Pendahuluan Alopecia Anagen dan Telogen Effluvium
Alopecia anagen dan telogen effluvium merupakan kerontokan rambut yang biasa terjadi akibat kemoterapi, stres fisik, stres fisiologis, maupun efek samping obat. Alopecia effluvium sendiri didefinisikan sebagai kerontokan rambut sebanyak kurang lebih 120 helai dalam sehari yang menyebabkan kebotakan.
Anagen effluvium mengacu pada kerontokan rambut yang muncul selama tahap anagen pada siklus rambut. Sementara itu, telogen effluvium mengacu pada penipisan atau kerontokan rambut saat awal masuknya rambut dalam fase telogen.[1]
Kerontokan ini dapat terjadi secara difus (setempat) dan bila tidak ditangani effluvium dapat menyebabkan kebotakan (alopecia). Meski demikian, tanda dan gejala yang subklinis menyebabkan tidak banyak orang dengan keluhan kerontokan rambut pergi ke dokter untuk mencari pengobatan. Oleh karena itu, tidak diketahui secara pasti angka insidensi serta prevalensi dari gangguan ini.[1,2]
Diagnosis alopecia anagen dan telogen effluvium perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan rambut rontok secara berlebihan dan tiba-tiba. Kondisi ini bisa berkaitan dengan perubahan hormon, stres, atau penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk rivaroxaban dan derivat retinol.
Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan. Pemeriksaan penunjang yang bisa bermanfaat antara lain trichogram, videodermoskopi, dan biopsi kulit kepala. Dokter juga perlu mempertimbangkan aspek psikologis, misalnya adanya gangguan kecemasan yang menyebabkan trichodynia.[1]
Pada banyak kasus, alopecia anagen dan telogen effluvium bisa sembuh dengan sendirinya. Penggunaan obat topikal, seperti minoxidil dan finasteride, dapat menginduksi kembali pertumbuhan rambut.[1,2]