Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Phenobarbital general_alomedika 2022-10-19T14:55:44+07:00 2022-10-19T14:55:44+07:00
Phenobarbital
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Phenobarbital

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Pengawasan klinis pada penggunaan phenobarbital atau fenobarbital dibutuhkan terkait kadar terapeutik dan gejala-gejala toksisitas, seperti gangguan kognitif dan inkoordinasi. Selain itu, pengawasan juga diperlukan ketika akan menghentikan phenobarbital untuk mencegah efek withdrawal.

Kadar Terapeutik

Kadar phenobarbital dalam darah yang dianggap aman dan masih efektif untuk terapi berkisar antara 10-40 μg/mL. Kadar phenobarbital di dalam darah berpotensi membahayakan pasien bila melebihi 40 μg/mL.[2,3]

Toksisitas

Manifestasi klinis toksisitas phenobarbital terutama terjadi pada sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular. Beberapa gejala toksisitas, antara lain  gangguan kognitif, penurunan denyut jantung, dan inkoordinasi. Selain itu, toksisitas dapat menyebabkan urine output di bawah normal, penurunan suhu tubuh, dan midriasis. Kematian dapat terjadi bila pasien mengalami koma, depresi napas berat, dan hipotensi berat.

Tata laksana keracunan phenobarbital bersifat suportif, dengan mempertahankan patensi airway, breathing, dan circulation pada pasien. Bila pasien telah stabil, usaha pengeluaran obat dari tubuh dapat dilakukan dengan bilas lambung, forced alkaline diuresis, atau dialisis.[2,7]

Penghentian Obat

Phenobarbital yang digunakan secara jangka panjang tidak boleh dihentikan mendadak. Jika digunakan untuk sedasi, penghentian tiba-tiba dapat menyebabkan pasien menjadi lebih sering bermimpi, termasuk mimpi buruk, dan dapat mengakibatkan insomnia.

Jika digunakan sebagai antikonvulsan pada pasien epilepsi, penghentian tiba-tiba dapat meningkatkan frekuensi kejang. Untuk mencegah hal ini, turunkan dosis terapi secara berkala dalam 5–6 hari. Sebagai contoh, kurangi dosis dari 3 kali menjadi 2 kali sehari selama 1 minggu.[7,13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Lewis CB, Adams N. Phenobarbital. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532277/
3. Bentley S. Phenobarbital Level. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/2090284-overview#showall
7. American Society of Health-System Pharmacists. Phenobarbital. Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/monograph/phenobarbital.html
13. Dailymed. Phenobarbital sodium. 2022 https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/getFile.cfm?setid=ffcaa218-ed6a-4557-9645-b9a91128a214&type=pdf

Kontraindikasi dan Peringatan Ph...

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
    Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...
Anonymous
Dibalas 07 November 2024, 14:31
Membedakan kejang nocturnal dan gangguan lain
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ada px anak usia 9 tahun, memiliki riwayat kejang (tubuh kaku, kedut2, mata kedip2 melihat ke atas, sulit diajak bicara). Kejang berlangsung...
dr. Yanny Labok
Dibalas 01 November 2024, 18:34
Tatalaksana kejang pada epilepsi dewasa
Oleh: dr. Yanny Labok
2 Balasan
Halo dok, izin bertanya jika setelah pemberian diazepam pada pasien dewasa dgn BB 60 kg yg sdh d berikan diazepam 5 mg via iv dan kejangnya sdh berhenti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.