Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gout general_alomedika 2025-05-14T11:01:06+07:00 2025-05-14T11:01:06+07:00
Gout
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Diagnosis Gout

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Diagnosis gout perlu dicurigai pada pasien yang menunjukkan gejala peradangan sendi monoartikular atau tophus. Pada pemeriksaan darah akan ditemukan hiperurisemia dan  kristal monosodium urat dari aspirat sendi. Menurut Pedoman Diagnosis Gout  dari European Alliance of Associations for Rheumatology (EULAR), temuan kristal monosodium urat di dalam aspirat cairan sendi atau tophus menjadi baku emas untuk menegakkan diagnosis gout.[1,13]

Anamnesis

Pasien gout biasanya datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan nyeri pada sendi yang meradang dengan onset mendadak. Sendi biasanya bengkak dan pasien merasa sangat nyeri. Pada awal perjalanan penyakit, biasanya sendi yang terpengaruh bersifat unilateral dan monoartikular. Sendi yang paling sering terlibat adalah MTP ibu jari kaki.[2,13]

Pasien dengan gout biasanya memiliki riwayat hiperurisemia. Pasien yang sudah lama menderita gout biasanya mengeluhkan serangan khas berulang dengan periode remisi antara serangan. Kemungkinan gout makin besar bila penderita berjenis kelamin laki-laki dan memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.

EULAR merekomendasikan menggali faktor risiko hiperurisemia kronis pada anamnesis. Ini mencakup adanya penyakit ginjal kronis, kelebihan berat badan, penggunaan diuretik, konsumsi alkohol berlebih, konsumsi soda berlebih, serta makanan tinggi purin lainnya.[1,13]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, sendi yang terkena biasanya nyeri, bengkak, dan panas. Sendi MTP ibu jari kaki merupakan yang paling sering terkena. Keterlibatan sendi bersifat unilateral dan monoartikular. Pada penderita dengan onset lebih muda, serangan gout pertama dapat terjadi pada sendi atipikal, seperti pergelangan kaki, tarsal, bahkan ekstremitas atas.

Pada gout yang berlangsung lama dapat ditemukan tophus pada sekitar sendi, di bawah kulit, bahkan pada telinga. Tophus adalah akumulasi kristal monosodium urat pada jaringan ikat. Tophus dapat berupa benjolan seperti nodul rheumatoid, tetapi hasil lab rheumatoid assay akan negatif pada pasien gout. Tophus dapat mengeluarkan sekret seperti krim.[1,13,15]

Manifestasi Oftalmologi

Tophus dan akumulasi kristal asam urat dalam bentuk lain juga dapat ditemukan di mata. Pada konjungtiva, akumulasi ini dapat berupa nodul konjungtiva yang mengandung kristal seperti jarum. Pasien gout juga bisa menunjukkan tanda klinis oftalmologi berupa keratitis marginal ringan, keratopati, serta kristal kuning dalam sel epitel kornea dan membran Bowman. Tajam penglihatan dapat terganggu ketika epitel rusak, bahkan dapat berkembang menjadi skleritis.[1,13,15]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gout antara lain rheumatoid arthritis, lupus arthritis, osteoarthritis, arthritis septik, pseudogout, dan selulitis.

Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis memiliki gejala serupa dengan gout yakni nyeri dan panas pada sendi yang berlangsung lama. Keduanya dapat dibedakan dari jumlah keterlibatan sendi dan hasil pemeriksaan penunjang spesifik.

Inflamasi pada rheumatoid arthritis biasanya bersifat poliartikular (melibatkan ≥5 sendi kecil) dengan durasi lebih dari 15 menit hingga 30 menit. Diagnosis rheumatoid arthritis ditegakkan dengan temuan antibodi Anti-Cyclic Citrullinated Peptide (anti-CCP) dan faktor rheumatoid.[7,9]

Lupus Arthritis

Lupus arthritis memiliki gejala serupa dengan gout tahap kronis yakni nyeri poliartikular dan peradangan sendi. Lupus arthritis dapat dibedakan dari gout dengan temuan positif antinuclear antibody (ANA).[7]

Osteoarthritis

Osteoarthritis biasanya melibatkan sendi penopang beban tubuh. Nyeri yang dialami akan memberat dengan aktivitas, terletak bilateral, dan durasi kurang dari 15 menit. Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan temuan radiologi.[7]

Pseudogout

Pseudogout dapat dibedakan dengan gout dari hasil pemeriksaan histopatologi terhadap aspirat cairan sendi yang menunjukkan kristal kalsium pirofosfat.[7,9,17]

