Diagnosis Otitis Media
Kriteria diagnosis otitis media adalah gejala saat onset otitis media, efusi telinga tengah, dan tanda adanya inflamasi pada telinga tengah. Diagnosis otitis media dapat ditegakkan lewat anamnesis, pemeriksaan fisik termasuk menggunakan otoskop, dan dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang.
Klasifikasi Diagnosis Otitis Media
Otitis media dibagi lagi menjadi beberapa kelompok diagnosis, di mana masing-masing diagnosis memiliki manajemen terapi yang berbeda. Klasifikasi otitis media terdiri dari:
- Otitis Media Akut (OMA)
Onset penyakit terjadi akut atau kurang dari 2 minggu. Ditandai oleh menonjolnya membran timpani, terbatas atau hilangnya mobilitas membran timpani, adanya cairan di belakang membran timpani. Gejala inflamasi yang timbul berupa otalgia yang mengganggu tidur atau aktivitas normal, dan eritema membran timpani. OMA dibagi menjadi 5 fase sesuai dengan patofisiologi otitis media akut, yaitu OMA oklusi tuba, OMA hiperemis, OMA supurasi, OMA perforasi, dan OMA resolusi
- Otitis Media Persisten
Gejala otitis media akut tidak membaik dengan pemberian antibiotik, atau otitis media akut muncul kembali (relapse) dalam 1 bulan setelah terapi selesai.
- Otitis Media Rekuren
Otitis media berulang hingga 3 atau lebih episode dalam 6 sampai 18 bulan.
- Otitis Media Efusi (OME)
Otitis media disertai cairan di belakang membran timpani, tetapi tidak ada tanda inflamasi akut (glue ear).
- Otitis Media Kronis dengan Efusi
Cairan di belakang membran timpani persisten atau menetap, tanpa adanya tanda infeksi aku
- Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)
Inflamasi persisten pada telinga tengah atau rongga mastoid dengan perforasi membran timpani dan otorea persisten, serta tidak membaik dengan medikasi. Menurut WHO, disebut persisten bila tanda menetap selama >2 minggu, sedangkan otolaringologis memberikan batasan >2‒3 bulan otitis media aktif. OMSK dibedakan menurut lokasi perforasi membran timpani, menjadi OMSK benigna dan OMSK maligna. Pada OMSK benigna perforasi terjadi pada bagian sentral membran timpani yang bisa sembuh dengan sendirinya, sedangkan pada OMSK maligna terjadi perforasi pada bagian attic / pars tensa.[2,3,10]
Anamnesis
Pada anak yang sudah bisa berkomunikasi, gejala otitis media akut (OMA) meliputi nyeri telinga dengan onset yang cepat. Nyeri hilang apabila muncul gejala otorea. Sedangkan pada anak yang belum bisa berkomunikasi, gejala otitis media akut terdiri dari gejala umum yang tidak khas, mencakup:
- Demam, sakit kepala, gelisah/menangis tanpa sebab yang jelas
- Batuk, pilek
- Tidak bersemangat/lemas, anoreksia/penurunan nafsu makan, perubahan pola tidur atau tingkah laku
- Muntah, diare
- Menarik-narik atau menggosok-gosok telinga
- Otalgia dan otorea[2,3,12]
Gejala utama pada anak dengan otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah otorea tanpa disertai otalgia, di mana durasi otorea dapat membedakan antara OMA atau OMSK. Pasien OMSK harus di anamnesis terkait riwayat anak mengalami gejala OMA. Pada OMSK maligna, bisa didapat gejala defisit neurologis (biasanya nervus kranialis VII) dan gejala mastoiditis. Karena itu, perlu ditanyakan apakah OMSK ini menyebabkan gangguan pendengaran, atau sudah mengganggu aspek kehidupan lainnya seperti gangguan perkembangan bicara/berbahasa dan kognitif.[2,3,11]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik generalis sesuai dengan gejala otitis media, termasuk pengukuran suhu demam, serta pemeriksaan fisik telinga lengkap. Perlu juga dilakukan pemeriksaan membran timpani dengan menggunakan otoskop untuk melihat hal-hal berikut:
- Kontur: normal/retraksi/menonjol
Pada otitis media efusi atau pada otitis media oklusi tuba, membran timpani akan terlihat retraksi. Pada otitis media akut fase supurasi, membran timpani akan menonjol.
- Warna: abu-abu/kuning/merah/merah muda/biru
Pada otitis media efusi, membran timpani berwarna kuning atau biru. Pada otitis media akut, inflamasi membran timpani tampak hiperemis (merah/merah muda).
- Kejernihan/translusen: translusen/semi berawan/berawan
Membran timpani normal adalah translusen dan memantulkan cahaya, disebut refleks cahaya positif. Pada otitis media, membran timpani terlihat berawan dan refleks cahaya biasanya negatif.
- Perforasi:
Pada otitis media perforasi, membran timpani tidak intak disertai sekret positif. Pada otitis media resolusi, membran timpani tidak intak dan sekret negatif. Perforasi otitis media biasanya terjadi pada kuadran posterior atau inferior membran timpani. Pada otitis media supuratif kronik benigna, perforasi terjadi pada membran timpani bagian sentral. Pada otitis media supuratif kronik maligna, perforasi terjadi di attic/pars tensa, dan dapat disertai kolesteatoma.[5,6,10]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding otitis media di antaranya adalah:
- Otitis eksterna
- Nyeri dental
- Nyeri sendi temporomandibular
- Faringitis viral akut
- Trauma telinga
- Sinusitis akut
- Gangguan pendengaran[6,8,12]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan pada otitis media. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada otitis media adalah pemeriksaan otoskop pneumatik, timpanometri, timpanosintesis, dan pencitraan.
Otoskop Pneumatik
Pemeriksaan otoskop pneumatik dapat dilakukan untuk melihat mobilitas membran timpani dengan hasil normal, meningkat, menurun, atau tidak bergerak. Membran timpani seharusnya bergerak terhadap aplikasi sedikit tekanan positif atau negatif.[5,11]
Timpanometri
Timpanometri bermanfaat untuk menyediakan data kuantitatif mengenai fungsi struktural dan mendeteksi adanya efusi pada telinga tengah. Gabungan pemeriksaan otoskop pneumatik dengan timpanometri akan menghasilkan diagnostik yang lebih akurat. Hal ini karena timpanometri akan menyediakan data kuantitatif mengenai fungsi struktural dan mendeteksi adanya efusi pada telinga tengah.[5,11]
Timpanosentesis
Timpanosentesis merupakan prosedur bedah minor untuk drainase cairan dari telinga tengah. Cairan ini kemudian akan dilakukan kultur dan uji sensitivitas antibiotik.[5,11]
Pencitraan
Foto Schuller dan CT scan bermanfaat untuk menilai ada tidaknya komplikasi otitis media. MRI juga dapat digunakan jika terdapat kecurigaan komplikasi ke intrakranial.[5,11]