Prognosis Inkontinensia Urine
Prognosis inkontinensia urine ditentukan oleh jenis inkontinensia dan tata laksana yang dilakukan. Sekitar 70–80% pasien inkontinensia urine dapat mengalami perbaikan klinis dengan tata laksana yang tepat. Komplikasi dapat terjadi baik karena inkontinensia, tata laksana yang diberikan, ataupun gangguan psikologis.[4,23,24]
Komplikasi
Komplikasi inkontinensia urine dapat dikelompokkan menjadi tiga grup, yaitu komplikasi medis, komplikasi psikologis, serta komplikasi akibat tata laksana pembedahan.
- Komplikasi medis: infeksi genitalia berulang, kandidiasis perineal, iritasi kulit persisten, gangguan tidur, luka decubitus, selulitis, trauma dan risiko jatuh, serta infeksi saluran kemih akibat kateter (catheter associated urinary tract infection)
- Komplikasi psikologis: gangguan rasa percaya diri, social withdrawal, depresi, disfungsi seksual, dan gangguan kualitas hidup
- Komplikasi pembedahan: infeksi setelah operasi, perdarahan, kerusakan traktus gastrointestinal atau genitourinaria, dispareunia setelah operasi, prolaps organ, dan inkontinensia rekuren[2-5,7,23]
Prognosis
Prognosis inkontinensia urine tergantung pada jenis inkontinensia yang dialami dan penyebab inkontinensia. Adanya kelainan neurologis berat, usia lanjut, kerusakan otot detrusor, dan disabilitas fisik merupakan penanda prognosis yang lebih buruk. Inkontinensia urine juga merupakan salah satu penyebab utama pasien memerlukan perawatan khusus dan memerlukan caregiver khusus.
Suatu studi prospektif pada 267 wanita dengan inkontinensia stres mendapatkan bahwa riwayat inkontinensia sebelumnya, riwayat persalinan kala dua memanjang, indeks massa tubuh >30 kg/m2, aktivitas dan kekuatan fisik rendah, serta stres adalah penanda prognosis buruk pada pasien inkontinensia stres yang menjalani fisioterapi.[4,5,7,25]
Inkontinensia urine umumnya tidak sembuh total tetapi dapat mengalami perbaikan bila mendapatkan terapi yang tepat, bila fisioterapi dilakukan dengan baik, dan bila faktor penyebab inkontinensia dapat diatasi. Intervensi pembedahan inkontinensia stres memiliki rata-rata kesembuhan 72–89,5%. Pemberian obat-obatan pada inkontinensia urgensi memiliki kesuksesan sekitar 35,6–58%.[2,4,5,24]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur