Epidemiologi Gout
Data epidemiologi menunjukkan bahwa gout merupakan jenis arthritis inflamatori dengan angka kejadian paling tinggi di seluruh dunia. Gout menunjukkan pola risiko yang berbeda berdasarkan jenis kelamin dan usia.[2,3]
Global
Di Amerika Serikat, gout dilaporkan sebagai bentuk radang sendi yang paling umum. Gout mempengaruhi sekitar 9,2 juta orang dewasa atau setara 3,9% di Amerika Serikat.[2]
Di Asia Pasifik, gout juga dilaporkan sebagai bentuk radang sendi yang paling banyak ditemukan. Gout memiliki prevalensi sekitar 7,6 per 1000 orang di Korea.[3]
Gout banyak terjadi pada pria berusia paruh baya hingga lansia dan wanita pasca menopause. Laki-laki telah dilaporkan lebih berisiko terkena gout di usia muda karena tidak memiliki hormon estrogen yang meningkatkan ekskresi asam urat.
Selain itu, penderita obesitas juga lebih berisiko terserang gout di usia yang lebih muda. Penyakit ini jarang terjadi pada ibu hamil karena paparan hormon estrogen yang bersifat urikosurik pada wanita hamil.[1,7,12,14-16]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi nasional untuk gout di Indonesia.
Mortalitas
Pasien gout memiliki prevalensi lebih tinggi mengalami penyakit ginjal kronis, gangguan metabolik, dan komorbiditas kardiovaskular. Dalam sebuah studi berbasis populasi di Swedia, gout dikaitkan dengan 17% peningkatan risiko mortalitas segala sebab. Studi ini juga melaporkan peningkatan risiko kematian akibat penyakit ginjal, penyakit sistem pencernaan, penyakit kardiovaskular, infeksi, dan dementia.[19]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan