Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Intoksikasi Zat Psikoaktif annisa-meidina 2023-07-11T10:18:59+07:00 2023-07-11T10:18:59+07:00
Intoksikasi Zat Psikoaktif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Intoksikasi Zat Psikoaktif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan intoksikasi zat psikoaktif dimulai dengan mengatasi kegawatan apabila ada, misalnya depresi napas atau henti jantung. Pastikan patensi airway, breathing, dan perbaikan circulation. Pemasangan pipa endotrakeal mungkin diperlukan pada beberapa kasus, misalnya pasien yang mengalami penurunan kesadaran. Apabila memungkinkan, dokter bisa memberikan antidotum, misalnya pemberian naloxone pada intoksikasi opioid.[1,12]

Tata Laksana Kegawatan

Pada kondisi akut, prinsip penanganan kegawatdaruratan harus dilakukan, termasuk penilaian jalan napas, pernapasan, dan stabilitas hemodinamik. Pastikan patensi jalan napas dan berikan oksigen suplemental sesuai indikasi. Lakukan intubasi pada pasien dengan penurunan kesadaran. Selain itu, jika pasien mengalami penurunan kesadaran, singkirkan penyebab penurunan kesadaran lain seperti cedera otak traumatik atau gangguan elektrolit.

Penatalaksanaan juga dilakukan sesuai kegawatan yang timbul. Sebagai contoh, lakukan resusitasi jantung paru untuk pasien dengan henti jantung. Pada pasien yang gaduh gelisah, misalnya agresif atau mengamuk, baik dengan atau tanpa gejala psikosis dapat diberikan benzodiazepine seperti diazepam 5 mg.[1,12]

Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien dipilih spesifik sesuai dengan zat yang disalahgunakan dan gejala yang timbul.

Intoksikasi Alkohol

Pada intoksikasi alkohol, penting untuk memperhatikan tingkat hidrasi pasien dan koreksi bila diperlukan. Lakukan pemeriksaan glukosa sewaktu. Jika pasien mengalami hipoglikemia, koreksi dengan pemberian dextrose 5%. Suplementasi dengan vitamin B1 mungkin diperlukan untuk mencegah timbulnya ensefalopati Wernicke.[1,13]

Intoksikasi Opioid

Pada intoksikasi opioid bisa diberikan antagonis opioid naloxone secara intravena, subkutan, intramuskular, endotrakea, atau intranasal, manapun yang paling mungkin dilakukan sesuai kondisi pasien. Dosis yang digunakan adalah 0,2-0,4 mg dan boleh diberikan berulang setiap 2-3 menit sampai dosis maksimal 10 mg.[1,14]

Intoksikasi Benzodiazepine

Pada intoksikasi benzodiazepine, bisa terjadi hipotensi yang bisa dikoreksi dengan pemberian cairan intravena. Penggunaan karbon aktif, bilas lambung, atau hemodialisis tidak disarankan.

Flumazenil bisa diberikan pada kasus intoksikasi benzodiazepine. Pemberiannya melalui injeksi intravena 0,1-0,2 mg dalam waktu 30 detik, bisa diulang 0,1 mg setiap 1 menit sampai pasien sadar dan pernapasan baik. Dosis maksimum yang boleh diberikan adalah 1-2 mg.[1,15]

Intoksikasi Kanabis

Pada intoksikasi kanabis, terapi bersifat suportif. Tidak ada obat spesifik yang menjadi antidotum. Pasien yang mengalami mual bisa diberikan promethazine atau metoclopramide. Pasien dengan gangguan tidur, gelisah, atau iritabilitas bisa diberikan benzodiazepine.[1-3]

Intoksikasi Amfetamin dan Kokain

Pada intoksikasi amfetamin dan kokain, tidak ada antidotum spesifik yang bisa diberikan. Penatalaksanaan yang diberikan bersifat simtomatik. Resusitasi cairan bisa diberikan dengan cairan salin normal hingga output urin 2-3 ml/kg/jam.

