Edukasi dan Promosi Kesehatan Psikosomatis
Edukasi kepada pasien psikosomatis atau somatoform disorder meliputi penjelasan mengenai gangguan yang diderita. Upaya memperbaiki tilikan diri pasien merupakan langkah pertama penatalaksanaan gangguan psikosomatis. Edukasi juga sebaiknya diberikan kepada keluarga karena peran keluarga sangat penting dalam proses pemulihan.[16]
Edukasi Pasien dan Keluarga
Edukasi yang diberikan kepada pasien mencakup diagnosis yang menyebabkan gejala-gejala yang dialami, hubungan gejala-gejala yang dialami dengan stressor psikologis, dan kemungkinan perburukan gejala emosional, seperti cemas atau depresi.[4,16]
Edukasi Pasien
Beberapa hal yang harus disampaikan kepada pasien saat edukasi adalah:
- Dokter mengakui adanya gejala-gejala fisik yang dialami pasien, dan akan melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap gejala tersebut
- Tidak semua gejala yang dialami pasien mengindikasikan adanya proses patologis secara organik, sehingga seringkali bisa resolusi spontan
- Pasien harus berusaha mempertahankan fungsi personal dan interpersonal meskipun mengalami berbagai gejala fisik
- Penting untuk mengidentifikasi stressor dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kecemasan akibat psikosomatis, dan pasien sebaiknya menurunkan stress tersebut
- Intervensi dan tindakan agresif sebaiknya dilakukan secara berhati-hati, dan harus dengan sepengetahuan dokter yang benar-benar mengerti kondisi pasien[4,16]
Edukasi Keluarga
Keluarga diberikan edukasi untuk memahami keluhan pasien. Namun, tidak boleh mendukung kondisi preokupasi (kondisi menyita perhatian) pada gejala atau pemeriksaan medis. Edukasi yang harus disampaikan kepada keluarga adalah:
- Sebaiknya semua keluhan didiskusikan dengan pasien dan dokter, termasuk di layanan primer
- Keputusan untuk pemeriksaan spesialistik sebaiknya diserahkan kepada dokter
- Kondisi pasien bisa membaik dan kembali berfungsi normal dengan bantuan dukungan keluarga dan lingkungan
- Keluarga sebaiknya memberikan perhatian lebih banyak ketika pasien tidak mengalami gejala, dan tidak memberikan perhatian khusus terhadap gejala-gejala yang dialami pasien
- Keluarga bisa membantu pasien untuk melakukan distraksi ketika gejala-gejala fisik kembali muncul[4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak ada pencegahan primer untuk psikosomatis atau somatoform disorders, tetapi dapat dilakukan pencegahan sekunder dan tersier. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi seawal mungkin sehingga mencegah pasien mendapatkan pengobatan atau melakukan pemeriksaan yang tidak perlu, serta mencegah komplikasi dan kecacatan sebelum gangguan menjadi berat.[12]
Pencegahan tersier adalah upaya-upaya untuk meminimalkan dampak komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal ini dilakukan dengan membantu pasien untuk tetap bisa berfungsi secara baik dalam kehidupan sehari-hari dengan tetap bekerja, bersekolah, atau beraktivitas senormal mungkin. Contoh pencegahan tersier adalah kontrol teratur dan rutin menjalankan terapi yang diberikan oleh dokter, baik farmakoterapi maupun psikoterapi.[12]
Manajemen stress yang baik dan dukungan sosial yang baik bisa mempercepat pemulihan dan mencegah kekambuhan psikosomatis.[12]