Kontraindikasi dan Peringatan Esomeprazole
Kontraindikasi utama esomeprazole adalah adanya hipersensitivitas terhadap obat. Peringatan perlu diberikan terkait risiko penggunaan proton pump inhibitor jangka lama, termasuk peningkatan risiko infeksi Clostridium difficile dan gangguan absorpsi vitamin.[1,4,5]
Kontraindikasi
Esomeprazole dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap obat golongan benzimidazol substitusi. Obat juga kontraindikasi pada pasien yang hipersensitif terhadap komponen formulasi. Reaksi hipersensitivitas dapat mencakup anafilaksis, angioedema, bronkospasme, nefritis intersisial akut, dan urtikaria.[9]
Peringatan
Penggunaan esomeprazole perlu diperhatikan pada populasi khusus seperti anak-anak, wanita hamil, dan ibu menyusui. Perhatian khusus juga diperlukan jika obat diberikan pada pasien dengan gangguan hepar atau gangguan ginjal berat, kecurigaan metabolisme cepat CYP2C19, pasien keganasan lambung, pasien berisiko penurunan absorbsi vitamin B12, serta pasien dengan risiko osteoporosis dan fraktur.[5]
Risiko Kardiovaskular
Penggunaan esomeprazole pada pasien dengan angina tidak stabil perlu diperhatikan. Esomeprazole diketahui menghambat aktivitas dimethylarginine dimethylaminohydrolase, yaitu enzim yang berperan dalam fungsi kardiovaskular, sehingga dapat meningkatkan risiko serangan jantung pada pasien dengan angina tidak stabil.[1]
Risiko Lupus Eritematosus
Penggunaan esomeprazole sebaiknya dihentikan jika muncul gejala atau tanda subacute cutaneous lupus erythematosus (CLE) dan lupus eritematosus sistemik. Penghentian esomeprazole 4-12 minggu dapat mengurangi atau menghilangkan manifestasi, sedangkan pemeriksaan antinuclear antibody (ANA) mungkin masih positif.[4]
Perubahan Hasil Laboratorium
Efek penurunan tingkat keasaman lambung pada penggunaan esomeprazole, meningkatkan serum chromogranin A (CgA) sehingga dapat menyebabkan false positive pada diagnosis tumor endokrin. Sebaiknya penggunaan esomeprazole dihentikan sebelum pemeriksaan CgA.[4,5]
Polip Kelenjar Fundus
Penggunaan esomeprazole jangka panjang dapat meningkatkan risiko polip kelenjar fundus. Pasien dengan polip kelenjar fundus bisa asimtomatik dan baru diketahui saat endoskopi. Sebaiknya terapi esomeprazole diberikan selama durasi terpendek yang memungkinkan.[4]
Penghentian Mendadak
Penghentian esomeprazole secara mendadak dapat menyebabkan rebound effect dan meningkatkan hipersekresi dalam jangka pendek. Dosis esomeprazole sebaiknya diturunkan secara bertahap sebelum dihentikan.[1]
Toksisitas
Gejala toksisitas esomeprazole yang perlu diwaspadai antara lain penglihatan kabur, kebingungan, mengantuk, mulut kering, dan gejala gastrointestinal. Terapi suportif dan simtomatik dapat diberikan jika muncul gejala tersebut.[1]
Risiko Penggunaan Jangka Panjang
Penggunaan jangka panjang penghambat pompa proton telah dikaitkan dengan beberapa efek samping seperti diare, kantuk, peningkatan insiden infeksi Clostridium difficile, peningkatan risiko gastroenteritis akut, dan pneumonia komunitas. Selain itu, penggunaan esomeprazole juga dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12, vitamin C, zat besi non-heme, peningkatan risiko patah tulang pinggul, dan gastritis atrofi.[1,3]