Etiologi Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Etiologi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah inflamasi kronik pada saluran napas. Inflamasi ini dapat terjadi akibat paparan asap rokok, polusi udara, ataupun defisiensi alfa-1 antitripsin.
Paparan Asap Rokok
Paparan asap rokok yang menyebabkan PPOK dapat terjadi pada perokok aktif ataupun pasif. Paparan asap rokok berkontribusi hingga 90% sebagai penyebab PPOK.[1,2]
Paparan Asap Polusi Udara
PPOK juga dapat terjadi pada pasien yang tidak pernah terpapar asap rokok sama sekali seumur hidupnya. Kerusakan struktur paru yang menyebabkan PPOK pada kelompok pasien tersebut biasanya disebabkan oleh paparan asap polusi dari aktivitas memasak tanpa memperhatikan ventilasi udara yang baik atau pada kelompok pasien yang sehari-harinya telah terbiasa terpapar polusi udara yang ditimbulkan dari asap kendaraan bermotor.[1,2]
Defisiensi Alfa-1 Antitripsin
Beberapa literatur juga melaporkan bahwa defisiensi alpha-1 antitrypsin meningkatkan risiko PPOK. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh kecenderungan genetik yang mengatur produksi alpha-1 antitrypsin (SERPINA1) sehingga dapat timbul PPOK secara prematur mulai usia 40 tahun.[1,2,5]
Pengguna Narkotika
Emfisema sebagai salah satu jenis PPOK dapat terjadi pada pengguna obat-obat terlarang, seperti methadone, cocaine, atau heroin. Hal ini disebabkan karena adanya zat dalam obat-obatan tersebut seperti talc, cotton fibers, cornstarch, atau selulosa yang merusak struktur vaskular pada paru dan menimbulkan emfisema.[2]
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
Infeksi HIV telah dilaporkan sebagai faktor risiko independen terjadinya PPOK tanpa dipengaruhi variabel lain seperti usia, paparan asap rokok, atau penggunaan obat-obatan terlarang.[1,2]
Autoimun
Penelitian pada model hewan coba menunjukkan adanya autoantibodi yang terlibat pada perkembangan patogenesis PPOK.[6]
Faktor Risiko
Seperti telah disebutkan di atas, paparan asap tembakau merupakan faktor risiko paling signifikan dari PPOK. Semakin lama seseorang terpapar dan semakin banyak paparannya, semakin tinggi pula risiko PPOK.
PPOK juga lebih rentan timbul pada orang dengan penyakit saluran napas kronis, seperti asthma. PPOK juga lebih berisiko timbul pada pekerja yang mengalami paparan debu atau bahan kimia di tempat kerja, paparan asap dari pembakaran bahan bakar untuk memasak, ataupun paparan polutan.[1-3,8]
Jenis kelamin pria juga dilaporkan lebih cenderung mengalami PPOK. Hal ini terutama karena lebih banyak pria yang merokok dibandingkan wanita secara statistik. Penelitian oleh Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2016, disimpulkan bahwa setelah menyesuaikan variabel jumlah rokok yang dikonsumsi, jenis kelamin wanita sebenarnya lebih rentan menderita PPOK dibandingkan jenis kelamin pria.
Selain itu, pasien dengan usia 50-59 tahun didapati 2 kali lebih mungkin menderita PPOK, sementara usia 60-69 tahun didapati 5 kali lebih mungkin menderita PPOK.[2,7]
Penulisan pertama: dr. Yudhistira Kurnia