Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ranibizumab general_alomedika 2022-12-06T12:02:42+07:00 2022-12-06T12:02:42+07:00
Ranibizumab
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ranibizumab

Oleh :
dr. Amani Sakinah Augiani
Share To Social Media:

Penggunaan ranibizumab pada kehamilan tidak disarankan karena dapat menyebabkan efek buruk pada janin. Ranibizumab tidak diketahui apakah ikut diekskresikan ke ASI, sehingga beberapa ahli menyarankan untuk menghentikan menyusui dalam 3 hari setelah injeksi ranibizumab.[7,9,10]

Penggunaan pada Kehamilan

Food and Drug Administration (FDA) memasukan ranibizumab dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[7]

Sementara itu, Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukkan ranibizumab dalam kategori D. Obat ini diduga telah atau telah menimbulkan insidensi malformasi janin manusia dengan kerusakan yang terjadi tidak dapat dipulihkan.[9]

Sebuah studi toksisitas perkembangan embrio-janin dilakukan pada monyet cynomolgus hamil. Hewan percobaan mendapat suntikan ranibizumab intravitreal setiap 14 hari, mulai hari ke-20 kehamilan sampai hari ke-62. Kelainan rangka, termasuk osifikasi tulang yang tidak lengkap atau tidak teratur di tengkorak, tulang belakang, tungkai belakang, dan tulang rusuk dilaporkan pada pemberian ranibizumab 1 mg/mata. Tidak ada efek pada berat atau struktur plasenta, toksisitas ibu, atau embriotoksisitas yang diamati.[7]

Pada pasien dewasa, indikasi pemberian obat ini adalah untuk perawatan neovascular age-related macular degeneration (nAMD), diabetic macular edema (DME), retinal vein occlusion (RVO), dan secondary pathologic myopia (PM).[4]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Ranibizumab menghambat vascular endothelial growth factor (VEGF) yang juga ada di ASI dan dianggap akan mempengaruhi pematangan saluran pencernaan bayi. Hal ini menyebabkan adanya kekhawatiran terkait penggunaan inhibitor VEGF ibu selama menyusui.[10]

Bukti awal menunjukkan bahwa kadar ranibizumab dalam ASI sangat rendah dan diduga sebagian akan dihancurkan di saluran pencernaan bayi, sehingga penyerapan oleh bayi mungkin minimal. Namun, beberapa ahli tetap menyarankan untuk menunda menyusui selama 3 hari setelah injeksi intravitreal untuk menghindari paparan bayi.[10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

4. PATIZRA® Product Information, Latest BPOM approval on June 20th , 2017
7. FDA. Lucentis. 2014. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/125156s105lbl.pdf
9. TGA. Prescribing medicine in pregnancy database. 2021. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database
10. Drugs and Lactation Database. Bethesda (MD): National Library of Medicine (US); 2006-. Ranibizumab. November 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500575/

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Ra...

Artikel Terkait

  • Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
    Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
  • Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
    Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
  • Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
    Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
  • Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik
    Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 26 April 2024, 08:05
Terapi Laser VS Anti-Vascular Endothelial Growth Factor pada Retinopati Diabetik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Saat ini, telah berkembang terapi injeksi anti-vascular endothelial growth factor (anti-VEGF) sebagai alternatif, selain laser fotokoagulasi atau...
Anonymous
Dibalas 20 Desember 2022, 14:06
Skrining retinopati pada penyakit kronis - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Utami Noor. S, Sp.MIjin bertanya dok, pada pasien dengan hipertensi dan diabetes mellitus, sebaiknya kapan saja dilakukan skrining penglihatan dan...
Anonymous
Dibalas 05 Juli 2022, 14:44
Skrining Retinopati Diabetik di Faskes Primer - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Friska Debby Anggriany, Sp.M,Ijin bertanya dok. Di faskes primer, alat-alat seperti oftalmoskop belum tentu ada. Apakah ada saran untuk melakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.