Prognosis Epistaksis
Secara keseluruhan, prognosis epistaksis umumnya baik. Prognosis dapat menjadi lebih buruk pada pasien dengan usia lanjut, komorbid yang berat, atau epistaksis posterior.[9]
Komplikasi
Epistaksis dengan perdarahan yang hebat dapat menimbulkan komplikasi langsung seperti syok hipovolemik atau syok hemoragik, aspirasi, serta obstruksi jalan napas. Selain itu, terdapat komplikasi lain yang berhubungan dengan penatalaksanaan epistaksis, yaitu:
- Ulserasi dan perforasi septum hidung
- Nekrosis mukosa akibat tekanan pada pemasangan tampon
- Infeksi (rhinosinusitis)
- Toxic shock syndrome
- Peningkatan refleks vagal (bradikardia, hipotensi, hipoventilasi) akibat dislokasi tampon ke posterior
- Stroke dan kebutaan akibat embolisasi[3,11]
Prognosis
Dengan pengobatan yang adekuat, epistaksis memiliki prognosis kesembuhan yang baik. Pada epistaksis spontan atau akibat trauma minor, perdarahan dapat dihentikan dengan mudah. Pasien dengan epistaksis anterior sebagian besar dapat ditangani dengan tata laksana konservatif.
Sementara itu, kontrol hemostasis lebih sulit dicapai pada epistaksis posterior. Pasien dengan epistaksis posterior cenderung lebih sering memerlukan rujukan ke dokter spesialis THT dan dirawat inap dibandingkan pasien dengan epistaksis anterior. Prognosis yang lebih buruk berkaitan dengan tingginya risiko aspirasi, obstruksi jalan napas, serta komplikasi yang ditimbulkan akibat pemasangan tampon posterior. Sebanyak 50% pasien dengan epistaksis posterior mengalami kasus berulang.[1-3]
Pasien dengan telangiektasia hemoragik herediter (THH) dan kelainan koagulasi lainnya cenderung akan mengalami episode berulang, meskipun telah ditangani dengan baik. Pasien dengan epistaksis akibat kelainan struktural atau neoplasma memiliki prognosis yang bervariasi tergantung pada derajat keparahan penyakit yang mendasarinya.[9,11]