Epidemiologi Oligospermia
Data epidemiologi oligospermia masih terbatas, tetapi 8–12% pria di dunia mengalami infertilitas yang berkaitan erat dengan oligospermia.
Global
Secara global, sekitar 8–12% pasangan usia subur mengalami masalah infertilitas. Pada negara–negara berkembang, termasuk Asia Selatan, Afrika Sub–Sahara, Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Tengah dan Timur, dan Asia Tengah, prevalensi infertilitas pada pasangan usia subur dapat mencapai 30%.
Masalah pada pria menyebabkan sekitar 20–30% kasus infertilitas pasangan usia subur. Infertilitas pria diperkirakan lebih tinggi di wilayah Afrika dan Eropa Tengah dan Timur.[9,10]
Belum ada penelitian mengenai epidemiologi oligospermia secara global. Pada sebuah penelitian di klinik infertilitas di Abakaliki, Nigeria, 70% pria subjek penelitian yang berkonsultasi dengan pasangannya di klinik tersebut mengalami oligospermia.
Penelitian lain yang dilakukan pada 1000 pria infertil di sebuah rumah sakit di Tehran, Iran, menemukan 23% subjek penelitian mengalami oligospermia tanpa kelainan analisis sperma lain.[11,12]
Indonesia
Belum ada penelitian skala besar mengenai epidemiologi infertilitas pria maupun oligospermia dan kelainan analisis sperma lain di Indonesia.
Mortalitas
Oligospermia tidak berhubungan secara langsung dengan peningkatan risiko kematian, tetapi etiologi yang mendasari dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Hanson et al. oligospermia kemungkinan memiliki hubungan dengan risiko kanker testis.[17]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli