Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Pneumonia Komuniti karyanti 2024-06-26T13:03:31+07:00 2024-06-26T13:03:31+07:00
Pneumonia Komuniti
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Prognosis Pneumonia Komuniti

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Prognosis pneumonia komunitas atau community-acquired pneumonia (CAP) bergantung pada berbagai faktor, seperti usia tua dan adanya komplikasi, misalnya empiema. Pasien CAP yang membutuhkan perawatan di ruang intensif memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi.

Komplikasi

Komplikasi pneumonia komuniti atau CAP antara lain adalah efusi parapneumonia, empiema, abses paru, koagulopati, fibrosis paru, pembentukan kavitas, meningitis dan pneumonia nekrotik. Komplikasi lain ditemukan pada infeksi yang memberat sampai mengancam nyawa terutama ditemukan pada pada kondisi syok sepsis dan gagal napas.[6,35]

Efusi Parapneumonia

Efusi parapneumonia adalah kondisi berkumpulnya cairan eksudatif yang sifatnya steril di rongga pleura pada sisi ipsilateral paru yang mengalami infeksi. Kondisi ini biasanya terjadi bila terapi yang diberikan tidak adekuat. Efusi parapneumonia terjadi akibat meningkatnya permeabilitas kapiler rongga pleura yang dirangsang oleh sitokin proinflamasi.

Hal ini sering ditemukan pada infeksi bakteri. Apabila dilakukan analisa cairan yang efusi ini, biasanya banyak ditemukan neutrofil. Selanjutnya bila terapi yang diberikan tidak adekuat, maka bagian yang efusi akan disertai infeksi dan menjadi empiema.

Keadaan ini menghambat ekspansi paru dan mengganggu kemampuan ventilasi, sehingga pada efusi pleura yang berukuran sedang sampai besar harus dilakukan drainase dengan volume maksimal 1,5 liter dan/atau  tekanan pleura turun di bawah 20 cmH2O. Sedangkan untuk efusi yang kecil dengan gejala respiratori yang berat dapat dipertimbangkan untuk drainase.[36,63,64]

Empiema

Empiema adalah akumulasi pus pada cavum pleura. Empiema adalah lanjutkan dari efusi parapneumonia, dimana efusi ini disertai infeksi dan membentuk pus. Pada empiema, akibat tidak mendapatkan terapi yang adekuat, rongga pleura, selain berisi cairan eksudat juga akan terisi oleh gumpalan fibrin dan membran fibrin.[36]

Abses Paru

Abses paru adalah kondisi yang terjadi akibat terbentuknya jaringan nekrotik oleh infeksi yang terjadi di parenkim paru yang sifatnya subakut. Infeksi pneumonia komuniti berat pada parenkim paru dapat menyebabkan terbentuknya abses apabila tidak mendapatkan terapi yang adekuat.[37]

Koagulopati

Koagulopati adalah kondisi gangguan homeostasis, baik karena gangguan pada pembuluh darah, trombosit, faktor pembekuan dan protein fibrinolitik. Pada pneumonia komuniti, koagulopati terjadi karena makrofag alveolar, sel endotel, dan neutrofil yang teraktivasi juga mengekspresikan tissue factor di permukaannya.

Hal ini kemudian menarik faktor trombogenik dan ke area inflamasi, dan menyebabkan koagulopati sistemik. Bila infeksi dan inflamasi berlanjut terus, proses ini kemudian akan menjadi disseminated intravascular coagulation (DIC).[38,39]

Fibrosis Paru

Fibrosis paru terjadi karena proses inflamasi yang berakhir dengan pembentukan jaringan parut pada parenkim paru. Hal ini umumnya terjadi sebagai respon terhadap sitokin proinflamasi saat proses regenerasi jaringan baru sedang berlangsung. Pada pneumonia komuniti, kondisi fibrosis paru dapat terjadi saat penyembuhan pneumonia yang membentuk jaringan nekrotik atau abses paru.[40]

