Farmakologi Metronidazole
Farmakologi metronidazole adalah sebagai obat antibiotik dan antiprotozoa kelas imidazole. Metronidazole juga memiliki efek radiosensitisasi pada sel tumor hipoksia.
Metronidazole merupakan turunan nitroimidazole sintetis. Meskipun mekanisme kerjanya tidak sepenuhnya diketahui, diduga bahwa reduksi metronidazole dapat menyebabkan putusnya untai DNA patogen, sehingga menghambat sintesis DNA dan pertumbuhan sel patogen.[1,2,8,10,12]
Farmakodinamik
Metronidazole masuk secara difusi pasif ke dalam membran sel organisme patogen, kemudian teraktivasi di dalam sitoplasma organisme patogen. Metronidazole akan tereduksi dan terjadi perubahan molekul, sehingga tercipta gradien konsentrasi yang mencetuskan transpor obat intraselular dan pembentukan radikal bebas yang bersifat sitotoksik.
Radikal bebas dan molekul metronidazole yang telah tereduksi akan berinteraksi dengan deoxyribonucleic acid (DNA) organisme patogen dan menghambat sintesis proteinnya. Proses ini merusak untai dan struktur heliks DNA (degradasi DNA) yang akhirnya menyebabkan kematian sel organisme patogen tersebut.[5,8,10]
Farmakokinetik
Metronidazole digunakan dalam penatalaksanaan amebiasis, giardiasis, dan trikomoniasis. Metronidazole juga efektif untuk beberapa infeksi bakteri anaerob, dimana metronidazole telah menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap sebagian besar anaerob obligat.[10,12]
Absorbsi
Metronidazole diabsorbsi dengan cepat di gastrointestinal. Konsentrasi puncak dalam plasma (Cmax) terjadi dalam 1-2 jam untuk sediaan oral, 20 menit untuk sediaan intravena, 5-12 jam untuk sediaan rektal, dan 8 jam untuk sediaan gel intravagina. Besarnya Cmax proporsional terhadap dosis obat yang diberikan. Bioavailabilitas metronidazole sebesar 80% untuk sediaan oral. Bioavailabilitas dilaporkan sebesar 60-80% untuk sediaan rektal, 20-25% sediaan ovula, dan 56% untuk gel intravagina.[10,12]
Distribusi
Metronidazole terdistribusi secara luas ke dalam cairan dan jaringan tubuh, termasuk cairan empedu, saliva, air susu ibu, plasenta, cairan semen, dan cairan serebrospinal, dengan konsentrasi setara konsentrasi obat dalam plasma. Metronidazole terikat pada protein plasma sebesar <20%. Volume distribusi sebesar 0,51 hingga 1,1 L/kg, yaitu 60-100 % konsentrasi plasma di jaringan tubuh.[8,10,12]
Metabolisme
Metronidazole terutama dimetabolisme di hati melalui proses hidroksilasi, side-oxidation, dan glukoronidasi menjadi metabolit hidroksil aktif dan metabolit lain.[10,12]
Eliminasi
Metronidazole dieliminasi ke dalam urine sebanyak 60-80% dan sisanya ke dalam feses (6-15%). Studi menunjukkan bahwa 20% metronidazole tereliminasi sebagai obat yang tidak berubah, sedangkan sisanya sebagai metabolit.
Waktu paruh eliminasi metronidazole pada orang dewasa sekitar 8 jam atau dapat lebih lama pada pasien dengan kerusakan hati. Waktu paruh eliminasi metronidazole pada neonatus dapat mencapai 25-75 jam. Total clearance metronidazole dari serum sekitar 2,1-6,4 L/jam/kg dengan renal clearance sebesar 10 mL/menit/1.73 m2.[8,10,12]
Resistensi
Resistensi terhadap metronidazole dapat terjadi pada penggunaan metronidazole sebagai profilaksis atau tanpa bukti kuat infeksi bakteri atau parasit. Resistensi terjadi dengan mekanisme penurunan penetrasi obat ke dalam sel, perubahan efisiensi proses reduksi, atau peningkatan reparasi kerusakan DNA.[5,6,8]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH