Formulasi Ranibizumab
Formulasi ranibizumab hanya boleh digunakan secara injeksi intravitreal. Di Indonesia, ranibizumab tersedia dalam bentuk vial kaca untuk penggunaan tunggal.[7]
Bentuk Sediaan
Di Indonesia, ranibizumab tersedia dalam bentuk vial dengan kekuatan 10 mg/mL. Tiap vial ranibizumab mengandung 0,23 mL cairan untuk injeksi intravitreal.[20]
Obat ini digunakan untuk manajemen neovascular age-related macular degeneration (nAMD), diabetic macular edema (DME), retinal vein occlusion (RVO), secondary pathologic myopia (PM) dan retinopathy of prematurity (ROP) pada bayi prematur.[4]
Cara Penggunaan
Dengan menggunakan teknik aseptik, semua isi vial diambil melalui jarum yang disediakan pada kemasan dan terpasang pada spuit tuberculin. Jarum harus dibuang setelah penarikan isi botol, dan tidak boleh digunakan untuk injeksi intravitreal. Kemudian, jarum diganti dengan jarum berukuran 30-gauge untuk injeksi intravitreal.
Prosedur injeksi intravitreal harus dilakukan dalam kondisi aseptik yang terkendali. Dokter menggunakan sarung tangan steril, drape sterile, dan spekulum kelopak mata steril. Harus dilakukan anestesi dan pemberian mikrobisida spektrum luas yang memadai sebelum injeksi.
Sebelum dan 30 menit setelah injeksi intravitreal, peningkatan tekanan intraokular dipantau dengan tonometri. Selain itu, lakukan juga pemantauan perfusi nervus optikus.
Setiap vial hanya boleh digunakan untuk pengobatan satu mata. Jika mata kontralateral memerlukan perawatan juga, maka vial baru harus digunakan dan drape, spuit, sarung tangan, spekulum kelopak mata, filter, dan jarum suntik steril harus diganti.[7,21]
Cara Penyimpanan
Ranibizumab disimpan dalam kulkas pada suhu 2‒8℃. Jangan dibekukan dan jangan digunakan setelah tanggal yang tertera pada label. Vial disimpan pada tempat yang terhindar dari cahaya, di karton aslinya hingga akan digunakan.[7]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini