Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Rubella
Efek samping vaksin rubella yang umum terjadi adalah reaksi lokal seperti nyeri pada lokasi injeksi, indurasi dan kemerahan. Namun, jarang sekali menimbulkan gejala sistemik seperti demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot, rasa lelah, rasa kantuk dan kehilangan nafsu makan.
Efek samping yang berat dapat terjadi jika timbul reaksi hipersensitivitas. Vaksin rubella memiliki interaksi obat dengan obat imunosupresan yaitu dapat menurunkan efeknya, maka dari itu sebaiknya dihindari pemberian keduanya secara bersamaan.[7,11,4]
Efek Samping
Efek samping vaksin rubella atau sering disebut sebagai kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), dapat bersifat lokal maupun sistemik. Efek samping vaksin rubella lokal diantaranya nyeri pada lokasi injeksi, indurasi dan kemerahan. Reaksi lokal ini umumnya terjadi 24 jam setelah vaksinasi dan bersifat ringan. Reaksi ini terjadi sekitar 17-30 per 100 kasus.[7,11]
Sedangkan efek samping sistemik diantaranya demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot, rasa lelah, rasa kantuk dan kehilangan nafsu makan. Efek samping yang berat terjadi jika terdapat reaksi hipersensitivitas.[7,11]
Interaksi Obat
Interaksi obat tertentu dengan vaksin rubella dapat menyebabkan penurunan efek obat ataupun memengaruhi imunitas tubuh, seperti pada pemberian bersamaan dengan imunoglobulin, kortikosteroid, obat imunosupresan, tes tuberkulin. Selain itu, terdapat beberapa vaksin seperti vaksin Haemophilus influenza B dan hepatitis B yang dapat diberikan bersamaan dengan vaksin rubella.
Imunoglobulin dan Transfusi
Pemberian vaksin rubella yang diberikan bersamaan dengan imunoglobulin seperti imunoglobulin tetanus dan imunoglobulin hepatitis A, dapat mempengaruhi replikasi virus dan menurunkan respon imun yang diharapkan. Vaksinasi sebaiknya diberikan setidaknya 3 bulan dari transfusi darah atau plasma atau dari pemberian imunoglobulin.[4]
Kortikosteroid dan Obat Imunosupresan
Vaksin sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan obat kortikosteroid dosis tinggi seperti dexamethasone dan hydrocortisone, atau obat imunosupresan seperti methotrexate, cyclosporine, tacrolimus, dan procarbazine karena dapat mempengaruhi respon imun yang diharapkan.[4]
Interaksi dengan Tes Lab/Obat
Pemberian vaksin rubella dan vaksin hidup yang dilemahkan lain dapat mempengaruhi respon tes tuberkulin. Pemeriksaan tes tuberkulin sebaiknya dilakukan 4–6 minggu dari vaksinasi.[4]
Penerima vaksin sebaiknya tidak diberikan obat aspirin setidaknya 6 minggu untuk menghindari terjadinya sindrom Reye.[4]
Penggunaan Vaksin Lain
Jarak minimal antara dosis pertama dan kedua vaksin rubella adalah 1 bulan. Pemberian vaksin rubella dapat diberikan bersamaan dengan vaksin Haemophilus influenza B konjugat, vaksin hepatitis B rekombinan, vaksin konjugat Pneumococcal 7-valen dan/atau vaksin hepatitis A inaktivasi. Belum ada data mengenai pemberian vaksin rubella dengan pemberian vaksin polio dan DPT.[4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja