Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Alomedika Pneumonia Komuniti monika-natalia 2023-12-05T07:45:06+07:00 2023-12-05T07:45:06+07:00
Pneumonia Komuniti
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Panduan E-Prescription Alomedika Pneumonia Komuniti

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Panduan e-prescription untuk pneumonia komuniti ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Pneumonia komuniti atau community-acquired pneumonia (CAP) merupakan pneumonia yang didapat di masyarakat, di mana infeksi terjadi di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Pneumonia sendiri didefinisikan sebagai inflamasi parenkim paru akibat mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.[1,2]

Tanda dan Gejala

Anamnesis gejala klasik pneumonia komuniti adalah batuk, demam, sesak, dan kadang disertai nyeri dada yang bukan disebabkan oleh gangguan jantung. Umumnya, batuk dengan sputum purulen hanya ditemui pada etiologi bakteri tipikal. Infeksi Pneumococcus sp., Mycobacterium tuberculosis, Klebsiella pneumonia, dan Legionella pneumonia dapat memberikan gambaran klinis sputum dengan bercak darah.[3]

Pasien juga dapat mengeluhkan nyeri dada pleuritik, apabila telah terjadi pleuritis. Pada anak, pneumonia akan memberikan gejala sebagai berikut:

  • Keluhan khas: batuk, napas cepat, dan demam
  • Keluhan penyerta: letargi dan sianosis
  • Keluhan tidak khas: nyeri kepala, mialgia, artralgia, kelelahan, diare, penurunan berat badan mual, dan muntah[2,3]

Pada anamnesis, riwayat imunisasi perlu ditanyakan, yaitu vaksin pneumokokus pada pasien berusia >7 bulan dan vaksin influenza pada pasien >6 bulan. Kedua vaksin ini merupakan salah satu upaya pencegahan pneumonia yang mudah dilakukan.[1-3]

Peringatan

Pemberian antibiotik empiris dapat dipertimbangkan bila klinis mengarah ke infeksi bakteri, sambil menunggu hasil kultur dan uji sensitivitas dan uji resistensi antibiotik. Namun, kultur darah tidak dianjurkan rutin pada pasien pneumonia komuniti, karena dapat mengganggu efisiensi tata laksana dan meningkatkan biaya medis pasien.[4]

Selain menentukan antibiotik yang tepat, durasi pemberian antibiotik juga harus diperhatikan. Beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa, pemberian antibiotik jangka pendek sama efektif dan aman dengan antibiotik jangka panjang.[5]

Tidak direkomendasikan pemberian antitusif, seperti codeine dan dextromethorphan. Berdasarkan studi yang ada, pemberian antitusif tidak bermanfaat secara signifikan. Selain itu, batuk sebenarnya berguna untuk membersihkan saluran napas dari sekresi yang berlebihan akibat infeksi.[1]

Berdasarkan pedoman WHO tahun 2013, pneumonia anak dibagi menjadi berat dan tidak berat. Pneumonia tidak berat dapat dilakukan rawat jalan. Sementara itu, pasien anak harus dirujuk ke rumah sakit jika memiliki gejala dan tanda pneumonia berat, yaitu:

  • Saturasi oksigen <90%
  • Sianosis di bagian mulut
  • Gawat napas berat
  • Tidak bisa minum/menyusui sama sekali, atau sering dimuntahkan
  • Penurunan kesadaran
  • Kejang[6]

Pada pasien dewasa, perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan jika terdapat kondisi:

  • Sesak napas berat
  • Saturasi oksigen <95%

  • Penurunan kesadaran
  • Batuk berdarah atau hemoptisis

  • Nyeri dada yang memberat dan tidak membaik dengan istirahat[1-3]

Medikamentosa

Penatalaksanaan pneumonia komuniti terdiri dari tata laksana suportif, antibiotik, serta simptomatik.[1,3]

Terapi Suportif

Tata laksana home remedy pada pneumonia ditujukan pada keluhan batuk, yaitu:

  • Memperbanyak minum air putih minimal 8 gelas/hari atau 2−3 L/hari
  • Mengoleskan balsem atau minyak telon khusus ke dada, punggung, dan leher
  • Menghindari paparan debu dan asap
  • Menjaga asupan nutrisi yang memadai[1-3,7]

Asupan cairan pada anak, baik air putih atau air sup hangat, adalah +800 mL/hari untuk usia 7‒12 bulan; +1,3 L/hari untuk usia 1‒3 tahun; +1,7 L/hari untuk usia 4‒8 tahun; dan 2,1‒2,4 L/hari untuk usia >9 tahun.[7]

Terapi Antibiotik

Berdasarkan pedoman WHO tahun 2013, antibiotik yang dapat diberikan untuk anak dengan pneumonia komuniti tidak berat adalah amoxicillin peroral. Anak dengan alergi penisilin dapat diberikan clarithromycin.[6]

Pilihan antibiotik untuk pasien dewasa adalah amoxicillin, clarithromycin, azithromycin, dan amoxicillin-clavulanate. Apabila pasien memiliki komorbid atau riwayat penggunaan antibiotik dalam 3 bulan terakhir, antibiotik yang diberikan adalah golongan fluorokuinolon, seperti moxifloxacin atau levofloxacin.[3,8]

Amoxicillin:

Amoxicillin tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan 500 mg; tablet 500 mg dan 875 mg; serta sirup 125 mg/5 mL, 200 mg/5 mL, 250 mg/5 mL, dan 400 mg/5 mL. Dosis pemberian adalah:

  • Anak usia >3 bulan dan berat badan <40 kg: 45 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis, durasi 5‒7 hari
  • Anak dengan berat badan >40 kg: dosis sama dengan dewasa
  • Dewasa: 500 mg, diberikan setiap 8 jam, durasi 5‒7 hari[1,9]

Clarithromycin:

Clarithromycin tersedia dalam sediaan tablet/kaplet 250 mg dan 500 mg; tablet lepas lambat 500 mg; dan sirup 125 mg/5 mL. Dosis pemberian adalah:

  • Anak usia >3 bulan hingga <12 tahun: 15 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 2 dosis, durasi 10 hari
  • Anak usia >12 tahun: dosis sama dengan dewasa
  • Dewasa: 500 mg, diberikan 2 kali/hari, durasi 10 hari[1,10]

Khusus pemberian tablet lepas lambat, dosis untuk dewasa adalah 500‒1.000 mg, diberikan 1 kali/hari, selama 7 hari.[1,10]

Azithromycin:

Azithromycin tersedia dalam bentuk tablet/kapsul 250 mg dan 500 mg; kaplet salut selaput 500 mg; sirup kering 200 mg/5 mL. Dosis pemberian adalah:

  • Anak >6 bulan: 10 mg/kgBB, diberikan 1 kali/hari, durasi 5 hari
  • Dewasa: 500 mg diberikan 1 kali sehari selama 5 hari[1,11]

Amoxicillin-clavulanate:

Amoxicillin-clavulanate tersedia dalam bentuk tablet 250mg/125mg, 500mg/125mg, dan 875mg/125mg; serta sirup 125mg/31,25mg tiap 5 mL, 200mg/28,5mg tiap 5 mL,  250mg/62,5mg tiap 5 mL, 400mg/57mg tiap 5 mL, dan 600 mg/42,9mg tiap 5 mL.

Dosis pemberian sebagai berikut:

  • Anak usia 3 bulan: komponen amoxicillin 30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Gunakan sirup sediaan 125/31,25mg tiap 5 mL
  • Anak usia >3 bulan dan berat <40 kg: komponen amoxicillin 45 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis; gunakan sirup sediaan 200mg/28,5mg tiap 5 mL atau 400mg/57mg tiap 5 mL
  • Anak berat >40 kg: dosis sama dengan dewasa
  • Dewasa: 500/125mg diberikan 2 kali/hari, atau 250/125mg diberikan 3 kali/hari, durasi 10 hari; dapat ditingkatkan menjadi 875/125 mg diberikan 2 kali/hari), durasi 7 hari[1,12]

Moxifloxacin:

Moxifloxacin tersedia dalam bentuk tablet 400 mg. Dosis pemberian adalah:

  • Anak <18 tahun: masih kontraindikasi karena efikasi dan keamanan belum terbukti secara klinis, serta memiliki risiko ruptur tendon dan gangguan jaringan ikat lainnya
  • Dewasa: 400 mg, diberikan sekali sehari, durasi 10 hari[2,13]

Levofloxacin:

Levofloxacin tersedia dalam bentuk tablet 250 mg, 500 mg, atau 750 mg; dan sirup kering 25 mg/mL. Dosis pemberian sebagai berikut:

  • Dewasa: 500 mg, sekali atau dua kali sehari, durasi 7–14 hari[1,14]

Terapi Simtomatik

Terapi simtomatik untuk pneumonia komuniti tidak berat adalah antipiretik/analgesik dan mukolitik.[2,12]

Antipiretik pada Pasien Dewasa:

  • Paracetamol: 1.000 mg setiap 4–6 jam, dosis maksimal 4.000 mg/hari

  • Ibuprofen: 200‒400 mg setiap 4-6 jam, dosis maksimal 3.200 mg/hari[15,16]

Antipiretik pada Pasien Anak:

  • Paracetamol: 15 mg/kgBB setiap 4‒6 jam, dosis maksimal pemberian 4 kali/hari
  • Ibuprofen: 10 mg/kgBB setiap 6‒8 jam, dosis maksimal 40 mg/kgBB/hari, tetapi tidak dianjurkan untuk anak usia <6 bulan[15,16]

Mukolitik pada Pasien Dewasa:

  • Guaifenesin tablet: 200‒400 mg/4 jam, dosis maksimal 2.400 mg/hari

  • Guaifenesin tablet lepas lambat: 600‒1.200 mg/12 jam, dosis maksimal 2.400 mg/hari
  • Ambroxol tablet: 30‒120 mg diberikan 2‒3 kali/hari

  • Ambroxol sirup: 10 mL diberikan 2 kali/hari
  • Bromhexine tablet: 8 mg diberikan 3 kali/hari

  • Acetylcysteine kaplet: 200 mg diberikan 3‒4 kali/hari, dapat ditingkatkan menjadi setiap 2‒6 jam[17]

Mukolitik pada Pasien Anak:

Pilihan obat mukolitik untuk anak adalah guaifenesin, yang tersedia dalam bentuk tablet 100 mg, 200 mg, dan 400 mg; sirup 100 mg/ 5 mL; serta tablet lepas lambat 600 mg dan 1200 mg. Dosis pemberian:

  • Usia 6‒12 tahun: 100‒200 mg diberikan 4 kali/hari
  • Usia >12 tahun: 200‒400 mg/4 jam, atau tablet lepas lambat 600‒1.200 mg/12 jam
  • Dosis maksimal 2.400 mg/hari[17]

Pilihan lain adalah ambroxol yang tersedia dalam bentuk tablet 30 mg, kapsul lepas lambat 75 mg, dan sirup 15 mg/5mL. Dosis pemberian:

  • Usia <2 tahun: 7,5‒15 mg diberikan 1 kali/hari
  • Usia 2‒5 tahun: 7,5‒15 mg diberikan 2 kali/hari.
  • Usia 6‒12 tahun: 15‒30 mg diberikan 1‒2 kali/hari[17]

Mycoplasma Pneumonia (White Lung Pneumonia)

Tata laksana untuk pneumonia yang disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae, atau yang dikenal juga sebagai white lung pneumonia, merupakan antibiotik empiris untuk pneumonia atipikal.

Terapi Antibiotik

Pemilihan antibiotik untuk mycoplasma pneumonia mencakup antibiotik golongan makrolida, doxycycline, atau golongan fluorokuinolon. Azithromycin adalah antibiotik yang paling sering digunakan.[19]

Anak-anak yang menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan bawah dan tidak membaik dengan pengobatan antibiotik konvensional (seperti amoxicillin) sebaiknya mempertimbangkan untuk beralih ke antibiotik yang mencakup mycoplasma pneumoniae, seperti golongan makrolida (azithromycin).[19]

Azithromycin:

Azithromycin tersedia dalam bentuk tablet/kapsul 250 mg dan 500 mg; kaplet salut selaput 500 mg; sirup kering 200 mg/5 mL. Azithromycin biasanya diresepkan selama 5 hari. Dosis pemberian adalah:

  • Dewasa: 500 mg diberikan 1 kali sehari selama 5 hari
  • Anak >6 bulan: 10 mg/kgBB diberikan 1 kali untuk dosis pertama di hari pertama, diikuti dengan 5 mg/kgBB setiap hari selama 4 hari
  • Dosis maksimal 2.000 mg selama 5 hari[1,11]

Doxycycline:

Doxycycline tersedia dalam bentuk kapsul 50 mg dan 100 mg. Dosis pemberian adalah:

  • Dewasa: Dosis yang digunakan pada hari pertama adalah 200 mg/hari per oral, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 100–200 mg/hari, diberikan 1-2 kali sehari, selama 7–14 hari[19,20]

Doxycycline dapat dipertimbangkan pada anak-anak yang berusia lebih dari 8 tahun. Dosis yang diberikan adalah:

  • Usia ≥ 8 tahun dan berat badan <45 kg: 2,2 mg/kg per oral, setiap 12 jam, selama 7–14 hari
  • Usia ≥ 8 tahun dan berat badan ≥45 kg: 100 mg per oral, setiap 12 jam, selama 7–14 hari[19,20]

Moxifloxacin:

Moxifloxacin tersedia dalam bentuk tablet 400 mg. Dosis pemberian adalah:

  • Dewasa: 400 mg, diberikan sekali sehari, durasi 10 hari[2,13]

Levofloxacin:

Levofloxacin tersedia dalam bentuk tablet 250 mg, 500 mg, atau 750 mg; dan sirup kering 25 mg/mL. Dosis pemberian sebagai berikut:

  • Dewasa: 500 mg, sekali atau dua kali sehari, durasi 7–14 hari[1,14]

Antibiotik golongan fluorokuinolon dikontraindikasikan untuk anak karena efikasi dan keamanan belum terbukti secara klinis, serta memiliki risiko ruptur tendon dan gangguan jaringan ikat lainnya.[13,14]

Pilihan Terapi pada Ibu Hamil dan Menyusui

Pilihan terapi pneumonia komuniti pada ibu hamil dan menyusui perlu mempertimbangkan  manfaat yang lebih besar daripada risikonya.

Antibiotik yang masuk dalam kategori B dari FDA adalah amoxicillin, amoxicillin-clavulanate, dan azithromycin. Ketiga obat ini juga aman untuk digunakan pada ibu menyusui

Golongan fluorokuinolon tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui. Oleh karena itu, pilihan untuk ibu yang alergi antibiotik beta-laktam adalah golongan makrolida, yaitu clindamycin atau erythromycin.[18]

 

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

1. Rider, AC. and Frazee, BW. Community-Acquired Pneumonia. Emerg Med Clin North Am. 2018 Nov; 36(4): 665–683. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7126690/
2. Regunath, H. and Oba, Y. Community-Acquired Pneumonia. StatPearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430749/
3. Baer, SL. Community-Acquired Pneumonia (CAP). Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/234240-overview
4. Zhang D, Yang D, Makam AN. Utility of blood cultures in pneumonia. The American Journal of Medicine. 2019 Oct 1;132(10):1233-8.
5. Gundersen KM, Jensen JN, et al. Short‐course vs long‐course antibiotic treatment for community‐acquired pneumonia: A literature review. Basic Clin Pharmacol Toxicol. 2019;124:550–559.
6. WHO. Pocket book of hospital care for children: guidelines for the management of common illnesses with limited resources, 2nd ed. Geneva: World Health Organization, 2013.
7. Faizan U, Rouster AS. Nutrition and Hydration Requirements In Children and Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562207/
8. Grief SN, Loza JK. Guidelines for the Evaluation and Treatment of Pneumonia. Prim Care. 2018; 45(3): 485-503.
9. MIMS. Amoxicillin. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amoxicillin?mtype=generic
10. MIMS. Clarithromycin. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clarithromycin?mtype=generic
11. MIMS. Azithromycin. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/azithromycin?mtype=generic
12. Evans J, et al. Amoxicillin Clavulanate. 2022. StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538164/
13. MIMS. Moxifloxacin. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/moxifloxacin?mtype=generic
14. MIMS. Levofloxacin. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/levofloxacin?mtype=generic
15. MIMS. Paracetamol. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?mtype=generic
16. MIMS. Ibuprofen. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
17. Dugs.com. Mucolytics. 2020. https://www.drugs.com/drug-class/mucolytics.html
18. UpToDate. Summary of treatment of pregnant women with pneumonia. 2022. https://www.uptodate.com/contents/image?imageKey=OBGYN%2F53414&topicKey=OBGYN%2F4793&search=acute-bronchitis-in&rank=5~48&source=see_link
19. Abdulhadi B, Kiel J. Mycoplasma Pneumonia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430780/
20. Medscape. Doxycycline. 2023. https://reference.medscape.com/drug/vibramycin-doryx-doxycycline-342548

Edukasi dan Promosi Kesehatan Pn...

Artikel Terkait

  • Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
    Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
  • Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak
    Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 16 April 2025, 09:59
Apakah Vaksin Pneumonia PCV 20 ataupun PCV 13 dapat diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Apakah vaksin pneumonia pcv 20 ataupun pcv 13 bisa diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.