Epidemiologi Inkontinensia Urine
Epidemiologi inkontinensia urine sering tidak tercatat dengan jelas karena inkontinensia umumnya merupakan bagian dari penyakit lain. Inkontinensia stres merupakan jenis inkontinensia yang paling sering ditemukan.[4,15-17]
Global
Sekitar 10 juta orang di Amerika Serikat diperkirakan pernah mengalami inkontinensia urine. Studi NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) tahun 2006 mendapatkan bahwa prevalensi inkontinensia urine meningkat seiring bertambahnya usia pada wanita, dengan insiden terbanyak pada kelompok usia >80 tahun (31%). Namun, epidemiologi tidak tercatat secara jelas dan data dari beberapa studi populasi tidak menunjukkan hasil yang homogen.[4,15]
Di Kanada, dilaporkan sekitar 3,3 juta orang mengalami inkontinensia urine. Sekitar 50% kasus inkontinensia urine di Kanada adalah inkontinensia stres. Di Eropa, studi populasi di Swedia pada 9.197 wanita mendapatkan bahwa prevalensi inkontinensia urine meningkat seiring bertambahnya usia dan indeks massa tubuh. Studi di Belanda pada 1.257 orang mendapatkan bahwa wanita lebih banyak mengalami inkontinensia urine dibandingkan pria.[1,4,15,17]
Suatu studi di India terhadap 800 wanita mendapatkan bahwa sekitar 34% mengalami inkontinensia urine, dengan jenis terbanyak inkontinensia stres (72,1%) dan usia rerata pasien 41,5 tahun.[16]
Indonesia
Epidemiologi inkontinensia urine di Indonesia tidak tercatat dengan jelas. Data yang ada hanya merupakan laporan kasus atau studi di rumah sakit tertentu secara terpisah. Studi epidemiologi nasional belum tersedia.[12,18]
Mortalitas
Inkontinensia urine sendiri umumnya tidak menyebabkan mortalitas. Namun, penyakit yang mendasari inkontinensia mungkin menyebabkan mortalitas, misalnya karsinoma urothelial. Saat ini data mortalitas kasus inkontinensia urine belum terdokumentasi dengan baik karena kondisi ini umumnya merupakan bagian dari penyakit lain.[4,15-17]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur