Indikasi dan Dosis Natrium Bikarbonat
Indikasi pemberian natrium bikarbonat adalah asidosis metabolik yang terjadi pada kasus gagal ginjal atau diabetes tidak terkontrol, hiperkalemia, dispepsia, serta untuk alkalinisasi urin dalam terapi intoksikasi dan overdosis. [2,3]
Asidosis Metabolik
Dosis natrium bikarbonat yang diberikan pada kasus asidosis metabolik dihitung berdasarkan rumus berikut :
- 0,2 x berat badan (kg) x defisit basa, atau
- 0,5 x berat badan (kg) x [24 – HCO3- serum (mEq/L)] [2]
Pada keadaan asidosis metabolik sedang, larutkan 50-150 mEq natrium bikarbonat ke dalam 1 L larutan dextrosa 5% (D5W) kemudian dapat diberikan melalui infus intravena dengan kecepatan 1-1,5 L/jam selama 1 jam pertama.
Jika status asam basa tidak dapat dipastikan, pemberian natrium bikarbonat pada pasien yang dicurigai asidosis metabolik diberikan dengan dosis 2-5 mEq/kg infus IV habiskan selama 4-8 jam (drip).
Natrium bikarbonat tablet dapat diberikan dengan dosis 325-2000 mg sebanyak 1-4 kali per hari pada kasus asidosis metabolik sedang, kondisi pasien sadar, dan mampu minum per oral. [2,3,7]
Dosis Anak
Untuk pasien anak, penghitungan dosis natrium bikarbonat adalah :
- 0,3 x berat badan (kg) x defisit basa (mEq/L)
- 0,5 x berat badan (kg) x [24 - HCO3- serum (mEq/L)]
Jika status asam basa tidak bisa diperoleh, maka dosis untuk anak adalah 2-5 mEq/kg infus IV selama 4-8 jam. [2,3,7]
Ketoasidosis Diabetik
Penggunaan natrium bikarbonat untuk ketoasidosis diabetik masih dalam pro dan kontra. Pemberiannya diperbolehkan bila pH darah arterial antara 6,9-7,1 dengan perfusi jaringan dan ventilasi pernapasan yang adekuat. Dosis inisial natrium bikarbonat yang dapat diberikan adalah 50 mEq dilarutkan dalam 1 L larutan yang diinginkan. [2,7]
Sampai saat ini, penelitian-penelitian mengenai pemberian natrium bikarbonat untuk kasus-kasus seperti ketoasidosis diabetik, asidosis laktat, syok septik, asidosis metabolik intraoperatif, dan henti jantung ditemukan tidak memiliki manfaat yang signifikan terhadap perbaikan klinis atau dalam menurunkan angka mortalitas. [4]
Penyakit Ginjal Kronis
Pasien penyakit ginjal kronis (PGK) umumnya mengalami asidosis kronis. Pemberian natrium bikarbonat oral bertujuan untuk mengurangi efek asidosis kronis yang dapat menimbulkan keluhan berupa kelemahan otot, mudah lelah, resorpsi tulang, hiperkalemia, gangguan homeostasis glukosa, dan penurunan berat badan akibat peningkatan pemecahan protein. Kondisi asidosis kronis juga dapat mempercepat perburukan fungsi ginjal. Penelitian pada hewan coba menunjukkan pemberian natrium bikarbonat dapat menurunkan cedera tubular ginjal dan memperlambat penurunan fungsi ginjal. [5]
Pemberian dosis natrium bikarbonat 3x500-1000 mg per hari dilaporkan mampu menurunkan risiko memerlukan dialisis. Penelitian lain juga menunjukkan natrium bikarbonat bermanfaat menurunkan progresivitas PGK. National Kidney Foundation Guidelines merekomendasikan pemberian alkali oral, termasuk natrium bikarbonat, pada pasien PGK dengan kadar bikarbonat serum <22 mEq/L. [5,8,9]
Alkalinisasi Urin
Alkalinisasi urin adalah terapi untuk membuat pH urin menjadi basa ≥7,5 dengan pemberian natrium bikarbonat yang bertujuan meningkatkan eliminasi zat tertentu pada kasus intoksikasi atau overdosis.
Dosis natrium bikarbonat untuk alkalinisasi urin adalah 50-150 mEq dilarutkan dalam 1 L D5W diberikan secara infus intravena dengan kecepatan 1-1,5 L/jam. Dosis dapat ditingkatkan hingga 100-150 mEq/L. Pilihan dosis lain yang dapat digunakan adalah 48 mEq (4 g) sebagai dosis inisial, kemudian dilanjutkan dengan dosis 12-24 mEq (1-2 g) setiap 4 jam.
Dosis disesuaikan dengan target pH urin yang diinginkan. Dosis maksimal natrium bikarbonat adalah 16 g/hari (200 mEq) pada pasien usia <60 tahun dan 8 g/hari (100 mEq) pada pasien usia >60 tahun.
Pada penelitian Cohen et al, pemberian natrium bikarbonat 48 mEq (4 g) setiap 8 jam dengan total dosis harian 144 mEq (12 g) dapat mengubah pH urin menjadi minimal 7 dalam durasi 10 jam.
Natrium bikarbonat tablet dapat diberikan dengan dosis 325-2000 mg sebanyak 1-4 kali per hari. Target koreksi pH urin ≥8 sehingga terjadi ekskresi bahan toksik (misalnya lithium atau salisilat). [2,10]
Alkalinisasi urin juga bermanfaat untuk mengurangi keluhan lower urinary tract symptoms (LUTS) dengan pH urin <6. Dosis natrium bikarbonat oral yang diberikan bisa mencapai 2x4 g per hari selama 4 minggu. [11]
Dosis Anak
Dosis untuk anak usia 0-12 tahun adalah 1-10 mEq (84-840 mg)/kg/hari per oral dibagi dalam beberapa dosis. Dosis dapat ditingkatkan hingga pH urin yang diinginkan tercapai.
Anak usia 12-18 tahun dapat diberikan dengan dosis 325-2000 mg per oral sebanyak 1-4 kali per hari. [2]
Hiperkalemia
Untuk hiperkalemia, natrium bikarbonat dapat digunakan 1 ampul natrium bikarbonat 7,5% atau setara 50 mEq, disuntikan secara bolus lambat (>5 menit) dan dapat diulang setiap 10-15 menit hingga terjadi perubahan gambaran elektrokardiografi (EKG). [2]
Henti Jantung
Dosis natrium bikarbonat untuk henti jantung adalah 1 mEq/kg IV lambat, dapat diulang dengan dosis 0,5 mEq/kg setelah 10 menit. [2]
Dispepsia
Untuk keluhan dispepsia, natrium bikarbonat dapat diminum langsung per oral atau harus dilarutkan terlebih dahulu menggunakan air sebelum diminum. Obat dapat diminum setiap 4 jam hingga keluhan mereda. Dosis obat berkisar 325-2000 mg per oral diberikan 1-4 kali per hari. Natrium bikarbonat sebagai antasida hanya diperuntukkan sebagai penghilang gejala sementara dan tidak digunakan sebagai terapi jangka panjang. [2]