Edukasi dan Promosi Kesehatan Intoksikasi Zat Psikoaktif
Edukasi dan promosi kesehatan dari intoksikasi zat psikoaktif ditekankan pada abstinensia dan pencegahan relaps. Berikan dukungan sosial yang memadai bagi pasien, terutama untuk membantu pasien mengatasi stressor yang menyebabkannya menyalahgunakan zat.[1]
Edukasi Pasien
Edukasi perlu mencakup dampak segera dan jangka panjang dari penyalahgunaan zat psikoaktif. Pada keluarga, teman, atau guru pasien, perlu dilakukan edukasi mengenai tanda dan gejala penyalahgunaan zat yang bisa diamati.
Sampaikan juga pada orang terdekat pasien mengenai peningkatan risiko ide dan upaya bunuh diri pada pasien yang menyalahgunakan zat. Tekankan pada orang terdekat mengenai pentingnya mengawasi perubahan mood atau sikap menarik diri yang mungkin mengindikasikan kecenderungan bunuh diri.[1,20]
Mengenali Penyalahgunaan Zat
Edukasi orang terdekat mengenai tanda dan gejala penyalahgunaan zat. Ini mungkin mencakup adanya bau alkohol pada baju atau napas pasien yang menyalahgunakan alkohol, maupun bau kimia pada napas, kulit, atau pakaian pasien yang menyalahgunakan zat inhalan. Kenali adanya alat penyalahgunaan zat, misalnya suntikan atau alat penghisap, yang ada kamar, area tersembunyi, atau tempat sampah pasien. Lihat juga bekas suntikan atau sayatan pada ekstremitas.[1,20]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan intoksikasi zat psikoaktif yang paling utama adalah abstinensia. Paparan paling sering dari penyalahgunaan zat adalah teman sebaya atau lingkungan keluarga. Oleh sebab itu, pengawasan dari orang terdekat sangat penting, termasuk edukasi dan monitoring di lingkungan sekolah atau kerja.
Pada pasien yang memiliki budaya minum alkohol, dokter perlu melakukan edukasi mengenai cara memantau kebiasaan minum alkohol secara mandiri. Jelaskan pada pasien bagaimana menghitung seberapa banyak alkohol yang dikonsumsi dan bagaimana menentukan jumlah maksimal alkohol yang dikonsumsi per minggu.
Pada pasien yang mendapat obat dengan risiko adiksi tinggi, misalnya morfin, pastikan penggunaan obat sesuai dengan dosis yang disarankan. Awasi perubahan dosis dan tanda penggunaan berlebihan dari pasien. Pastikan pula obat disimpan di tempat yang aman agar tidak disalahgunakan oleh anggota keluarga lain.[1,12,13,20]