Diagnosis Intoksikasi Zat Psikoaktif
Diagnosis intoksikasi zat psikoaktif perlu dicurigai pada pasien yang tampak mengalami perubahan perilaku dan kesadaran setelah konsumsi zat, misalnya alkohol, opioid, ekstasi, atau ganja. Pada pemeriksaan fisik, pasien bisa ditemukan mengalami takikardia, diaforesis, hipotensi, dan pupil miosis. Gejala dan tanda klinis spesifik akan berbeda tergantung pada zat psikoaktif yang menyebabkan intoksikasi.[1]
Anamnesis
Keluhan utama pasien datang ke unit gawat darurat dengan kecurigaan intoksikasi zat biasanya adalah adanya penurunan kesadaran, disertai dengan muntah, kejang, atau gejala kegawatan lainnya.
Anamnesis yang paling penting untuk dilakukan pada pasien dengan kecurigaan intoksikasi zat adalah identifikasi jenis zat yang menimbulkan intoksikasi. Namun, klinisi perlu waspada karena seringkali keterangan yang diberikan oleh pasien atau pengantar pada kasus intoksikasi zat kurang bisa dipercaya.
Pada anamnesis, penting untuk digali riwayat penggunaan zat saat ini, mencakup jumlah, frekuensi, dan durasi penggunaan. Tanyakan pula jenis zat apa saja yang digunakan, riwayat intoksikasi sebelumnya, serta riwayat kecelakaan atau trauma ketika mengalami intoksikasi.[1,2]
Intoksikasi Alkohol
Gejala intoksikasi alkohol bisa berupa gait yang tidak stabil, slurred speech, dan penurunan tingkat kesadaran. Pasien bisa terlihat argumentatif, agresif, inatentif, dan ada gangguan judgment dan fungsi.[1,2]
Intoksikasi Kanabis
Gejala intoksikasi kanabis bisa mencakup peningkatan nafsu makan, bibir kering, euforia, mudah curiga, cemas, merasa waktu melambat, banyak ide dan cepat, inatensi, waktu reaksi yang lambat, halusinasi, dan ilusi.[1,2]
Intoksikasi Opioid
Pada intoksikasi opioid, gejala bisa berupa slurred speech, mengantuk, penurunan tingkat kesadaran, retardasi psikomotor, inatensi, serta gangguan judgment dan fungsi.[1,2]
Intoksikasi Benzodiazepine
Gejala intoksikasi benzodiazepine bisa berupa gait tidak stabil, slurred speech, nistagmus, dan wajah memerah. Pasien juga bisa datang dengan lesi kulit eritematosa, merasa kedinginan, mood yang labil, agresi, inatensi, ataupun amnesia anterograde.[1,2]
Intoksikasi Stimulan
Gejala bisa mencakup berkeringat dan menggigil, mual, muntah, agitasi psikomotor, nyeri dada, kelemahan otot, kejang, euforia, peningkatan energi, waspada berlebihan, ide kebesaran, agresi, mood yang labil, mudah curiga, serta halusinasi dan ilusi.[1,2]
Intoksikasi Halusinogen
Gejala mungkin mencakup berkeringat dan menggigil, palpitasi, tremor, pandangan kabur, inkoordinasi, kecemasan, ketakutan, ilusi dan halusinasi, mudah curiga, mood yang labil, hiperaktivitas, impulsivitas, dan inatensi.[1,2]
Intoksikasi Inhalan
Gejala bisa mencakup gait yang tidak stabil, slurred speech, penurunan tingkat kesadaran, kelemahan otot, pandangan kabur, diplopia, letargi, agresi, mood yang labil, gangguan atensi dan memori, serta retardasi psikomotor.[1,2]
Pemeriksaan Fisik
Selain pemeriksaan tanda vital (termasuk tingkat kesadaran), penting untuk mencari tanda-tanda penyalahgunaan zat pada pasien, misalnya adanya tanda penggunaan jarum suntik berulang di lengan pasien. Selain itu, juga perlu dilakukan pemeriksaan head to toe untuk mencari tanda trauma karena seringkali terjadi trauma fisik pada pasien yang mengalami intoksikasi.[1]
Tabel 1. Tanda dan Gejala Intoksikasi Zat Psikoaktif Berdasarkan Zat yang Terlibat
Zat | Tanda | Perilaku disfungsional |
Alkohol | Gait yang tidak stabil, slurred speech, nistagmus, injeksi konjungtiva, penurunan tingkat kesadaran | Disinhibisi, argumentative, agresif, inatentif, mood yang labil, dan gangguan judgment dan fungsi |
Kanabis | Peningkatan nafsu makan (selalu mengunyah), bibir kering, takikardi, injeksi konjungtiva | Euforia, disinhibisi, mudah curiga, cemas, agitasi, merasa waktu melambat, banyak ide dan cepat, inatensi, waktu reaksi yang lambat, halusinasi dan ilusi, gangguan judgement |
Opioid | Slurred speech, mengantuk, pupil miosis, penurunan tingkat kesadaran | Sedasi, apati, disinhibisi, retardasi psikomotor, inatensi, gangguan judgment dan fungsi |
Benzodiazepine | Gait tidak stabil, slurred speech, nistagmus, wajah memerah, injeksi konjungtiva, lesi kulit eritematosus atau blister, hipotermia, hipotensi, penurunan refleks muntah | Euforia, apati, disinhibisi, sedasi, mood yang labil, agresi, inatensi, amnesia anterograde, gangguan fungsi psikomotor |
Stimulan (termasuk kokain) | Takikardi, aritmia, hipertensi, berkeringat dan menggigil, mual, muntah, agitasi psikomotor, pupil dilatasi, nyeri dada, kelemahan otot, kejang | Euforia, peningkatan energi, waspada berlebihan, ide kebesaran, agresi, mood yang labil, mudah curiga, halusinasi, dan ilusi |
Halusinogen | Takikardi, berkeringat dan menggigil, palpitasi, tremor, pandangan kabur, dilatasi pupil, inkoordinasi | Kecemasan, ketakutan, ilusi dan halusinasi, mudah curiga, mood yang labil, hiperaktivitas, impulsivitas, inatensi |
Inhalan | Gait yang tidak stabil, nistagmus, slurred speech, penurunan tingkat kesadaran, kelemahan otot, pandangan kabur, diplopia | Apatis, letargi, agresi, mood yang labil, gangguan atensi dan memori, retardasi psikomotor |
Sumber: dr. Irwan Supriyanto, Ph.D, SpKJ, Alomedika, 2023.[1,2]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk intoksikasi zat psikoaktif perlu mencakup gangguan metabolik dan trauma kepala.[1-3]
Gangguan Metabolik
Beberapa gangguan metabolik bisa menyebabkan gejala gangguan kesadaran dan kognisi yang mirip dengan intoksikasi zat psikoaktif. Gangguan metabolik yang perlu dipikirkan adalah hipoglikemia, gangguan keseimbangan elektrolit, kondisi hiperosmolar hiperglikemia, dan asidosis metabolik. Pemeriksaan laboratorium bisa membedakan gejala yang disebabkan gangguan metabolik dengan intoksikasi.[1-3]
Trauma Kepala
Pasien dengan cedera otak traumatik juga bisa mengalami gejala yang mirip dengan intoksikasi zat psikoaktif. Adanya riwayat trauma dan bukti kelainan pada CT Scan kepala bisa membantu membedakan keduanya.[1-3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang laboratorium bisa bermanfaat memastikan zat psikoaktif yang menyebabkan intoksikasi secara objektif, sehingga tidak mengandalkan keterangan pasien saja. Pemeriksaan laboratorium lainnya dan pencitraan juga mungkin bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis banding.[1,9,10]
Pemeriksaan Laboratorium
Sebagian besar pasien dengan intoksikasi zat menggunakan zat multipel sehingga perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk semua zat yang mungkin disalahgunakan, bukan hanya yang disampaikan oleh pasien dan pengantarnya. Selain itu, pemeriksaan gula darah, kadar elektrolit, dan kimia darah bisa bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis banding.[1,9]
Pencitraan
Pencitraan, misalnya CT Scan dan MRI, dapat bermanfaat pada kasus dimana terdapat keraguan apakah gejala disebabkan oleh intoksikasi zat atau akibat trauma kepala. Pencitraan juga bisa mengidentifikasi adanya kelainan muskuloskeletal, misalnya fraktur, karena pasien intoksikasi sering mengalami trauma akibat gangguan gait, keseimbangan, konsentrasi, maupun kesadaran.[1,10]