Selulitis

Gout dan selulitis sama-sama memiliki area yang bengkak, kemerahan, nyeri, juga bisa disertai demam dan leukositosis. Selulitis dibedakan dari gout dengan adanya riwayat penyakit kulit dan trauma. Pada pemeriksaan fisik selulitis, ditemukan batas lesi yang tidak tegas dengan bagian kulit normal, serta adanya fluktuasi pada palpasi.[7,9]

Arthritis Septik

Arthritis septik dibedakan dari gout dengan temuan riwayat trauma, demam, leukositosis, aspirat cairan sendi yang purulent, dan kultur cairan sendi yang positif.[7,9]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis gout dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang laboratorium meliputi kadar asam urat dalam darah, kristal dalam urine, dan aspirat cairan sinovial atau tophus. Yang paling sederhana dan banyak tersedia adalah pengukuran asam urat dalam darah, sehingga pemeriksaan ini dapat didahulukan untuk skrining hiperurisemia.[1,13]

Kadar Asam Urat Darah

Pasien dewasa dikatakan mengalami hiperurisemia jika kadar asam urat darah melebihi 7 mg/dL. Meski demikian, EULAR tidak merekomendasikan diagnosis gout hanya dari keberadaan hiperurisemia.[1,13]

Tabel 1. Rentang Kadar Asam Urat Darah Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Umur dan Jenis Kelamin Batas Bawah Batas Atas
Pria dewasa 2 mg/dL 7,5 mg/dL
Wanita dewasa 2 mg/dL 6,5 mg/dL
Pria usia > 40 tahun 2 mg/dL 8,5 mg/dL
Wanita usia > 40 tahun 2 mg/dL 8 mg/dL
Anak-anak 2 mg/dL 5,5 mg/dL

Sumber: dr. Junita, Alomedika, 2018

Kristal Monosodium Urat

Berdasarkan rekomendasi EULAR, diagnosis definitif gout ditegakkan apabila ditemukan kristal monosodium urat pada aspirat cairan sinovial, bursa, atau tophus. Karena itu EULAR merekomendasikan kuat aspirasi cairan sinovial atau tofus dan pencarian kristal monosodium urat pada setiap orang yang dicurigai menderita gout atau penderita arthritis inflamatori yang belum terdiagnosis.

Aspirasi cairan sendi dilakukan pada sendi yang bergejala maupun tidak bergejala, dengan jarum kecil, terutama pada sendi metatarsophalangeal (MTP) pertama dan sendi yang meradang sebelumnya. Selanjutnya aspirat diperiksa dengan mikroskop cahaya terpolarisasi. Kristal monosodium urat berbentuk seperti jarum dengan warna kuning kebiruan.[1,7,9,13]

Pemeriksaan Radiologi

Ketika diagnosis klinis untuk gout masih belum bisa dipastikan dan identifikasi kristal tidak memungkinkan, EULAR merekomendasikan pemeriksaan radiologi pada pasien untuk mencari deposisi kristal monosodium urat dan temuan yang mengindikasikan kemungkinan diagnosis lainnya. Pada gout, rontgen ekstremitas akan menunjukkan adanya erosi sendi. Jika temuan rontgen belum jelas, EULAR merekomendasikan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk menunjang diagnosis gout.[1,7,9,13,17]

Dual Energy Computed Tomography (DECT):

Pemeriksaan Dual Energy Computed Tomography (DECT) akan menunjukkan agen kimia dari asam urat yang dapat memberikan pewarnaan khusus. Pemeriksaan ini dapat membedakan deposisi kristal urat dengan jaringan ikat dan deposit mineral yang mengandung kalsium. Pemeriksaan ini juga bisa menampilkan jumlah beban deposisi kristal urat dalam dan sekitar sendi, dan mengeksplorasikan wilayah anatomis yang lebih dalam (misalnya tulang belakang).[1,13,17]

Ultrasonografi (USG) Artikular:

Pada pemeriksaan ultrasonografi, kristal asam urat akan tampak dalam bentuk agregat dan double contour pada permukaan kartilago, yang menggambarkan tofus dikelilingi jaringan ikat.[13,17,18]

Tabel 2. Definisi Agregat pada USG Artikular

Prinsip Komprehensif : Agregat hanya dapat dinilai bila ciri ultrasonografis lain mengindikasikan adanya gout, seperti adanya atau pernah adanya kontur ganda atau tophus pada pasien dan jika agregat tidak terletak di dalam suatu tophus
Agregat terlepas dari lokasi (intraartikular / intratendinosa) Titik-titik kecil, terang, hyperechoic yang terlalu kecil untuk memenuhi definisi tophus dan dikarakteristikkan dengan reflektivitas (sifat memantulkan cahaya) yang tetap tinggi ketika sudut insonasi diubah.

