Farmakologi Natrium Bikarbonat
Farmakologi natrium bikarbonat (NaHCO3) adalah sebagai agen alkalinisasi dengan meningkatkan ion bikarbonat dalam plasma dan sebagai buffer kelebihan konsentrasi ion hidrogen, sehingga dapat meningkatkan pH darah dan urin dan dapat mengatasi gejala asidosis. [1]
Farmakodinamik
Natrium bikarbonat adalah suatu garam monosodium dari asam karbonat dengan efek alkalinisasi dan pengganti elektrolit. Setelah terjadi disosiasi, sodium bikarbonat akan membentuk ion natrium dan bikarbonat. Pembentukan ion ini akan meningkatkan kadar bikarbonat plasma dan bertindak sebagai buffer kelebihan konsentrasi ion hidrogen, sehingga pH darah meningkat.
Penurunan ion hidrogen plasma menyebabkan ion hidrogen di dalam sel akan keluar. Untuk mempertahankan homeostasis, ion kalium akan berpindah ke dalam sel, sehingga kadar kalium intravaskular akan berkurang. Oleh karena itu, natrium bikarbonat juga dapat digunakan untuk terapi hiperkalemia. Pemberian natrium bikarbonat per oral menetralkan asam hidroklorat di lambung dan membentuk senyawa natrium klorida, karbon dioksida, dan air. [1,2]
Farmakokinetik
Natrium bikarbonat yang diberikan per oral dapat diabsorpsi dengan baik. Obat ini tidak mengalami metabolisme. Ekskresi utamanya melalui urine dan dapat mengalkalisasi urin.
Absorpsi
Natrium bikarbonat yang diberikan per oral memiliki absorpsi yang baik. Onset aksi sangat cepat, dengan durasi 8-10 menit. Pada pemberian intravena, onset aksi 15 menit, dengan durasi 1-2 jam. [1]
Distribusi
Distribusi natrium bikarbonat terjadi secara alami dan bertahan di sirkulasi sistemik. [2]
Metabolisme
Natrium bikarbonat tidak mengalami metabolisme.
Eliminasi
Natrium bikarbonat diekskresikan utamanya melalui urine dan dapat secara efektif mengalkalisasi urin. Reabsorpsi hanya terjadi pada <1% dosis. Natrium bikarbonat akan diekskresikan dalam 3-4 jam setelah pemberian. [1]