Efek Samping dan Interaksi Obat Metronidazole
Efek samping utama metronidazole yang sering terjadi adalah kebingungan (confusion), neuropati perifer, parageusia, mual, muntah, dan diare. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan metronidazole bersama obat lain, sehingga penggunaannya perlu diawasi, dihindari, atau dikontraindikasikan. Perlu diketahui pula bahwa terdapat studi hewan yang mengindikasikan bahwa metronidazole bersifat karsinogenik, sehingga sebaiknya tidak digunakan jika tidak benar-benar perlu.[5,10]
Efek Samping
Efek samping paling serius yang dilaporkan pada pasien yang mengonsumsi metronidazole adalah kejang, ensefalopati, meningitis aseptik, serta neuropati optik dan perifer yang persisten. Pada pasien yang mengonsumsi metronidazole berkepanjangan, edukasi terkait potensi reaksi ini harus dilakukan. Sampaikan pada pasien untuk menghentikan obat dan segera melapor ke petugas kesehatan jika ada gejala neurologis yang terjadi.
Secara lengkap, efek samping metronidazole yang dapat terjadi antara lain:
- Gangguan sistem saraf: insomnia, nyeri kepala, ataksia, vertigo, inkoordinasi, pusing, ensefalopati, kejang, meningitis aseptik, parestesia, neuropati optik dan neuropati perifer
- Gangguan psikis: kebingungan (confusion), halusinasi
- Gangguan sistem gastrointestinal: mual, muntah, mulut kering, glositis, stomatitis, parageusia (metallic taste), nyeri abdomen, konstipasi, diare, proktitis
- Gangguan sistem hepatik: hepatitis kolestatik, gagal hati akut, severe irreversible hepatotoxicity (fatal pada pasien dengan sindrom Cockayne)
- Gangguan metabolisme: anoreksia
- Gangguan kardiovaskular: nyeri dada, takikardia, pingsan. Pada elektrokardiogram (EKG), dapat ditemukan gelombang T datar dan pemanjangan QT
- Gangguan penglihatan: fotosensitivitas, nistagmus, gangguan penglihatan reversibel
- Gangguan telinga, hidung dan tenggorokan (THT): tinnitus, kongesti nasal, faringitis, sinusitis, infeksi saluran napas atas
- Gangguan sistem hematopoietik: leukopenia, trombositopenia, ataupun neutropenia reversibel, serta agranulositosis dan pansitopenia
- Gangguan sistem integumentum: ruam eritem, urtikaria, kulit kering, gatal
- Gangguan sistem muskuloskeletal: mialgia
- Gangguan sistem genitourinaria: infeksi saluran kemih, disuria, sistitis, poliuria, inkontinensia, urine gelap, dismenore, gatal area genital, vaginitis, vagina atau vulva kering, dispareunia, penurunan libido
- Hipersensitivitas: anafilaksis, sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis[6,8,10,11]
Interaksi Obat
Penggunaan metronidazole bersama obat lain dapat menimbulkan 4 macam interaksi, yaitu interaksi yang dikontraindikasikan, interaksi serius, interaksi yang perlu diawasi, dan interaksi minor.[10-12]
Interaksi yang Dikontraindikasikan
Metronidazole tidak boleh digunakan bersama dronabinol, flibanserin, lomitapide, dan lonafarnib. Metronidazole akan meningkatkan kadar obat-obat tersebut yang berpotensi menimbulkan toksisitas.[10-12]
Interaksi Serius
Interaksi serius pada penggunaan metronidazole dengan obat lain sebaiknya dihindari dan dipertimbangkan untuk menggunakan alternatif lain. Contoh obat yang dapat menimbulkan interaksi serius adalah ivabradine, simvastatin, mebendazole, dan vaksin BCG.[10-12]
Tabel 2. Interaksi Serius Obat Metronidazole.
Interaksi Obat | Nama Obat |
Meningkatkan konsentrasi atau efek terapeutik obat lain | Avapritinib, axitinib, bosutinib, cobimetinib, dihydroergotamine, ergotamine, dronedarone, eliglustat, entrectinib, erythromycin, everolimus, fentanyl, infigratinib, ivabradine, lemborexant, lovastatin, lurbinectedin, midazolam intranasal, mobocertinib, naloxegol, neratinib, olaparib, pacritinib, pemigatinib, pexidartinib, pimozide, ranolazine, selumetinib, silodosin, simvastatin, siponimod, sirolimus, tazemetostat, tolvaptan, venetoclax |
Meningkatkan toksisitas metronidazole | Disulfiram, mebendazole |
Menurunkan efek vaksin | Vaksin hidup tifoid, vaksin BCG, vaksin kolera |
Sumber: dr. Putri, 2022.[10-12]
Interaksi yang Perlu Diawasi
Interaksi metronidazole dengan obat-obat berikut dapat menimbulkan efek tertentu yang perlu diawasi, untuk menentukan perlu tidaknya penggantian obat atau modifikasi terapi dengan penyesuaian dosis atau dengan jeda waktu pemberian antar obat. Contoh obat golongan ini adalah alprazolam, aripiprazole, tamoxifen, dan buspirone.[10-12]
Tabel 3. Interaksi Obat Metronidazole yang Perlu Diawasi.
Interaksi Obat | Nama Obat |
Meningkatkan konsentrasi/ efek terapeutik obat lain | Alprazolam, amiodarone, aripiprazole, artemether/lumefantrine, atorvastatin, estrogen, budesonide, buprenorphine, buspirone, carbamazepine, carvedilol, cilostazol, clozapine, darunavir, dasatinib, deflazacort, dexamethasone, diazepam, digoxin, eletriptan, erlotinib, fludrocortisone, fosamprenavir, hydrocortisone, indinavir, isoniazid, lopinavir, loratadine, losartan, mefloquine, methadone, methylprednisolone, midazolam, nelfinavir, nicardipine, parecoxib, phenytoin, prednison, quetiapine, quinidine, ritonavir, sufentanil, tacrolimus, tadalafil, tamsulosin, theophylline, tinidazole, triamcinolone acetonide verapamil |
Menurunkan konsentrasi/ efek terapeutik obat lain | Clopidogrel, ethinylestradiol, ifosfamide, levonorgestrel oral, ethinylestradiol, ferrous bisglycinate, sodium picosulfate, magnesium oxide, anhydrous citric acid |
Menurunkan konsentrasi metronidazole | Cholestyramine |
Meningkatkan toksisitas obat lain | Amifampridine, fluorouracil |
Menurunkan metabolisme obat lain | Tamoxifen |
Sumber: dr. Putri, 2022.[10-12]
Interaksi Minor
Interaksi minor menimbulkan efek yang ringan dan umumnya dapat diabaikan. Beberapa contoh obat yang berinteraksi minor dengan metronidazole adalah paracetamol, celecoxib, meloxicam, dan tolbutamide.[10-12]
Tabel 4. Interaksi Minor Obat Metronidazole.
Interaksi Obat | Nama Obat |
Meningkatkan konsentrasi/ efek terapeutik obat lain | Alfentanil, amitriptyline, atazanavir, bosentan, celecoxib, clarithromycin, dapsone, desipramine, diclofenac, disopyramide, docetaxel, dutasteride, efavirenz, estradiol vaginal, finasteride, fluvastatin, ibuprofen, imipramine, itraconazole, ketoconazole, lithium, meloxicam, nifedipine, oxybutynin, paclitaxel, paracetamol, pioglitazone, piroxicam, quinine, sufentanil, sulfamethoxazole, tolbutamide, vinblastine, vincristine, ziprasidone, zolpidem |
Menurunkan konsentrasi/ efek terapeutik obat lain | Balsalazide, biotin, pantothenic acid, pyridoxine, thiamine |
Meningkatkan toksisitas obat lain | Didanosine |
Sumber: dr. Putri, 2022.[10-12]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH