Epidemiologi Emfisema
Data epidemiologi menunjukkan bahwa angka kejadian emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) meningkat pada populasi perokok.[12,13]
Global
Pada tahun 2019, WHO menempatkan PPOK, termasuk emfisema, di peringkat ke-3 penyebab kematian paling sering di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Di Amerika Serikat, prevalensi emfisema dilaporkan mencapai 14 juta individu, dengan proporsi lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan wanita.[1,15]
Indonesia
Indonesia dengan jumlah perokok yang tinggi (40,3% dari total populasi) diprediksi memiliki angka prevalensi yang tinggi untuk emfisema. Namun demikian, masih belum ada data yang pasti tentang prevalensi emfisema di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatatkan prevalensi PPOK sebesar 3,7%.[14]
Mortalitas
WHO mencatatkan PPOK, termasuk emfisema, menduduki peringkat ketiga dalam penyebab kematian di seluruh dunia pada tahun 2019. Terdapat 3,23 juta kematian dimana 90% terjadi di negara berpenghasilan sedang dan rendah. Sementara itu, di Amerika Serikat, CDC melaporkan jumlah kematian akibat emfisema sebanyak 7.425 kematian per 100.000 populasi.
Selain kematian, emfisema mengganggu kualitas hidup pasien. Emfisema menyebabkan gejala pernapasan yang kronik dan progresif. Pasien juga sering mengalami eksaserbasi dan akan mengalami penurunan produktivitas bermakna.[15,17]
Penulisan pertama oleh: dr. Novita