease 11 for Mortality and Morbidity Statistic. 2019 https://icd.who.int/browse11/l-m/en
21. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), American Psychiatric Association, Arlington, VA 2013

Epidemiologi Intoksikasi Zat Psi...
Penatalaksanaan Intoksikasi Zat ...

Artikel Terkait

  • Penilaian Risiko Intoksikasi Paracetamol
    Penilaian Risiko Intoksikasi Paracetamol
  • Bilas Lambung untuk Kasus Keracunan
    Bilas Lambung untuk Kasus Keracunan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 November 2024, 20:28
Tatalaksana Kelebihan Dosis Paracetamol pada Anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pasien bayi umur 7 bulanSedang menderita infeksi,Orang tua lupa memberikan dosis Paracetamol drop setara dengan antibiotik Amoxilin yaitu 2,5mlDimana bayi 7...
Anonymous
Dibalas 13 Mei 2024, 09:01
Peningkatan enzim liver tanpa gejala klinis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Ijin diskusi, pasien anak 1 tahun 3 bulan dengan penigkatan SGOT (1100) SGPT (900) tanpa adanya gejala klinis yang muncul seperti jaundice, ikterik, tidak...
Anonymous
Dibalas 10 Februari 2024, 00:26
Lethal dose untuk obat alprazolam atau lorazepam
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya.....Berapakah lethal dose utk obat sprt alprazolam atau lorazepam ya? Secara principal, apakah dosisnya berbeda antara org yg...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.