Benzodiazepine dapat diberikan pada pasien yang mengalami kejang. Benzodiazepine juga bermanfaat pada pasien yang mengalami hipertensi yang diinduksi oleh penggunaan kokain. Pilihan lain adalah pemberian vasodilator nitrogliserin, terutama jika pasien mengalami nyeri dada.

Pasien yang mengalami hipoglikemia dapat diterapi dengan pemberian vitamin B1 100 mg bolus intravena, dilanjutkan dengan dextrose 50% 50 ml bolus intravena.[1-3,16]

Intoksikasi Inhalan

Intoksikasi inhalan juga tidak memiliki antidotum spesifik. Terapi bersifat suportif saja. Jika pasien mengalami kejang, maka bisa diberikan benzodiazepine seperti lorazepam atau diazepam.[1-3,16]

Psikoterapi

Psikoterapi pada penyalahgunaan zat terutama ditujukan untuk mendukung dan mengontrol abstinensia, pencegahan relaps, dan harm reduction. Cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan pendekatan yang umum digunakan.[17]

Referensi

1. Sarkar S, Bhatia G, Dhawan A. Clinical practice guidelines for assessment and management of patients with substance intoxication presenting to the emergency department. Indian J Psychiatry 2023;65:196.
2. Piccioni A, Cicchinelli S, Saviano L, Gilardi E, Zanza C, Brigida M, et al. Risk Management in First Aid for Acute Drug Intoxication. IJERPH 2020;17:8021.
3. Compton WM, Wargo EM, Volkow ND. Neuropsychiatric Model of Addiction Simplified. Psychiatric Clinics of North America 2022;45:321–34.
12. Kang M, Galuska MA, Ghassemzadeh S. Benzodiazepine Toxicity. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482238/
13. Mirijello A, Sestito L, Antonelli M, Gasbarrini A, Addolorato G. Identification and management of acute alcohol intoxication. European Journal of Internal Medicine 2023;108:1–8.
14. Jauncey M, Nielsen S. Naloxone for opioid toxicity and overdose in the community. Aust Prescr 2021;44:38–9.
15. Grimsrud MM, Brekke M, Syse VL, Vallersnes OM. Acute poisoning related to the recreational use of prescription drugs: an observational study from Oslo, Norway. BMC Emerg Med 2019;19:55.
16. Mauri MC, Cirnigliaro G, Piccoli E, Vismara M, De Carlo V, Girone N, et al. Substance Abuse Associated with Aggressive/Violent Behaviors in Psychiatric Outpatients and Related Psychotropic Prescription. Int J Ment Health Addiction, 2022. https://link.springer.com/article/10.1007/s11469-022-00842-w
17. López G, Orchowski LM, Reddy MK, Nargiso J, Johnson JE. A review of research-supported group treatments for drug use disorders. Substance Abuse Treatment, Prevention, and Policy 2021;16:51. https://substanceabusepolicy.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13011-021-00371-0

Diagnosis Intoksikasi Zat Psikoa...
Prognosis Intoksikasi Zat Psikoa...

Artikel Terkait

  • Penilaian Risiko Intoksikasi Paracetamol
    Penilaian Risiko Intoksikasi Paracetamol
  • Bilas Lambung untuk Kasus Keracunan
    Bilas Lambung untuk Kasus Keracunan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 November 2024, 20:28
Tatalaksana Kelebihan Dosis Paracetamol pada Anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pasien bayi umur 7 bulanSedang menderita infeksi,Orang tua lupa memberikan dosis Paracetamol drop setara dengan antibiotik Amoxilin yaitu 2,5mlDimana bayi 7...
Anonymous
Dibalas 13 Mei 2024, 09:01
Peningkatan enzim liver tanpa gejala klinis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Ijin diskusi, pasien anak 1 tahun 3 bulan dengan penigkatan SGOT (1100) SGPT (900) tanpa adanya gejala klinis yang muncul seperti jaundice, ikterik, tidak...
Anonymous
Dibalas 10 Februari 2024, 00:26
Lethal dose untuk obat alprazolam atau lorazepam
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya.....Berapakah lethal dose utk obat sprt alprazolam atau lorazepam ya? Secara principal, apakah dosisnya berbeda antara org yg...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.