Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Ranibizumab general_alomedika 2022-12-06T12:01:56+07:00 2022-12-06T12:01:56+07:00
Ranibizumab
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Ranibizumab

Oleh :
dr. Amani Sakinah Augiani
Share To Social Media:

Farmakologi ranibizumab adalah sebagai antibodi monoklonal yang menghambat angiogenesis dengan menghambat vascular endothelial growth factor (VEGF). Ranibizumab bukan IgG full-length, tetapi lebih merupakan fraksi IgG dengan aktivitas anti-VEGF. Oleh karena tidak adanya fraksi konstan (Fc) di dalam struktur ranibizumab, maka obat ini tidak dapat berikatan dengan reseptor FcRn sehingga tidak dapat diangkut ke darah. Bioavailabilitas sistemik setelah pemberian intravitreal sangat minimal.[3,4,11]

Farmakodinamik

Ranibizumab adalah antibodi monoklonal rekombinan yang menarget VEGF-A manusia dan memiliki afinitas tinggi terhadap VEGF-A110, VEGF-A121, dan VEGF-A165. Ukuran molekul ranibizumab (48 kDa) lebih kecil dibandingkan bevacizumab (148 kDa) dan aflibercept (115 kDa). Ranibizumab bekerja dengan berikatan pada VEGF-A untuk menghalangi aktivasi reseptor VEGFR-1 dan VEGFR-2, sehingga dapat mencegah terjadinya neovaskularisasi yang dimediasi aktivasi reseptor tersebut.[1,2,12]

Ranibizumab tidak disertai crystallizable fragment region (Fc), sehingga tidak menginduksi terjadinya supresi VEGF sistemik. Dengan kata lain, ranibizumab dirancang khusus untuk mata, sehingga paparan sistemik sangat rendah.[3,4]

Ranibizumab telah disetujui oleh Badan POM RI untuk digunakan dalam tata laksana neovascular age-related macular degeneration (nAMD), diabetic macular edema (DME), retinal vein occlusion (RVO), secondary pathologic myopia (PM) dan retinopathy of prematurity (ROP) pada bayi prematur.[4]

Angiogenesis diregulasi oleh jaringan yang kompleks, tidak hanya oleh VEGF dan reseptornya, tetapi juga oleh faktor lain seperti placental growth factor (PlGF). Meskipun angiogenesis merupakan respon kompensasi dari kondisi hipoksia, pembuluh darah kapiler yang terbentuk rentan bocor sehingga molekul dalam ukuran besar dapat masuk ke lapisan retina dan membentuk eksudat. Apabila tidak diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya edema retina dan jaringan sekitarnya yang mengancam penglihatan.[1,2,12]

Farmakokinetik

Paparan sistemik ranibizumab rendah, sekitar 1:90.000 dibandingkan dengan konsentrasi vitreus. Hal ini akan menguntungkan bagi pasien yang menerima suntikan rutin, karena mengurangi risiko komplikasi sistemik.[13]

Absorpsi

Dibandingkan dengan anti-VEGF dalam bentuk full-sized, penetrasi ranibizumab ke sawar darah retina dan sirkulasi sistemik lebih minimal. Konsentrasi puncak di plasma dicapai dalam 0,5 hari. diperkirakan jumlah konsentrasi ini 90.000 kali lebih rendah dibandingkan konsentrasi di vitreus.[1,14]

Distribusi

Setelah injeksi intravitreal, ranibizumab didistribusikan dengan cepat ke retina (6-24 jam), dan konsentrasinya kira-kira sepertiga dari vitreus.[15]

Metabolisme

Ranibizumab diyakini masuk dari mata ke dalam sirkulasi sistemik tanpa mengalami perubahan metabolik. Karena waktu paruh serum yang pendek yaitu 2 jam, ranibizumab tidak mempengaruhi konsentrasi VEGF serum sebelum dikeluarkan dari tubuh dengan ultrafiltrasi melalui ginjal.[16]

Eliminasi

Terdapat studi yang menunjukkan tidak ada akumulasi dosis dari ranibizumab, yang berarti ranibizumab secara cepat dikeluarkan dari peredaran darah. Waktu paruh plasma sekitar dua jam, sementara waktu paruh vitreus adalah 7,2 hingga 9 hari dan waktu paruh akuos 7,19 hari.[2,17]