Pembentukan Kavitas

Kavitas didefinisikan sebagai ruang berisi gas pada area konsolidasi pulmonal atau didalam sebuah massa atau nodul, yang terbentuk akibat ekspulsi jaringan nekrotik lewat bronchial tree. Pada pneumonia komuniti, kavitas dapat ditemukan pada infeksi supuratif. Etiologi yang paling sering menyebabkan pembentukan kavitas adalah Mycobacterium tuberculosis, Streptococcus pneumoniae, dan Klebsiella pneumoniae.[41,42]

Meningitis

Meningitis adalah kondisi inflamasi pada lapisan meninges. Pada pneumonia komuniti, meningitis dapat terjadi pada infeksi pneumonia yang telah menyebar melalui sistem peredaran darah, ke subarachnoid dan menembus sawar darah otak, sehingga menyebabkan reaksi inflamasi pada meninges.[43]

Pneumonia Nekrotik

Pneumonia nekrotik adalah kondisi abses paru multiple yang berukuran kurang dari 2 cm di parenkim paru. Keadaan ini seringkali terjadi pada pneumonia komuniti berat yang tidak menerima terapi yang adekuat kemudian berakhir dengan komplikasi pneumonia nekrotik.[44]

Sepsis dan Syok Sepsis

Sepsis adalah sindrom klinis sebagai respon tubuh terhadap infeksi dan dapat menyebabkan kegagalan organ multipel dan hipotensi. Syok sepsis adalah kondisi syok yang disebabkan oleh reaksi inflamasi akibat infeksi berat di dalam tubuh yang ditandai oleh hipotensi dengan mean arterial pressure (MAP) <65 mmHg. Pneumonia komuniti merupakan salah satu etiologi tersering terjadinya sepsis, sedangkan pneumokokus adalah salah satu bakteri tersering penyebab terjadinya syok sepsis pada pasien pneumonia.[45,46]

Gagal Napas

Gagal napas adalah kondisi sistem pernapasan yang gagal menyediakan oksigen bagi tubuh (tipe 1) atau mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh (tipe 2) atau keduanya. Gagal napas tipe 1 ditandai dengan tekanan parsial oksigen di arteri (PaO2) < 60 mmHg, tapi tekanan parsial CO2 di arteri (PaCO2) normal atau menurun. Sedangkan gagal napas tipe 2 adalah sebaliknya dengan PaCO2 >45 mmHg dan pH < 7.35.[47]

Kondisi gagal napas pada pneumonia komuniti terjadi akibat ventilation/perfusion (V/Q) mismatch, yang biasanya terjadi pada gagal napas tipe 1. Gagal napas tipe 2 biasanya terjadi pada kondisi sepsis atau komorbid penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).[47]

Prognosis

Prognosis pasien pneumonia komuniti atau CAP dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada pasien tanpa komorbid umumnya memiliki prognosis yang sangat baik. Akan tetapi, pada pasien dengan faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi penyakit pasien seperti usia tua, penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), imunokompromais seperti human immunodeficiency virus (HIV), infeksi gram negatif seperti Klebsiella, Pseudomonas, serta komorbid lainnya dapat memiliki outcome yang lebih buruk.[6,35,48]

Pada pneumonia yang tidak diobati, angka mortalitas dapat mencapai 25%. Pneumonia juga dapat menyebabkan morbiditas permanen akibat kerusakan jaringan paru.[6,35,48]

Pasien CAP yang dirawat di ruang perawatan intensif juga memiliki angka mortalitas yang sangat tinggi, mencapai 23%. Risiko mortalitas di masa yang akan datang juga meningkat pada pasien dengan riwayat CAP. Angka mortalitas pasien pneumonia komuniti dalam satu tahun mencapai 17 sampai 40% dan terus meningkat setiap tahun.[3,6,35,48]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gold SP Tampubolon