Kriteria Diagnosis Berdasarkan ICD-11
Berdasarkan kriteria dalam ICD-11, intoksikasi akibat satu atau lebih zat psikoaktif patut dicurigai bila ditemukan tanda-tanda berikut:
- Gangguan yang bersifat transien namun signifikan secara klinis dalam hal kesadaran, koordinasi, persepsi, kognisi, afek, atau perilaku yang berkembang segera setelah atau selama administrasi zat psikoaktif
- Gejala-gejala yang timbul sesuai dengan efek farmakologis zat yang dicurigai telah disalahgunakan. Intensitas gejala yang timbul berkaitan erat dengan jumlah zat yang dikonsumsi
- Gejala-gejala yang timbul terbatas waktu atau berkurang seiring waktu dan akhirnya menghilang setelah zat yang digunakan telah keluar dari dalam tubuh
- Gejala-gejala yang timbul tidak bisa dijelaskan oleh adanya kondisi medis lain atau gangguan psikiatri lainnya[11]
Kriteria Diagnosis Berdasarkan DSM-V
Menurut DSM-V, diagnosis intoksikasi zat psikoaktif berbeda tergantung pada zat yang terlibat.
Intoksikasi Alkohol
Kriteria intoksikasi alkohol adalah:
- Konsumsi alkohol baru-baru ini
- Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, perilaku seksual atau agresif yang tidak pantas, labilitas suasana hati, gangguan penilaian) yang berkembang selama, atau segera setelah konsumsi alkohol
- Satu (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan alkohol, yaitu bicara cadel, inkoordinasi, cara berjalan yang tidak stabil, nistagmus, gangguan perhatian atau ingatan, serta stupor atau koma
- Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]
Intoksikasi Kafein
Kriteria diagnosis intoksikasi kafein antara lain:
- Konsumsi kafein baru-baru ini (biasanya dosis tinggi melebihi 250 mg)
- Lima (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan kafein, yaitu gelisah, gugup, semangat, susah tidur, wajah memerah, diuresis, gangguan pencernaan, otot berkedut, aliran pikiran dan ucapan yang bertele-tele, takikardia atau aritmia jantung, periode tidak habis-habisnya, dan agitasi psikomotor
- Tanda atau gejala dalam Kriteria B menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya
- Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]
Intoksikasi Kanabis
Kriteria diagnosis intoksikasi kanabis adalah:
- Penggunaan kanabis baru-baru ini
- Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, gangguan koordinasi motorik, euforia, kecemasan, sensasi waktu yang lambat, gangguan penilaian, penarikan sosial) yang berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan kanabis
- Dua (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut yang berkembang dalam 2 jam penggunaan kanabis, yaitu injeksi konjungtiva, nafsu makan meningkat, mulut kering, dan takikardia
- Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]
Intoksikasi Halusinogen
Kriteria diagnosis intoksikasi halusinogen adalah:
- Penggunaan halusinogen baru-baru ini
- Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, kecemasan atau depresi yang nyata, ideasi referensi, ketakutan akan "kehilangan akal", ideasi paranoid, gangguan penilaian) yang berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan halusinogen
- Perubahan persepsi yang terjadi dalam keadaan terjaga penuh dan kewaspadaan (misalnya, intensifikasi persepsi subjektif, depersonalisasi, derealisasi, ilusi, halusinasi, sinestesia) yang berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan halusinogen
