Etiologi Otitis Media
Etiologi otitis media dipengaruhi oleh faktor agen, penjamu, dan lingkungan. Faktor agen terdiri dari patogen bakterial dan viral. Faktor penjamu termasuk genetik, usia, defisiensi sistem imun, dan abnormalitas anatomis termasuk disfungsi tuba eustachius. Sedangkan faktor lingkungan di antaranya adalah paparan asap rokok dan riwayat mendapatkan ASI eksklusif.[4-6]
Faktor Agen
Otitis media dapat disebabkan oleh patogen bakteri maupun virus. Otitis media efusi dahulu dianggap steril dan tidak disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Namun penelitian terbaru menemukan hubungan antara infeksi bakteri dengan otitis media efusi, dengan bakteri tersering yang sama dengan otitis media akut.[4-6]
Patogen Bakterial
Lebih dari 95% kasus otitis media akut bakterial disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis. Bakteri gram negatif lebih banyak ditemukan pada neonatus usia <6 minggu. Sedangkan, pada otitis media supuratif kronis, bakteri yang umum ditemui adalah Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus aureus, Corynebacterium sp, dan Klebsiella pneumoniae.[4-6]
Patogen Viral
Infeksi virus pernapasan, seperti virus influenza, rhinovirus, dan adenovirus, berhubungan dengan terjadinya otitis media pada pasien anak. Infeksi virus akan menyebabkan terjadinya disfungsi tuba eustachius dan gangguan pada respon imun inang.[4-6]
Faktor Penjamu
Faktor pada inang yang berperan terhadap terjadinya otitis media adalah faktor genetik, usia, defisiensi sistem imun, abnormalitas anatomis, dan disfungsi tuba eustachius.
Faktor Genetik
Faktor genetik diduga berperan terhadap terjadinya otitis media, walau belum ditemukan gen spesifik yang berperan.[4-6]
Faktor Usia
Otitis media biasa terjadi pada anak-anak usia hingga 2 tahun dengan puncaknya terjadi pada usia 6‒12 bulan, dan berkurang sebanyak 2% saat mencapai usia 8 tahun. Hal ini disebabkan karena sistem imun yang masih imatur pada anak-anak sehingga sangat rentan terhadap infeksi. Selain itu, perbedaan anatomi tuba eustachius membuat anak-anak lebih rentan terkena otitis media dibandingkan dengan orang dewasa. Tuba eustachius anak memiliki bentuk lebih pendek, lebar dan bersudut lebih datar, sehingga meningkatkan resiko terjadinya disfungsi tuba dan infeksi.[4-6]
Faktor Defisiensi Sistem Imun
Defisiensi sistem imun seperti akibat infeksi HIV, diabetes mellitus, atau pada sistem imun yang imatur pada neonatus, akan menyebabkan peningkatan progresivitas penyakit.[4-6]
Faktor Abnormalitas Anatomis
Anomali anatomi seperti sumbing, Down syndrome, dan Treacher Collins syndrome berhubungan dengan tingginya prevalensi otitis media.[4-6]
Faktor Disfungsi Tuba Eustachius
Abnormalitas fungsi mukosa tuba eustachius akan meningkatkan risiko terjadinya otitis media efusi.[4-6]
Faktor Lain
Defisiensi vitamin A, obesitas, dan refluks laringofaringeal berhubungan dengan peningkatan insidensi otitis media. Alergi juga diduga berperan sebagai faktor penyebab otitis media, tetapi penelitian masih memberikan hasil yang kontroversial terhadap asosiasi alergi dan otitis media.[4-6]
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang berhubungan dengan otitis media di antaranya adalah riwayat menyusui dan paparan asap rokok. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 3‒6 bulan memiliki tingkat insidensi otitis media yang lebih rendah. Sebaliknya, orang yang terpapar terhadap asap rokok memiliki risiko otitis media yang lebih tinggi. Selain itu, balita yang dititipkan di tempat penitipan anak juga memiliki risiko otitis media yang lebih tinggi karena kontak langsung dengan anak-anak lain.[4-6]
Faktor Risiko
Selain faktor etiologi di atas, hal-hal berikut dapat meningkatkan risiko terjadinya otitis media:
- Prematuritas dan berat badan lahir rendah
- Jenis kelamin, lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan
- Implan koklea
- Penyakit neuromuskular
- Anak dengan riwayat otitis media rekuren pada saudara kandung
- Penggunaan dot
- Posisi tidur telungkup
- Status sosial ekonomi rendah
- Paparan polutan[4-6]