Referensi

3. Regunath, H. and Oba, Y. Community-Acquired Pneumonia. StatPearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430749/
6. Alzomor, O. et al. Management of community-acquired pneumonia in infants and children: Clinical practice guidelines endorsed by the Saudi Pediatric Infectious Diseases Society. Int J Pediatr Adolesc Med. 2017 Dec; 4(4): 153–158. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6372484/
35. Sattar, SBA. and Sharma, S. Bacterial Pneumonia. StatPearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513321/
36. Shebl E and Paul M. Parapneumonic Pleural Effusions And Empyema Thoracis. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534297/
37. Sabbula BR, Rammohan G, Akella J. Lung Abscess. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555920/
38. Aynalem M, Shiferaw E, Gelaw Y, Enawgaw B. Coagulopathy and its associated factors among patients with a bleeding diathesis at the University of Gondar Specialized Referral Hospital, Northwest Ethiopia. Thromb J. 2021; 19(1): 36. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8170961/
39. Milbrandt EB, et al. Prevalence and Significance of Coagulation Abnormalities in Community-Acquired Pneumonia. Molecular Medicine volume 15, page 438–445. 2009. https://molmed.biomedcentral.com/articles/10.2119/molmed.2009.00091
40. Wilson MS, Wynn TA. Pulmonary fibrosis: pathogenesis, etiology and regulation. Mucosal Immunol. 2009; 2(2): 103-121. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2675823/
41. Gadkowski LB, Stout JE. Cavitary pulmonary disease. Clin Microbiol Rev. 2008;21(2):305-333. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2292573/
42. El-Feky, M. Cavitating pneumonia. Radiopaedia. Org. 2022. https://radiopaedia.org/articles/cavitating-pneumonia
43. Hersi K, Gonzalez FJ, Kondamudi NP. Meningitis. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459360/
44. Kamangar, N. Lung Abscess. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/299425-overview
45. Ceccato, A, and Torres, A. Sepsis and community-acquired pneumonia. Ann Res Hosp 2018;2:7. https://arh.amegroups.com/article/view/4364/5300
46. Garcia-Vidal C, Ardanuy C, Tubau F, et al. Pneumococcal pneumonia presenting with septic shock: host- and pathogen-related factors and outcomes. Thorax 2010;65:77-81. https://thorax.bmj.com/content/65/1/77
47. Shebl E, Mirabile VS, Sankari A, et al. Respiratory Failure. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526127/
48. Akyil, FT. et al. Prognosis of hospitalized patients with community-acquired pneumonia. Pulmonol. 2018; 24(3): 164–169. https://www.journalpulmonology.org/en-prognosis-hospitalized-patients-with-community-acquired-articulo-S2173511517301562
63. Karkhanis VS, Joshi JM. Pleural effusion: diagnosis, treatment, and management. Open Access Emerg Med. 2012; 4: 31-52. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4753987/.
64. Krishna R, Rudrappa M. Pleural effusion. Statpearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448189/.

Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti
Edukasi dan Promosi Kesehatan Pn...

Artikel Terkait

  • Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
    Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
  • Terapi Antibiotik Jangka Pendek vs Jangka Panjang pada Pneumonia Komunitas
    Terapi Antibiotik Jangka Pendek vs Jangka Panjang pada Pneumonia Komunitas
  • Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
    Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
  • Red Flags Pilek pada Bayi dan Anak
    Red Flags Pilek pada Bayi dan Anak
  • Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak
    Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 16 April 2025, 09:59
Apakah Vaksin Pneumonia PCV 20 ataupun PCV 13 dapat diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Apakah vaksin pneumonia pcv 20 ataupun pcv 13 bisa diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 06 Januari 2025, 09:40
Wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) menjadi perhatian internasional!
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Beberapa waktu terakhir, wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) yang telah menjadi perhatian internasional dalam . Virus ini menyebar dengan...
dr. Adi Nugraha
Dibalas 03 Januari 2025, 10:39
Susp. Bronkopneumonia dengan leukosit normal
Oleh: dr. Adi Nugraha
2 Balasan
Alo Dokter, ijin diskusi jika dari klinis menunjukkan ke arah BP tapi leukosit normal, kira-kira diagnosis yang tepat apa ya dok? apakah dengan demam dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.