Indikasi dan Dosis Esomeprazole
Indikasi esomeprazole adalah penyakit yang berkaitan dengan asam lambung, misalnya gastritis, gastroesophageal reflux disease (GERD), ulkus peptikum, dan eradikasi Helicobacter pylori. Dosis oral yang umum digunakan adalah 20-40 mg per hari pada orang dewasa.[1,4,5,12]
Indikasi
Indikasi esomeprazole adalah untuk terapi gangguan refluks asam, termasuk penyembuhan dan pemeliharaan esofagitis erosif, gastroesophageal reflux disease (GERD), ulkus peptikum, eradikasi Helicobacter pylori, pencegahan perdarahan gastrointestinal akibat penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), serta pengobatan hipersekresi patologis termasuk Sindrom Zollinger-Ellison. Pada orang dewasa, esomeprazole dapat diberikan peroral maupun intravena dengan dosis disesuaikan indikasi.[1]
Esofagitis Erosif
Pada esofagitis erosif, esomeprazole diberikan dengan dosis 20-40 mg 1 kali sehari per oral. Obat dapat diberikan secara intravena jika tidak memungkinkan pemberian oral. Dosis oral diberikan selama 4-8 minggu. Dosis intravena dapat diberikan sampai 10 hari, namun jika kondisi memungkinkan atau membaik segera ganti ke sediaan oral.
Dosis rumatan adalah 20 mg 1 kali sehari, diberikan per oral selama 6 bulan.[4,5,9]
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Pasien Dewasa
Pada GERD dewasa yang simptomatik, esomeprazole diberikan dengan dosis 20 mg sekali sehari hingga 4 minggu; atau dapat pula diberikan 40 mg on demand.[4,5,9,13]
Eradikasi Helicobacter pylori pada Ulkus Peptikum
Untuk eradikasi H.pylori pada ulkus peptikum, esomeprazole diberikan dengan dosis 40 mg 1 kali sehari per oral, dikombinasikan bersama amoxicillin dan clarithromycin sebagai triple therapy. Terapi diberikan selama 10 hari.[4,5,12]
Pencegahan Perdarahan Gastrointestinal Akibat Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Pada pencegahan perdarahan gastrointestinal akibat penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aspirin, esomeprazole diberikan dengan dosis 20-40 mg 1 kali sehari peroral. Terapi dapat diberikan sampai 6 bulan.[4,5]
Sindrom Zollinger-Ellison
Pada Sindrom Zollinger-Ellison, esomeprazole diberikan dengan dosis awal 40 mg 2 kali sehari per oral. Dilanjutkan dosis 40-120 mg disesuaikan dengan respon pasien, 2 kali sehari per oral.[4,5]
Profilaksis Perdarahan Gaster dan Duodenum Setelah Terapi Endoskopi
Esomeprazole dapat digunakan sebagai profilaksis perdarahan gaster atau duodenum setelah terapi endoskopi. Esomeprazole diberikan melalui infus dengan dosis awal 80 mg habis dalam 30 menit, dilanjutkan infus kontinyu 8 mg/jam selama 3 hari (72 jam). Selanjutnya, pemberian esomeprazole diganti per oral dengan dosis 40 mg 1 kali sehari selama 4 minggu.[4,5]
Gejala Heartburn Berulang
Esomeprazole dapat digunakan sebagai terapi pada gejala heartburn berulang dengan dosis 20 mg 1 kali sehari per oral selama 14 hari.[4,10]
GERD Pediatrik
Pada pasien pediatrik yang mengalami GERD dengan esofagitis erosif, esomeprazole diberikan secara intravena jika tidak memungkinkan pemberian oral. Pemberian dosis dibedakan berdasarkan sediaan, usia dan berat badan.[4,5]
GERD Tanpa Esofagitis Erosif
Untuk kasus GERD anak tanpa esofagitis erosif:
- Usia 1-12 tahun: 10-20 mg per oral sekali sehari hingga maksimal 8 minggu
- Usia 12 tahun ke atas: 20-40 mg per oral sekali sehari hingga maksimal 8 minggu
Jika tidak memungkinkan pemberian per oral, dapat digunakan sediaan intravena untuk pemberian jangka pendek sebagai berikut:
- Usia 1 bulan hingga 1 tahun: 0,5 mg/kg/hari
- Usia di atas 1 tahun dengan berat badan di bawah 55 kg: 10 mg sekali sehari
- Usia di atas 1 tahun dengan berat badan di atas 55 kg: 20 mg sekali sehari[4,16,17]
GERD Dengan Esofagitis Erosif
Pada anak yang mengalami GERD disertai esofagitis erosif esomeprazole dapat digunakan dalam dosis:
- Bayi usia 1 bulan hingga 1 tahun, berat badan 3,5 kg: 2,5 mg sekali sehari per oral hingga 6 minggu
- Bayi usia 1 bulan hingga 1 tahun, berat badan >3,5 hingga 7,5 kg: 5 mg sekali sehari per oral hingga 6 minggu
- Bayi usia 1 bulan hingga 1 tahun, berat badan >7.5 kg: 10 mg sekali sehari per oral hingga 6 minggu
- Anak usia 1-12 tahun, berat badan <20 kg: 10 mg sekali sehari per oral hingga 8 minggu
- Anak usia 1-12 tahun, berat badan ≥20 kg: 10-20 mg sekali sehari per oral hingga 8 minggu
- Anak usia di atas 12 tahun: 20-40 mg sekali sehari per oral, selama 4-8 minggu. Dosis rumatan 20 mg sekali sehari per oral hingga 6 bulan[4,16,17]
Penyesuaian Dosis Akibat Gangguan Hepar
Pada gangguan hepar, diperlukan penyesuaian dosis esomeprazole. Pasien dengan gangguan hepar berat (Child-Pugh Kelas C) namun memerlukan pemberian esomeprazole, dapat menggunakan dosis oral maupun intravena tidak melebihi 20 mg/hari.
Pada pasien dengan perdarahan ulkus gaster atau duodenum yang disertai gangguan hepar, esomeprazole diberikan melalui infus kontinu. Dosis maksimal adalah 6 mg/jam jika Child Pugh A/B; serta maksimal 4 mg/jam jika Child-Pugh Kelas C.[4,5]
Penyesuaian Dosis Akibat Gangguan Enzim CYP2C19
Polimorfisme genetik CYP2C19 dapat menyebabkan perbedaan farmakologi esomeprazole yang berpengaruh terhadap efikasi obat. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian dosis esomeprazole. Pada pasien metabolisme cepat CYP2C19, dosis esomeprazole perlu ditingkatkan 50-100% untuk mencapai respon terapeutik.
Meskipun tidak ada rekomendasi untuk melakukan tes genetik CYP2C19 selama terapi esomeprazole, namun respon terapeutik yang tidak tercapai dengan dosis maksimal dapat dicurigai sebagai pemetabolisme cepat CYP2C19.[5]