Resistensi

Resistensi terhadap ranibizumab dilaporkan dapat terjadi pada pasien dengan edema makula diabetik, baik setelah administrasi berulang maupun injeksi pertama. Pada kasus tersebut, injeksi fluocinolone acetonide, implant dexamethasone, hingga injeksi aflibercept dapat dipertimbangkan.[18,19]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Fogli S, Del Re M, et al. Clinical pharmacology of intravitreal anti-VEGF drugs. Eye (Lond). 2018 Jun;32(6):1010-1020. doi: 10.1038/s41433-018-0021-7. Epub 2018 Feb 5. PMID: 29398697; PMCID: PMC5997665.
2. Avery RL, Castellarin AA, et al. Systemic Pharmacokinetics And Pharmacodynamics Of Intravitreal Aflibercept, Bevacizumab, And Ranibizumab. Retina. 2017 Oct;37(10):1847-1858. doi: 10.1097/IAE.0000000000001493. PMID: 28106709; PMCID: PMC5642319.
3. Wolf S, et al. RADIANCE: A randomized controlled study of ranibizumab in patients with choroidal Neovascularization secondary to pathologic myopia. Ophthalmology. 2014; 121(3): 682 692.
4. PATIZRA® Product Information, Latest BPOM approval on June 20th , 2017
11. Azanza Perea JR, García Layana A. Ranibizumab frente a bevacizumab. Consideraciones farmacológicas [Ranibizumab versus bevacizumab. Pharmacological considerations]. Arch Soc Esp Oftalmol. 2012 Dec;87 Suppl 1:3-9. Spanish. doi: 10.1016/S0365-6691(12)70046-1. PMID: 23380435.
12. Lee A, Shirley M. Ranibizumab: A Review in Retinopathy of Prematurity. Paediatr Drugs. 2021 Jan;23(1):111-117. doi: 10.1007/s40272-020-00433-z. Epub 2021 Jan 15. PMID: 33447937.
13. Akiyode O, Dunkelly-Allen N. Ranibizumab: A Review of Its Use in the Treatment of Diabetic Retinopathy in Patients With Diabetic Macular Edema. J Pharm Technol. 2016;32(1):22-28. doi:10.1177/8755122515599552
14. Kim HM, et al. Intraocular pharmacokinetics of 10-fold intravitreal ranibizumab injection dose in rabbits. Translational Vision Science and Technology, 2020. 9(4). doi: 10.1167/tvst.9.4.7.
15. Gaudreault J, Fei D, et al. Preclinical pharmacokinetics of Ranibizumab (rhuFabV2) after a single intravitreal administration. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2005 Feb;46(2):726-33. doi: 10.1167/iovs.04-0601. PMID: 15671306.
16. Stewart MW. A Review of Ranibizumab for the Treatment of Diabetic Retinopathy. Ophthalmol Ther. 2017;6(1):33-47. doi:10.1007/s40123-017-0083-9
17. Chen X, Zhou L, et al. Serum Vascular Endothelial Growth Factor Levels before and after Intravitreous Ranibizumab Injection for Retinopathy of Prematurity. J Ophthalmol. 2019 May 20;2019:2985161. doi: 10.1155/2019/2985161. PMID: 31236289; PMCID: PMC6545787.
18. Chen YY, Chang PY, et al. Intravitreal Aflibercept for Patients With Diabetic Macular Edema Refractory to Bevacizumab or Ranibizumab: Analysis of Response to Aflibercept. Asia Pac J Ophthalmol (Phila). 2017 May-Jun;6(3):250-255. doi: 10.22608/APO.2016186. Epub 2017 Apr 10. PMID: 28436640.
19. Maloney MH, Payne SR, et al. Risk of Systemic Adverse Events after Intravitreal Bevacizumab, Ranibizumab, and Aflibercept in Routine Clinical Practice. Ophthalmology. 2021 Mar;128(3):417-424. doi: 10.1016/j.ophtha.2020.07.062. Epub 2020 Aug 8. PMID: 32781110.

Pendahuluan Ranibizumab
Formulasi Ranibizumab

Artikel Terkait

  • Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
    Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
  • Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
    Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
  • Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
    Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
  • Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik
    Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 26 April 2024, 08:05
Terapi Laser VS Anti-Vascular Endothelial Growth Factor pada Retinopati Diabetik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Saat ini, telah berkembang terapi injeksi anti-vascular endothelial growth factor (anti-VEGF) sebagai alternatif, selain laser fotokoagulasi atau...
Anonymous
Dibalas 20 Desember 2022, 14:06
Skrining retinopati pada penyakit kronis - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Utami Noor. S, Sp.MIjin bertanya dok, pada pasien dengan hipertensi dan diabetes mellitus, sebaiknya kapan saja dilakukan skrining penglihatan dan...
Anonymous
Dibalas 05 Juli 2022, 14:44
Skrining Retinopati Diabetik di Faskes Primer - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Friska Debby Anggriany, Sp.M,Ijin bertanya dok. Di faskes primer, alat-alat seperti oftalmoskop belum tentu ada. Apakah ada saran untuk melakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.