Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Penyakit Paru Obstruktif Kronik general_alomedika 2023-12-12T14:56:58+07:00 2023-12-12T14:56:58+07:00
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Edukasi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang paling penting adalah untuk berhenti merokok dan menghindari paparan polutan seperti asap dan debu. Sampaikan bahwa PPOK tidak dapat sembuh sempurna seperti sediakala, namun keluhan dapat dikendalikan dengan pengobatan dan kerja sama pasien.

Pasien mungkin dapat menerima manfaat dalam penggunaan teknologi berbasis komputer maupun ponsel untuk manajemen mandiri.

Edukasi

Pada pasien PPOK yang terpapar asap rokok, baik akibat perokok aktif maupun pasif, perlu ditekankan mengenai pentingnya kerjasama dari pihak pasien dan dokter untuk sama-sama mengendalikan gejala PPOK pada pasien. Pasien harus diberi pengertian mengenai dampak serius dari asap rokok dan perbaikan penyakit yang bisa dicapai bila merokok dihentikan.

Selain itu, pasien PPOK juga perlu dianjurkan untuk mengendalikan faktor yang dapat memicu eksaserbasi akut, seperti infeksi saluran pernapasan akut, alergen, atau sensitivitas terhadap cuaca dingin. Bila memungkinkan, pasien PPOK dianjurkan untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumokokus sebagai upaya menurunkan kejadian eksaserbasi.[1,2,23]

Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan dalam PPOK menjadi penting dilakukan mengingat belum ada terapi definitif yang dapat menghilangkan kondisi inflamasi kronik pada PPOK. Beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya adalah menghindari asap rokok dan gas polutan berbahaya baik pada lingkungan sosial maupun lingkungan pekerjaan.

Berhenti Merokok

Berhenti merokok merupakan langkah terapi nonfarmakologi pada PPOK yang sejauh ini paling terlihat dampak perbaikannya secara signifikan. Terdapat studi yang menunjukkan bahwa terapi perilaku (guided self change behavioral therapy) pada pasien PPOK lebih dapat mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi pasien PPOK dibandingkan dengan penggunaan nicotine replacement therapy saja. Terapi perilaku berhenti merokok tersebut juga diketahui lebih dapat berdampak positif secara signifikan dalam menetralkan kerusakan akibat toksisitas karbon-monoksida rokok (CO) dan meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK.[48]

Paparan Bahan Lingkungan

Banyak penelitian yang mengindikasikan bahwa paparan terhadap debu, uap, asap, dan antigen organik ikut menjadi faktor risiko PPOK. Pembakaran biomassa di dalam rumah juga masih sering dilakukan di Indonesia dan dapat berdampak signifikan terhadap kejadian PPOK.

Hasil dari penelitian prospektif selama 9 tahun menunjukkan adanya perbaikan ventilasi pada dapur dan penggunaan biogas sebagai ganti dari bahan bakar biomassa berhubungan dengan penurunan FEV1 yang rendah. Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan air cleaner indoor mungkin bermanfaat.[38-41]

Penelitian lain mengkonfirmasi adanya hubungan positif antara prevalensi PPOK dengan paparan polutan udara akibat kendaraan berbahan bakar minyak. Polutan udara diketahui menurunkan fungsi paru pada pasien yang telah menderita PPOK dan semakin meningkatkan risiko PPOK pada individu sehat berusia lanjut.[49]

Paparan Polutan pada Pekerjaan

American Thoracic Society menyimpulkan bahwa 14% penderita PPOK disebabkan oleh paparan zat beracun pada lingkungan kerja (occupational hazard). Beberapa pekerjaan yang terkonfirmasi berkaitan dengan PPOK adalah pekerja pertanian (paparan pestisida), pekerja pabrik domestik di lingkungan industri yang penuh dengan polusi udara, pekerja di industri cat atau pewarna kimia, pekerja kain tekstil di industri garmen (paparan debu), pekerja di industri perminyakan dan gas, serta pekerja di industri pertambangan (paparan logam berat). Dengan demikian, penting untuk memastikan proteksi tambahan untuk para pekerja tersebut sehingga dapat terhindar dari dampak buruk lingkungan pekerjaannya.[50-53]

Paparan Polutan pada Bidang Kesehatan:

Paparan pada desinfektan terkait okupasi atau pekerjaan, seperti glutaraldehid, pemutih, hidrogen peroksida, alkohol, dan zat amonia berhubungan dengan peningkatan risiko PPOK pada tenaga kesehatan perawat.

