Prognosis Intoksikasi Zat Psikoaktif
Prediktor prognosis baik pada intoksikasi zat psikoaktif adalah adanya dukungan moral dan sosial dalam upaya pasien menghentikan penyalahgunaan zat. Penyalahgunaan zat psikoaktif dapat memiliki komplikasi dan konsekuensi serius, termasuk disfungsi di tempat kerja, kecerobohan sosial, masalah dalam hubungan interpersonal, kegagalan untuk memenuhi kewajiban peran, kecelakaan lalu lintas, perkelahian, perilaku risiko tinggi, overdosis obat, hingga kematian.[1,21]
Komplikasi
Sebagian besar kasus intoksikasi tidak menimbulkan komplikasi serius, namun ada sebagian yang membutuhkan penanganan gawat darurat. Alasan yang mendasari bisa karena efek dari zat yang digunakan, misalnya menimbulkan agitasi berat atau perilaku kekerasan yang membahayakan, ataupun karena konsekuensi negatif dari zat yang digunakan, misalnya trauma kepala akibat kecelakaan lalu lintas ketika dalam kondisi intoksikasi.[1,18,19]
Kegawatdaruratan
Intoksikasi zat psikoaktif bisa menyebabkan depresi napas, henti jantung, aritmia, dan berbagai kegawatdaruratan medis lain. Pasien yang mengalami intoksikasi juga lebih rentan mengalami trauma akibat kecelakaan kendaraan bermotor atau kehilangan keseimbangan.[1,18,19]
Gangguan Jangka Panjang
Penyalahgunaan zat psikoaktif jangka panjang bisa menyebabkan gangguan memori, penurunan fungsi kognitif, gangguan bicara, perubahan kepribadian, halusinasi, psikosis paranoid, penurunan kognitif, disfungsi serebelum, ensefalopati kronis, dan demensia. Pasien dengan penyalahgunaan zat psikoaktif juga lebih berisiko mengalami depresi, ansietas, serta ideasi atau perilaku bunuh diri.[1,18,19]
Penggunaan zat yang dilakukan secara inhalasi secara berulang bisa menyebabkan kerusakan paru, iritasi saluran napas, batuk kronis, dan mengi. Penggunaan jangka panjang juga dikaitkan dengan gagal ginjal, gagal hepar, wasting otot, tinitus, dan gangguan pendengaran.[1,18,19]
Prognosis
Prognosis intoksikasi zat psikoaktif bergantung pada jenis zat yang digunakan. Intoksikasi zat seperti amfetamin dan opioid lebih berisiko fatal dibandingkan intoksikasi inhalan. Intoksikasi inhalan biasanya bersifat ringan meskipun ada kasus yang menyebabkan penumonitis kimia berat hingga kematian.
Adanya dukungan sosial dan moral dari keluarga atau lingkungan sekitar pasien merupakan salah satu faktor prognosis baik. Dukungan tersebut bisa membuat pasien termotivasi dan membantu pasien dalam upayanya berhenti dari penyalahgunaan zat. Menghentikan perilaku penyalahgunaan zat akan menurunkan risiko terjadinya intoksikasi ulang.[1,19]