Farmakologi Probenecid
Farmakologi probenecid adalah agen urikosurik yang mencegah terjadinya absorpsi asam urat melalui ginjal, sehingga kadar asam urat plasma dapat diturunkan. Obat ini juga teridentifikasi sebagai bahan pembantu untuk meningkatkan bioavailabilitas beberapa obat di susunan saraf pusat.[3,6]
Farmakodinamik
Probenecid adalah agen urikosurik yang menghambat reabsorbsi asam urat di tubulus renalis. probenecid yang diberikan secara rutin akan meningkatkan ekskresi asam urat bersama urine dan menurunkan kadar asam urat serum. Sebagai urikosurik, probenecid dapat mengurangi pengendapan urat berlebih dan membantu resorpsi deposit urat.
Probenecid juga dapat meningkatkan kadar asam organik lemah di dalam plasma (contohnya penisilin, sefalosporin, atau antibiotik betalaktam lain) dengan mekanisme inhibisi sekresinya di tubulus renalis.[3,13]
Secara normal, diperkirakan asam urat yang seharusnya direabsorbsi kembali oleh tubuh di ginjal mencapai 90%, dan proses ini diperantarai oleh sekelompok organic anion transporters (OATs) contohnya urate transporter 1 (URAT1), yang menjadi target kerja obat golongan urikosurik.[14]
Walaupun, bersifat urikosurik, pemberian probenecid dapat memberikan efek eksaserbasi gout yang bersifat transien meski secara kuantitatif kadar asam urat serum telah menurun. Namun, efek ini tidak akan berlangsung lama dan kejadian eksaserbasi gout akan berangsur-angsur berkurang menghilang setelah beberapa bulan penggunaan.[1,5]
Setelah kadar asam urat serum turun, maka penyimpanan asam urat berlebih di persendian akan mulai diabsorbsi kembali, sehingga nyeri sendi pada fase ini telah jauh berkurang, gerakan sendi mulai membaik, dan kerusakan sendi lebih jauh dapat dihentikan. Bahkan, resorpsi ini juga terjadi pada ginjal, sehingga dapat menurunkan risiko pembentukan batu asam urat.[1,5]
Farmakodinamik pada Susunan Saraf Pusat
Probenecid memiliki beberapa interaksi farmakologis, termasuk meningkatkan konsentrasi plasma beberapa antibiotik, antivirus, antiretroviral, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), benzodiazepin, dan diuretik loop.
Interaksi ini dikaitkan dengan pengaruh probenecid pada metabolisme obat-obatan, atau dengan aksi probenecid pada blokade transpor obat. Pengaruh ini menginduksi peningkatan efek farmakologis melalui akumulasi agen-agen ini di susunan saraf pusat (dalam kasus benzodiazepin).[6]
Farmakokinetik
Farmakokinetik probenecid dimulai segera melalui rute peroral dan diabsorbsi secara penuh melalui saluran gastrointestinal. Kemudian probenecid didistribusikan dan terikat dengan albumin plasma. probenecid terutama dimetabolisme di hati dan diekskresikan bersama urine.
Absorbsi
Probenecid setelah dikonsumsi melalui rute per oral, akan segera diabsorbsi secara sempurna di saluran gastrointestinal. probenecid memiliki nilai bioavailabilitas >90%. Kadar puncak probenecid dalam plasma dapat tercapai dalam dua hingga empat jam setelah konsumsi peroral.[1,5]
Distribusi
Probenecid yang telah diabsorpsi ke dalam tubuh, sekitar 85 hingga 95% diantaranya akan berikatan dengan albumin plasma. Probenecid dapat menembus sawar plasenta. Kadar konsentrasi probenecid di cairan serebrospinal sekitar 2% dari konsentrasi probenecid di plasma.[3,5,9]
Metabolisme
Metabolisme probenecid terjadi di hati. Metabolisme utamanya terjadi melalui proses oksidasi rantai samping alkil dan sedikit bentuk metabolit yang lebih jarang dibantu oleh proses konjugasi glukuronida. Bentuk metabolit utama probenecid adalah probenecid acyl glucuronide (sekitar 50% dari total dosis yang dikonsumsi akan diubah menjadi bentuk ini).
Selain itu, bentuk metabolit lain (sekitar 10‒15%), yaitu monopropyl, secondary alcohol dan asam karboksilat akan langsung diekskresikan. Waktu paruh plasma adalah sekitar enam dan dua belas jam dan akan terus meningkat sesuai peningkatan dosis terapeutik pasien.[3,5,14]
Ekskresi
Jalur ekskresi utama probenecid adalah melalui ginjal dan dibuang bersama urine. Ekskresi terjadi melalui proses filtrasi glomerulus dan sekresi aktif tubulus renalis proksimal. Sekitar 75‒88% dosis yang dikonsumsi pasien akan dikeluarkan bersama urine dalam bentuk metabolit dan sedikit dalam bentuk yang tidak diubah.
Klirens probenecid di ginjal tergantung pada kadar pH dan laju aliran urine. Semakin alkali pH urine dan semakin banyak konsumsi air putih maka klirens probenecid di ginjal juga akan semakin meningkat.[3,5,14]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini