Prognosis Oligospermia
Prognosis oligospermia dengan terapi perbaikan gaya hidup, persentase kehamilan mencapai 7,6% dari 86 pasien dalam waktu 2 tahun.[18]
Komplikasi
Oligospermia sendiri tidak menyebabkan komplikasi, namun etiologi dan tata laksana oligospermia dapat menyebabkan komplikasi.
Oligospermia merupakan kelainan yang disebabkan oleh penyakit dan faktor risiko, seperti orchitis, penyakit pada hipofisis, kanker testis, sarkoidosis, sindrom metabolik, dan penyakit kronik lain, yang dapat menyebabkan komplikasi berbeda–beda.
Komplikasi yang dapat dialami pasien oligospermia juga dapat disebabkan oleh terapi yang dijalani, seperti penurunan densitas tulang dan peningkatan lemak tubuh akibat penurunan jumlah estrogen pada penggunaan aromatase inhibitor.
Selain itu, dapat ditemukan adanya peningkatan risiko kanker payudara dan kanker prostat, eksaserbasi gagal jantung, dan obstructive sleep apnea pada penggunaan terapi hormonal.[6,7]
Prognosis
Prognosis oligospermia diukur berdasarkan keberhasilan kehamilan setelah terapi yang dijalani oleh pasien dan pasangannya. Pada beberapa pasien yang menjalankan terapi perubahan gaya hidup dengan baik, persentase kehamilan mencapai 7,6% dari 86 pasien dalam waktu 2 tahun.[18]
Studi lain yang melibatkan 308 pasangan dengan pria oligospermia, 22,1% pasangan berhasil hamil. Dari total pasangan berhasil hamil, 15,05% mengalami abortus, dan 0,9% mengalami kehamilan ektopik.
Penelitian ini menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan kehamilan pada pasangan dengan pria oligospermia adalah parameter analisis semen selain jumlah sel sperma, seperti volume semen, motilitas, dan morfologi. Pada pasangan dengan pria yang konsentrasi sel spermanya <2 juta per ml, keberhasilan kehamilan menjadi sangat kecil (1,6%).[16]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli