Patofisiologi Emfisema
Patofisiologi emfisema melibatkan pelebaran rongga udara distal pada bronkiolus terminal dan kerusakan parenkim paru yang berlangsung kronis dan progresif. Faktor utama yang mencetuskan emfisema adalah paparan gas polutan beracun, seperti rokok.[1,2]
Paparan Oksidan pada Emfisema
Gas polutan yang beracun seperti rokok bersifat sebagai oksidan, menginhibisi enzim antiproteolitik dan mengaktivasi makrofag alveolus. Makrofag yang teraktivasi melepaskan faktor kemotaktik neutrofil. Kemudian, terjadilah pelepasan enzim protease seperti matriks metalloproteinase (MMP) yang menyebabkan destruksi septa dinding alveoli dan hipersekresi mukus akibat hiperinflamasi.
Destruksi septa alveoli melibatkan proses elastolisis, suatu proses penguraian dari serat-serat elastik yang memberikan sifat high elastic recoil pada paru. Mekanisme perbaikan fisiologis yang diinduksi vascular endothelial growth factor (VEGF) semakin memperberat remodeling yang terjadi.[1,2]
Timbulnya Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis emfisema berkaitan dengan rusaknya struktur pada bagian distal bronkiolus terminalis, yakni sakus alveolaris, duktus alveolaris, serta alveoli. Ketiga bagian tersebut secara anatomi disebut sebagai asinus. Tampak adanya dilatasi yang bersifat abnormal dan irreversibel pada asinus paru dan terjadi penurunan luas permukaan dinding alveoli dan kapiler yang menjadi tempat pertukaran gas, sehingga pasien merasakan sesak napas.
Selain itu, hilangnya struktur yang menyokong alveoli pada bagian distal secara tidak langsung mempengaruhi diameter saluran napas yang ada di bagian proksimal sehingga terjadi penurunan aliran udara (limiting airflow). Pelebaran alveoli akibat destruksi septa alveoli menyebabkan pembesaran volume paru pada rongga toraks karena adanya udara yang terjebak (air trapping) sehingga mengurangi kapasitas dinding dada untuk mengembang pada saat inspirasi dan cenderung kolaps saat ekspirasi. Akibatnya, ventilasi menjadi terbatas.[1,3,4]
Klasifikasi Emfisema
Emfisema dapat diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan struktur patologi yang terdampak.
Emfisema Sentrilobular (Asinus Proksimal)
Emfisema sentrilobular (asinus proksimal) merupakan tipe emfisema yang paling sering terjadi dan berhubungan erat dengan perokok berat, pekerja tambang, dan penderita pneumokoniosis.[1]
Emfisema Panasinar
Emfisema panasinar merupakan tipe emfisema yang paling sering terjadi karena adanya defisiensi alpha-antitrypsin.[1]
Emfisema Paraseptal (Asinus Distal)
Emfisema paraseptal (asinus distal) merupakan emfisema yang dapat terjadi sendirian atau menyertai emfisema sentrilobular dan panasinar. Bila terjadi sendirian, biasanya berkaitan dengan adanya pneumothorax spontan pada pasien dewasa.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Novita