Patofisiologi Alopecia Anagen dan Telogen Effluvium
Patofisiologi alopecia anagen dan telogen effluvium diduga melibatkan stimulus tertentu, seperti stres, demam, atau konsumsi obat. Perbedaan dari alopecia anagen dan telogen effluvium ada pada fase kerontokan rambut, yakni di fase anagen atau telogen.[1-3]
Siklus Rambut
Rambut manusia normal dapat diklasifikasikan menjadi tiga fase siklus pertumbuhan, yakni fase anagen, katagen, dan telogen.[1-4]
Fase Anagen
Rambut anagen berada dalam masa pertumbuhan dengan sel-sel matriks folikel rambut mengalami aktivitas mitosis yang kuat. Rambut ini memiliki akar panjang berlekuk yang ditutupi dengan selubung akar dalam dan luar yang utuh, serta berpigmen. Mayoritas rambut di kulit kepala ada dalam fase ini.[1-4,12]
Fase Katagen dan Telogen
Menjelang akhir fase anagen, jumlah pigmen berkurang di dasar folikel, lalu mengembang membentuk klub keratin. Selanjutnya, rambut masuk dalam fase katagen, yakni suatu fase transisi di mana aktivitas mitosis menurun.
Pada fase ini, folikel terpisah dari papila dermal dan pleksus kapiler dan bergerak ke atas di dalam selubung jaringan ikat menuju epidermis. Hasilnya adalah rambut telogen yang berada dalam fase istirahat. Rambut-rambut ini memiliki akar pendek berbentuk tongkat yang menjangkar di folikel. Rambut fase telogen memiliki selubung akar lebih sedikit dan tampak terdapat depigmentasi bagian proksimal batang. Rambut akan terus dalam keadaan istirahat hingga folikel secara spontan masuk kembali ke fase anagen.[1-4,7,12]
Telogen Effluvium
Berdasarkan perjalanan penyakitnya, telogen effluvium diklasifikasikan menjadi telogen effluvium akut dan kronik. Telogen effluvium akut biasanya terjadi secara difus non sikatrikal selama kurang dari enam bulan. Telogen effluvium kronis dapat terjadi secara primer maupun sekunder akibat penyakit sistemik.
Berdasarkan mekanisme terjadinya, telogen effluvium dibagi menjadi lima tipe. Tiga tipe di antaranya berhubungan dengan gangguan pada fase anagen, sedangkan dua lainnya disebabkan oleh gangguan pada fase telogen.[1,3]
Pelepasan Anagen Cepat (Immediate Anagen Release)
Tipe ini merupakan bentuk tersering telogen effluvium. Paparan terhadap stimulus tertentu, seperti stres, obat-obatan, dan demam tinggi, menyebabkan folikel rambut yang berada pada fase anagen menjalani fase telogen secara prematur. Telogen effluvium dengan mekanisme ini biasanya terjadi selama 3-5 minggu.[3]
Pelepasan Anagen Tertunda (Delayed Anagen Release)
Pada tipe ini, telogen effluvium terjadi akibat perubahan hormon yang terjadi secara cepat, misalnya pada kasus kerontokan rambut pasca persalinan (post-partum hair loss). Pada kasus ini, kadar estrogen plasenta yang menurun secara mendadak menyebabkan rambut berada pada fase anagen dalam durasi yang lebih lama dari durasi normal selama kehamilan. Estrogen, terutama dalam bentuk estradiol, diketahui dapat memperpanjang durasi anagen pada siklus rambut.[2,3]
Namun, pasca persalinan, kadar hormon estrogen kembali ke normal dan terjadi kekurangan kadar estrogen yang relatif pada tubuh. Hal ini menyebabkan seluruh folikel rambut tersebut memasuki fase katagen pada waktu yang bersamaan.[3]
Fase Anagen Pendek (Short Anagen Phase)
Beberapa penyakit genetik, seperti hipotrikosis idiopatik dan displasia ektodermal dapat mencetuskan short anagen syndrome yang menyebabkan terjadinya telogen effluvium terus-menerus.[3]
Pelepasan Telogen Cepat (Immediate Telogen Release)
Mekanisme telogen effluvium ini ditandai dengan adanya pemendekan fase telogen dan permulaan fase anagen karena paparan zat tertentu, seperti minoxidil topikal, yang berpotensi menginduksi fase telogen. Dalam hal ini, stimulasi pada fase anagen menyebabkan kerontokan rambut yang berada pada fase istirahat.[3]
Pelepasan Telogen Tertunda (Delayed Telogen Release)
Telogen effluvium ini dapat terjadi pada pasien dengan riwayat bepergian dari daerah dengan durasi siang hari yang pendek ke daerah dengan durasi siang hari yang lebih panjang.[3]
Anagen Effluvium
Anagen effluvium merupakan bentuk alopecia effluvium yang lebih jarang terjadi. Patofisiologi anagen effluvium umumnya melibatkan gangguan pada folikel rambut yang merusak aktivitas mitosis atau metabolisme.[12]
Kemoterapi dan Anagen Effluvium
Anagen effluvium sering berkaitan dengan paparan agen kemoterapi golongan antimetabolit, agen alkilasi, dan penghambat mitosis. Pada kasus anagen effluvium, terjadi penghambatan atau terhentinya pembelahan sel pada matriks rambut yang menyebabkan segmen batang rambut menjadi sempit dan melemah. Hal ini menyebabkan batang rambut rentan patah dengan trauma minimal, maupun terjadi kegagalan total pembentukan rambut.[12]
Patofisiologi Anagen Effluvium Lainnya
Selain terkait kemoterapi, anagen effluvium juga terjadi pada orang dengan alopecia areata sebagai akibat dari inflamasi pada matriks. Temuan klinisnya adalah patahan yang meruncing pada batang rambut yang menyempit akibat kerusakan matriks. Poros patah ada di lokasi penyempitan batang rambut.
Pada kasus yang jarang, anagen effluvium bisa timbul sebagai gejala pemfigus vulgaris. Pada kasus ini, folikel rambut menjadi target autoantibodi pemfigus karena protein desmosomal banyak diekspresikan dalam epitel folikel.[12]