Sumber: dr. Eveline Yuniarti Rachmat, Alomedika, 2022.[18]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Referensi

1. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout. 2018.
2. FitzGerald JD, Dalbeth N, Mikuls T, Brignardello-Petersen R, Guyatt G, Abeles AM, et al. 2020 American College of Rheumatology Guideline for the Management of Gout. Arthritis Care Res (Hoboken) 2020;72:744–60. https://doi.org/10.1002/acr.24180.
7. Yazdany J, Manno RL. Rheumatologic, Immunologic, & Allergic Disorders. In: Papadakis MA, McPhee SJ, Rabow MW, McQuaid KR, editors. Current Medical Diagnosis and Treatment 2022. 61st ed., McGraw-Hill; 2022, p. 825–83.
9. Awalia. Diagnosis dan Tata Laksana Gout: Rekomendasi di Indonesia. In: Hidayat R, Wachyudi ER, Yunihastuti E, Rachman A, Putranto R, Nelwan EJ, et al., editors. Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional XVII PAPDI Tahun 2019, Surabaya: Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia; 2019, p. 489–98.
13. Richette P, Doherty M, Pascual E, Barskova V, Becce F, Castaneda J, et al. 2018 updated European League against Rheumatism evidence-based recommendations for the diagnosis of gout. Ann Rheum Dis 2020;79:31–8. https://doi.org/10.1136/annrheumdis-2019-215315.
15. Gao Q, Cheng X, Merriman TR, Wang C, Cui L, Zhang H, et al. Trends in the manifestations of 9754 gout patients in a Chinese clinical center: A 10-year observational study. Joint Bone Spine 2021;88. https://doi.org/10.1016/j.jbspin.2020.09.010.
17. Reijnierse M, Schwabl C, Klauser A. Imaging of Crystal Disorders:: Calcium Pyrophosphate Dihydrate Crystal Deposition Disease, Calcium Hydroxyapatite Crystal Deposition Disease and Gout Pathophysiology, Imaging, and Diagnosis. Radiol Clin North Am 2022;60:641–56. https://doi.org/10.1016/j.rcl.2022.03.007.
18. Christiansen SN, Filippou G, Scirè CA, Balint P v., Bruyn GA, Dalbeth N, et al. Consensus-based semi-quantitative ultrasound scoring system for gout lesions: Results of an OMERACT Delphi process and web-reliability exercise. Semin Arthritis Rheum 2021;51:644–9. https://doi.org/10.1016/j.semarthrit.2020.11.011.

Epidemiologi Gout
Penatalaksanaan Gout

Artikel Terkait

  • Kortikosteroid vs Obat Antiinflamasi Nonsteroid untuk Terapi Gout Arthritis Akut
    Kortikosteroid vs Obat Antiinflamasi Nonsteroid untuk Terapi Gout Arthritis Akut
  • Fenofibrate untuk Menurunkan Kadar Asam Urat
    Fenofibrate untuk Menurunkan Kadar Asam Urat
  • Terapi Dosis Titrasi Lebih Baik Dibandingkan Dosis Tetap untuk Gout
    Terapi Dosis Titrasi Lebih Baik Dibandingkan Dosis Tetap untuk Gout
  • Hiperurisemia Asimptomatik: Apakah Perlu Diterapi?
    Hiperurisemia Asimptomatik: Apakah Perlu Diterapi?
  • Efek Omega-3 untuk Mengurangi Risiko Flare Gout Arthritis
    Efek Omega-3 untuk Mengurangi Risiko Flare Gout Arthritis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Muljadi Hartono MPH
Dibalas 29 September 2024, 14:03
Pedoman diagnosis dan tatalaksana hiperusemia & gout akut, oleh Perhimpunan Rheumatologi Indonesia
Oleh: dr.Muljadi Hartono MPH
1 Balasan
menarik
ISBN-Hiperurisemia-Artritis-Gout_download.pdf
Anonymous
Dibalas 17 April 2024, 13:08
Pengobatan asam urat untuk pasien dengan obat rutin ACE inhibitor
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Saya memiliki pasien laki-laki, usia 62 tahun, obese, dengan riwayat CHF > 1 thn yll. Pasien rutin mengonsumsi obat di antaranya: miniaspi 1x80...
dr.Ika Kurniati Yusni
Dibalas 20 Maret 2024, 20:31
Antiradang sendi untuk penderita diabetes
Oleh: dr.Ika Kurniati Yusni
2 Balasan
Alo dok.. izin diskusi dan bertanya..Pasien laki2 umur 56 tahun dengan riwayat penyakit Diabetes dan Hipertensi.. KGD puasa 180 dan Ad random 350 mg/dl.. TD...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.