Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2023-03-06T08:12:26+07:00 2023-03-06T08:12:26+07:00
Phenobarbital
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Phenobarbital

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Phenobarbital atau fenobarbital adalah obat golongan barbiturat kerja panjang, yang memiliki efek antikonvulsan dan sedatif-hipnotik. Phenobarbital digunakan sebagai terapi kejang tonik klonik dan kejang fokal, termasuk epilepsi. Phenobarbital tersedia dalam formulasi oral dan parenteral.[1–4]

Mekanisme kerja phenobarbital adalah berikatan dan aktivasi reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA) A, sehingga menghambat GABA di otak. Aktivasi dari kompleks phenobarbital-reseptor-ionofor akan meningkatkan frekuensi pembukaan kanal klorida, hiperpolarisasi membran, inhibisi sinaptik, dan penurunan eksitabilitas neuron. Hal ini menyebabkan phenobarbital sesuai digunakan dalam penatalaksanaan epilepsi.[3–5]

Efek samping yang umum terjadi karena penggunaan phenobarbital, antara lain drowsiness, ataxia, sakit kepala, iritabilitas, dan fatigue. Efek samping terutama ditemukan pada pasien geriatri. Efek samping berat, seperti sindrom Stevens-Johnson, juga dapat terjadi, tetapi lebih jarang ditemukan. Interaksi obat dapat terjadi antara phenobarbital dengan obat yang dimetabolisme oleh sitokrom P450, misalnya teofilin dan dexamethasone.[6,7]

Berdasarkan Food and Drugs Administration, phenobarbital termasuk dalam kategori D. Penggunaan pada kehamilan dihubungkan dengan malformasi kongenital dan efek withdrawal pada neonatus. Phenobarbital juga dapat menyebabkan perdarahan postpartum dan gangguan koagulasi pada neonatus. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian vitamin K sebelum ibu melahirkan. Penggunaan pada ibu menyusui juga tidak direkomendasikan.[2,7]

Kontraindikasi phenobarbital adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap phenobarbital atau golongan barbiturat lainnya. Kontraindikasi juga diberikan bagi pasien dengan porfiria, serta pada gangguan hepar dan ginjal yang berat. Peringatan penggunaan diberikan karena potensi phenobarbital menyebabkan ketergantungan, terutama pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat sedatif-hipnotik atau amfetamin.[2,7]

Pengawasan klinis diperlukan untuk memantau kadar phenobarbital agar terjaga dalam nilai terapeutik yaitu 10–40 μg/mL. Pemberian phenobarbital per oral dengan dosis di atas 1 gram dapat menyebabkan toksisitas. Gejala toksisitas phenobarbital, seperti gangguan kognitif, penurunan denyut jantung, dan inkoordinasi. Pengawasan juga diperlukan saat menghentikan phenobarbital, agar dilakukan secara bertahap untuk mencegah efek withdrawal.[2,6,7]

Formula molekular phenobarbital adalah C12H12N2O3. Berat molekul phenobarbital adalah 232,23 g/mol. Phenobarbital berbentuk serbuk kristal berwarna putih atau bening dan tidak berbau.[5]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Phenobarbital

Perihal Deskripsi
Kelas Antiepilepsi[8]
Sub-kelas Antikonvulsi[8]
Akses Resep[1,8]
Wanita hamil

Kategori Food and Drugs Administration (FDA) : D[6]

Kategori Therapeutic Goods Administration (TGA) : D[7]

Wanita menyusui Phenobarbital disekresikan ke dalam air susu ibu. Tidak direkomendasikan untuk diberikan pada wanita menyusui[7]
Anak-anak Bisa diberikan untuk anak dan bayi[3]
Infant
FDA

Approved[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Phenobarbital dan Barbiturat lainnya. 2015. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/48-epilepsi/481-antiepilepsi/phenobarbital-dan-barbiturat-lainnya
2. Lewis CB, Adams N. Phenobarbital. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532277/
3. Bentley S. Phenobarbital Level. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/2090284-overview#showall
4. Drugbank. Phenobarbital. 2022 https://www.drugbank.ca/drugs/DB01174
5. US National Library of Medicine. Phenobarbital. 2022 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Phenobarbital
6. MIMS Indonesia. Phenobarbital. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/phenobarbital?mtype=generic
7. American Society of Health-System Pharmacists. Phenobarbital. Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/monograph/phenobarbital.html
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Esensial Nasional. 2017 http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-395-2017_ttg_Daftar_Obat_Esensial_Nasional_.pdf

Farmakologi Phenobarbital

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
    Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...
Anonymous
Dibalas 07 November 2024, 14:31
Membedakan kejang nocturnal dan gangguan lain
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ada px anak usia 9 tahun, memiliki riwayat kejang (tubuh kaku, kedut2, mata kedip2 melihat ke atas, sulit diajak bicara). Kejang berlangsung...
dr. Yanny Labok
Dibalas 01 November 2024, 18:34
Tatalaksana kejang pada epilepsi dewasa
Oleh: dr. Yanny Labok
2 Balasan
Halo dok, izin bertanya jika setelah pemberian diazepam pada pasien dewasa dgn BB 60 kg yg sdh d berikan diazepam 5 mg via iv dan kejangnya sdh berhenti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.