Pengawasan Klinis Levofloxacin
Pengawasan klinis levofloxacin diperlukan terkait tanda dan gejala klinis tendinitis atau ruptur tendon. Selain itu, dokter juga perlu memantau efek samping gastrointestinal dan potensi adanya hipersensitivitas obat.[1,2]
Reaksi Alergi atau Hipersensitivitas
Pemantauan terhadap kemungkinan reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap levofloxacin sangat penting. Jika pasien mengalami gejala seperti ruam kulit, edema, atau kesulitan bernapas, penggunaan obat perlu segera dihentikan dan dilakukan penanganan yang sesuai.[1,2]
Gangguan Tendon
Sebagai langkah pencegahan, penting untuk memantau adanya tanda-tanda gangguan pada tendon selama pengobatan, termasuk tendinitis dan ruptur tendon. Pasien sebaiknya diinstruksikan untuk melaporkan gejala seperti rasa nyeri, kemerahan, atau pembengkakan pada area tendon.[1,2]
Efek Samping Gastrointestinal
Efek samping gastrointestinal merupakan yang paling sering dialami pasien yang mendapat levofloxacin. Pasien juga bisa mengalami pseudomembranous colitis akibat gangguan keseimbangan flora intestinal.[1,2]
Fungsi Ginjal
Levofloxacin diekskresikan melalui ginjal, sehingga penting untuk memantau fungsi ginjal pasien pada penggunaan jangka panjang, dosis besar, atau populasi berisiko seperti lansia. Pemeriksaan serum kreatinin dan klirens kreatinin dapat membantu memantau kesehatan ginjal pasien selama pengobatan.[1,2]
Efikasi Terapi
Pengobatan dengan levofloxacin sebaiknya dipantau secara berkala melalui evaluasi hasil klinis pasien. Ini mencakup perbaikan gejala infeksi serta kemungkinan efek samping yang timbul. Jika tidak ada perbaikan yang signifikan dalam jangka waktu tertentu, pertimbangkan untuk mengubah rencana pengobatan.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji