Prognosis Emfisema
Prognosis emfisema ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya hasil uji fungsi paru, indeks massa tubuh, kapasitas olahraga, derajat keparahan, dan komorbiditas yang dialami pasien. Pasien emfisema berisiko mengalami komplikasi signifikan, termasuk gagal napas dan kematian.[1,2]
Komplikasi
Emfisema dapat menyebabkan gagal napas, pneumothorax, ateletaksis, dan cor pulmonale.
Gagal Napas
Gagal napas bisa terjadi secara akut atau kronik. Gagal napas akut ditandai dengan sesak napas disertai atau tanpa sianosis, sputum bertambah dan bersifat purulen, demam, dan penurunan kesadaran yang terjadi segera. Sementara itu, gagal napas kronik didefinisikan sebagai PO2 <60 mmHg, PCO2>60 mmHg, dan pH normal.[1,25]
Pneumothorax
Pasien dengan emfisema atau PPOK dilaporkan lebih berisiko mengalami pneumothorax. Perokok berat mengalami peningkatan risiko pneumothorax hingga 102 kali lipat dibandingkan non-perokok.[1,30]
Atelektasis
Pasien emfisema atau PPOK dewasa seringkali memiliki ventilasi kolateral yang ekstensif sebagai akibat dari adanya destruksi pada saluran napas fisiologis sehingga sangat rentan untuk mengalami atelektasis ketika obstruksi semakin berat.[1,31]
Cor Pulmonale
Cor pulmonale ditandai oleh adanya p pulmonal pada EKG dan dapat disertai gagal jantung kanan. Cor pulmonale terjadi sebagai komplikasi dari emfisema atau PPOK akibat adanya hipertensi pulmonal yang memicu peningkatan tekanan dan hipertrofi pada atrium dan ventrikel kanan dari jantung.[1,32]
Infeksi Saluran Pernapasan Berulang
Pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman. Hal ini memudahkan terjadinya infeksi berulang dan imunitas menjadi lebih rendah.[1,5]
Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik sebagai komplikasi dari emfisema atau PPOK terjadi akibat adanya penurunan refleks dalam kondisi hipoksia dan hiperkapnia kronik.[1,33]
Prognosis
Prediksi prognosis pada emfisema dapat menggunakan indeks BODE yang mempertimbangkan indeks massa tubuh, obstruksi jalan napas, dispnea, dan kapasitas olahraga. Nilai BODE dapat dihitung dengan cara berikut.
Indeks Massa Tubuh (body mass index):
- Di atas 21 kg/m2: 0 poin
- Di bawah 21 kg/m2: 1 poin
FEV1:
- <65%: 0 poin
- 50-64%: 1 poin
- 36-49%: 2 poin
- <35%: 3 poin
Dyspnea:
- Sesak napas dirasakan bila melakukan aktivitas berat: 0 poin
- Sesak napas dirasakan saat berjalan di daerah tanjakan: 0 poin
- Sesak napas dirasakan saat berjalan di atas dataran yang rata, pasien merasa harus berhenti sesekali karena sesak napas: 1 poin
- Sesak napas dirasakan setelah berjalan beberapa menit: 2 poin
- Pasien tidak bisa meninggalkan rumah karena merasa sesak napas: 3 poin
Tes Jalan 6 Menit:
- Pasien dapat berjalan sejauh lebih dari 350 meter: 0 poin
- Pasien dapat berjalan sejauh 250-349 meter: 1 poin
- Pasien dapat berjalan sejauh 150-249 meter: 2 poin
- Pasien hanya dapat berjalan <149 meter: 3 poin
Angka kesintasan 4 tahun berdasarkan total jumlah poin variabel BODE adalah:
- 0-2 poin = 80%
- 3-4 poin = 67%
- 5-6 poin = 57%
- 7-10 poin = 18%
Adanya hiperkarbia kronik juga menandakan adanya prognosis yang buruk. Berhenti merokok dan terapi oksigen jangka panjang terbukti dapat menurunkan angka mortalitas.[1,2,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Novita