Diagnosis Tinea Barbae
Diagnosis tinea barbae dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan mikroskopik dan kultur dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis.
Anamnesis
Pasien tinea barbae umumnya datang dengan keluhan pruritus dan munculnya satu atau lebih bercak kemerahan dengan tepi meninggi di area wajah dan leher, terutama pada area kumis dan janggut. Pada infeksi yang berat, tinea barbae dapat menutupi seluruh area wajah dan leher. Pasien juga bisa mengeluhkan rontok pada rambut wajah.
Pada anamnesis juga perlu ditanyakan apakah pasien memiliki kontak dengan binatang yang bisa menularkan dermatofita zoofilik, seperti kucing, sapi, atau anjing. Tanyakan juga apakah pasien memiliki keluhan tinea pada area tubuh lain ataukah ada anggota keluarga atau serumah yang memiliki keluhan serupa.[2,3]
Pemeriksaan Fisik
Terdapat dua varian klinis tinea barbae berdasarkan patogen penyebabnya, yaitu tipe inflamasi dan noninflamasi
Tipe Inflamasi (Akibat Dermatofita Zoofilik)
Reaksi inflamasi akibat dermatofita zoofilik lebih kuat, sehingga biasanya menghasilkan manifestasi klinis lebih berat dan lebih dalam. Lesi umumnya terlokalisasi pada daerah dagu, pipi, atau leher, jarang melibatkan bibir atas. Tampilan klinis berupa plak atau nodul yang meradang, dapat disertai pustul dan fistula folikuler. Rambut mudah rontok atau patah. Terdapat eksudat, pus dan krusta yang menutupi permukaan kulit (kerion Celsi). Dapat disertai limfadenopati regional, demam, dan malaise.[1.2,6,8]
Tipe Noninflamasi (Akibat Dermatofita Antropofilik)
Infeksi jamur pada tipe noninflamasi bersifat superfisial, morfologinya menyerupai tinea corporis dan folikulitis superfisial (varian sycosiformis). Tampilan klinis noninflamasi muncul berupa plak eritem datar dengan pinggir aktif, terbentuk dari papul, vesikel atau krusta. Rambut di sekitar kulit yang terinfeksi mudah patah, atau terdapat sumbatan folikel rambut. Lesi pustular dengan rambut rontok merupakan ciri varian kronis dari infeksi jamur yang menyerupai sycosis (folikulitis pustular pada janggut), sehingga disebut sycosiform tinea barbae.[1.2,6,8]
Diagnosis Banding
Terdapat beberapa penyakit yang dapat menyerupai tampilan tinea barbae karena morfologi tinea barbae sangat bervariasi.
Folikulitis
Folikulitis adalah inflamasi pada folikel rambut. Folikulitis ditandai dengan gejala berupa papul dan pustul multipel dengan dasar eritema, terdapat rambut di tengah lesi. Dapat ditemukan nodul pada infeksi yang lebih dalam. Jika dilakukan pencabutan rambut pada infeksi bakteri akan menimbulkan rasa sakit. Sebaliknya, jika dilakukan pencabutan rambut pada tinea barbae tidak menimbulkan rasa sakit. Patogen penyebab folikulitis dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan Gram dan kultur.[1,2,4,10]
Rosacea
Gejala rosacea dapat muncul berupa eritema, telangiektasia, hingga erupsi papulopustular pada wajah. Pasien cenderung memiliki riwayat wajah memerah, pertama kali muncul pada masa anak-anak atau remaja awal. Pada saat dewasa, lesi kemungkinan dicetuskan oleh minuman panas, suhu tinggi, emosi, dan penyebab lain yang mengakibatkan perubahan suhu tubuh secara cepat.[4,11]
Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik merupakan inflamasi kronis yang ditandai dengan gejala pruritus, eritema, disertai skuama. Lesi cenderung ditemukan di daerah lipatan atau yang terpapar alergen Penderita biasanya memiliki riwayat asthma atau rhinitis alergi, dan riwayat kulit kering.[1,2,12]
Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak biasanya muncul berupa lesi eritema dan skuama pada kulit dengan batas yang tegas. Lesi dapat disertai dengan pruritus, nyeri, atau rasa terbakar. Dermatitis kontak terjadi akibat kontak dengan zat iritan atau alergen.[1,2,13]
Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik merupakan inflamasi kronis pada kulit yang muncul berupa eritema, skuama, dan pruritus, terutama pada area dengan konsentrasi folikel sebasea dan kelenjar sebasea yang aktif seperti wajah, kulit kepala, telinga, badan bagian atas, dan daerah lipatan. Pada kasus meragukan dapat dilakukan biopsi yang menunjukkan parakeratosis pada epidermis, sumbatan pada ostium folikuler, dan spongiosis.[1,14]
Acne Vulgaris
Acne vulgaris merupakan inflamasi kronis yang melibatkan unit pilosebaceous. Lesi inflamasi dapat muncul berupa papul, pustul, atau nodul. Pada acne vulgaris akan ditemukan erupsi komedo di dalam folikel.[2,4,15]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikologis adalah dasar diagnosis tinea barbae. Prosedur pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan mikroskopis langsung, kultur, dan pemeriksaan lampu Wood.[1,2]
Lampu Wood
Pada kasus yang jarang terjadi, ketika Microsporum canis menyebabkan tinea, pemeriksaan lampu Wood sangat membantu. Pemeriksaan akan menunjukkan fluoresensi hijau kusam pada rambut yang terinfeksi.[1,2]
Pemeriksaan Mikroskop Langsung dengan KOH
Spesimen pemeriksaan diambil dari rambut yang terinfeksi (dicabut dengan forseps) dan dari massa pustul. Jika tidak terdapat pustul, spesimen diambil dari kerokan pada tepi lesi. Pemeriksaan langsung dilakukan menggunakan potasium hidroksida (KOH) 20% dengan penambahan dimetil sulfoksida. Penggunaan pewarna tambahan seperti Swartz-Lamkin, tinta biru-hitam Parker atau noda klorazol E hitam, terkadang dapat membantu. Dapat terlihat hifa dan atau artrokonidia dari spesimen pasien tinea menggunakan mikroskop cahaya. [1,2]
Kultur
Cara pengambilan spesimen untuk kultur sama dengan spesimen pemeriksaan dengan KOH. Pemeriksaan kultur memakan waktu sekitar 3-4 minggu. Kultur dilakukan menggunakan agar Saburaud ditambahkan dengan cycloheximide dan chloramphenicol untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur nondermatofita. Identifikasi jamur didasarkan pada morfologi dan tampakan mikroskop dari koloni. Saat ini telah tersedia media khusus untuk identifikasi dermatofita secara cepat dengan indikator warna. Jika spesimen mengandung dermatofita, indikator warna berubah dari kuning menjadi merah cerah.[1,2]
Histologi
Pemeriksaan histologi jarang diperlukan. Terkadang elemen jamur sulit terlihat pada pewarnaan dengan hematosiklin dan eosin. Penggunaan pewarnaan Schiff asam periodik (periodic acid Schiff, PAS) lebih dianjurkan. Pada spesimen biopsi, dapat terlihat folikulitis dan perifollikulitis, dengan spongiosis dan infiltrat folikel limfositik. Terkadang neutrofil dapat terlihat di dalam keratin folikel dalam bentuk mikroabses. Pada kerion kronis dapat diamati adanya giant cell. Arthroconidia dan atau hifa dapat dideteksi pada stratum korneum, folikel rambut, dan batang rambut.[1,2]