Langkah untuk Menekan Bahaya Okupasi:

Terdapat berbagai strategi yang menurunkan bahaya okupasi pada tempat kerja:

  • Monitor paparan udara terhadap partikel gas, uap, atau asap yang mungkin dihirup di tempat kerja
  • Terapkan kebijakan dan langkah terbaik untuk menggunakan peralatan protektif untuk meminimalisir paparan terhadap pekerja
  • Perbaiki ventilasi pada area dimana bahaya partikel yang terlarut di udara terbilang tinggi
  • Promosikan berhenti merokok, karena pada akhirnya merokok memperberat pajanan partikel dan gas.[26,38,43]

 

 

Penulisan pertama: dr. Yudhistira Kurnia

Referensi

1. Agarwal AK, Raja A, Brown BD. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. [Updated 2021 Dec 10]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
2. Mosenifar Z. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/297664-overview
23. Fekete M, Pako J, Nemeth AN, Tarantini S, Varga JT. Prevalence of influenza and pneumococcal vaccination in chronic obstructive pulmonary disease patients in association with the occurrence of acute exacerbations. J Thorac Dis. 2020 Aug;12(8):4233-4242. doi: 10.21037/jtd-20-814. PMID: 32944335; PMCID: PMC7475525.
26. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease: Report. 2021. www.goldcopd.org
41. Hu G, Zhou Y, Tian J, et al. Risk of COPD from exposure to biomass smoke: a metaanalysis. Chest 2010; 138:20.
43. Dumas O, Varraso R, Boggs KM, et al. Association of Occupational Exposure to Disinfectants With Incidence of Chronic Obstructive Pulmonary Disease Among US Female Nurses. JAMA Netw Open 2019; 2:e1913563.
48. Zarghami M, Taghizadeh F, Sharifpour A, Alipour A. Efficacy of guided self-change for smoking cessation in chronic obstructive pulmonary disease patients: A randomized controlled clinical trial. Tobacco induced diseases, 2019. 17, 90. https://doi.org/10.18332/tid/114227
49. Hsu HT, Wu CD, Chung MC, et al. The effects of traffic-related air pollutants on chronic obstructive pulmonary disease in the community-based general population. Respiratory research, 2021. 22(1), 217. https://doi.org/10.1186/s12931-021-01812-x
50. Blanc PD, Annesi-Maesano I, Balmes JR, et al. The Occupational Burden of Nonmalignant Respiratory Diseases. An Official American Thoracic Society and European Respiratory Society Statement. American journal of respiratory and critical care medicine, 2019. 199(11), 1312–1334. https://doi.org/10.1164/rccm.201904-0717ST
51. Sumit AF, et al. Association between chronic obstructive pulmonary disease (COPD) and occupational exposures: A hospital based quantitative cross-sectional study among the Bangladeshi population. PloS one, 2020. 15(9), e0239602. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0239602
52. Zaina F, et al. Prevalence of Obstructive Lung Disease in Asymptomatic Gas Field Workers. Cureus, 2018. 10(11), e3580. https://doi.org/10.7759/cureus.3580
53. Prasad S, et al. Chronic Obstructive Pulmonary Disease in Adults Exposed to Fine Particles from a Coal Mine Fire. Annals of the American Thoracic Society, 2022. 19(2), 186–195. https://doi.org/10.1513/AnnalsATS.202012-1544OC

Prognosis Penyakit Paru Obstrukt...

Artikel Terkait

  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
    Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023
    Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023
  • Pedoman Penanganan PPOK 2025 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan PPOK 2025 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Emillya Sari
Dibalas 22 November 2023, 15:57
Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023 - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Emillya Sari
1 Balasan
Penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK merupakan suatu kondisi paru yang ditandai adanya sindrom respirasi kronik seperti batuk berdahak dan sesak napas...
dr.Peter Fernando
Dibalas 12 Juli 2023, 15:23
Mnemonic #10: Gejala PPOK
Oleh: dr.Peter Fernando
2 Balasan
P - Perlahan (Progressif): Gejalanya berkembang secara perlahan seiring waktu. P - Pernafasan (Sulit): Kesulitan bernafas, terutama saat aktivitas fisik. O -...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 21 Desember 2022, 09:00
Pilihan Terapi Yang Tepat untuk Pasien Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pilihan terapi yang tepat untuk pasien asma dan PPOK adalah kombinasi long-acting beta-2 agonist (LABA) dan inhaled corticosteroid (ICS). Termasuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.