- Dua (atau lebih) dari tanda-tanda berikut berkembang selama, atau segera setelah, penggunaan halusinogen, yaitu pelebaran pupil, takikardia, berkeringat, palpitasi, penglihatan kabur, tremor, dan inkoordinasi
- Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi dengan zat lain[21]
Intoksikasi Inhalan
Kriteria diagnosis intoksikasi inhalan adalah:
- Paparan jangka pendek, dosis tinggi yang baru-baru ini disengaja atau tidak disengaja terhadap zat inhalan, termasuk hidrokarbon yang mudah menguap seperti toluena atau bensin
- Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, agresif, menyerang, apatis, gangguan penilaian) yang berkembang selama atau segera setelah paparan zat inhalan
- Dua (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut berkembang selama atau segera setelah penggunaan atau paparan zat inhalan, yaitu pusing, nistagmus, inkoordinasi, bicara cadel, gait yang tidak stabil, kelesuan, depresi refleks, retardasi psikomotor, gemetar, kelemahan otot secara umum, penglihatan kabur atau diplopia, stupor atau koma, dan euforia
- Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]
Intoksikasi Opioid
Kriteria diagnosis intoksikasi opioid adalah:
- Penggunaan opioid baru-baru ini
- Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, euforia diikuti dengan sikap apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan penilaian) yang berkembang selama atau segera setelah penggunaan opioid
- Konstriksi pupil atau dilatasi pupil (disebabkan anoksia pada overdosis berat) dan 1 atau lebih dari tanda atau gejala berikut yang berkembang selama atau segera setelah penggunaan opioid, yaitu mengantuk atau koma, bicara cadel, serta gangguan perhatian atau ingatan
- Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]
Intoksikasi Sedatif, Hipnotik, atau Ansiolitik
Kriteria diagnosis intoksikasi sedatif, hipnotik, atau ansiolitik adalah:
- Penggunaan obat sedatif, hipnotik, atau ansiolitik baru-baru ini
- Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, perilaku seksual atau agresif yang tidak pantas, labilitas mood, gangguan penilaian) yang berkembang selama atau segera setelah penggunaan sedatif, hipnotik, atau ansiolitik
- Satu (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut berkembang selama atau segera setelah penggunaan sedatif, hipnotik, atau ansiolitik, yaitu bicara cadel, inkoordinasi, gait yang tidak stabil, nistagmus, gangguan kognisi (misalnya, perhatian, memori), dan tupor atau koma
- Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]
Intoksikasi Stimulan
Kriteria diagnosis intoksikasi stimulan adalah:
- Penggunaan zat jenis amfetamin, kokain, atau stimulan lainnya baru-baru ini
- Perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan secara klinis (misalnya, euforia atau penumpulan afek; perubahan dalam kemampuan bersosialisasi; kewaspadaan berlebihan; sensitivitas interpersonal; kecemasan, ketegangan, atau kemarahan; perilaku stereotip; gangguan penilaian) yang berkembang selama atau segera setelah penggunaan stimulan
- Dua (atau lebih) dari tanda atau gejala berikut, berkembang selama atau segera setelah penggunaan stimulan , yaitu bakikardia, bradikardia, atau aritmia jantung; pelebaran pupil; tekanan darah meningkat atau menurun; berkeringat atau menggigil; mual atau muntah; bukti penurunan berat badan; agitasi atau keterbelakangan psikomotor; kelemahan otot, depresi pernapasan, atau nyeri dada; dan kebingungan, kejang, diskinesia, distonia, atau koma
- Tanda atau gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, termasuk intoksikasi zat lain[21]